Tapi sebelum hal ini berlangsung lebih jauh, tidak boleh ada perasaan apapu. Sedari awalpun Dian mengatakan tidak akan berpacaran, itu berarti perasaan inipun tidak akan berarti.
Tapi gimana kalau saya jatuh cinta beneran?----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah kejadian kemarin, ada sesuatu yang menggangu tidurku, suara –suara itu terus bergema di pikiran ini. bising rintikan hujanpun seakan sunyi tak bersuara. Rasa penasaran dengan Sekolah ini. Atsmosfer kota ini hampir sukses membuat kebaruan dalam diriku, juga membuatku lebih penasaran untuk melihat kejutan apa di hari selanjutnya.
Sesampainya di sekolah, sekolah masih sangat sepi, kursi-kursi masih sangat rapi diatas meja, beberapa kelas masih terkunci rapat begitu juga kelasku. sepertinya aku datang terlalu pagi, anehnya pintu kelas Dian terbuka, langsung menuju kelas Dian, tapi tampaknya tak ada siapa-siapa dikelas ini. aku mencoba melihat-lihat jadwal absensi, mata pelajaran, dan guru pengajar pada kelas Dian, setelah itu aku pergi kearah mading kelas, kudapati mading itu tidak begitu rapih dan tanpa banyak pemberitahuan. pandanganku terfokus pada sebuah tulisan dari Ali bin Abi Thalib, kata-katanya seperti ini "Aku tak sebaik apa yang kau ucapkan, tapi aku juga tak seburuk yang terlintas dihatimu. -Ali Bin Abi Thalib- , ditulis oleh Dian."
lelaki itu membawa banyak kejutan baru padaku, bahkan dari kutipannyapun membuat aku berfikir dn melihat pada diriku. Sekolah mulai ramai, satu persatu kelas dibuka, dan pasa siswa mulai menempati kelasnya masing-masing. Aku sengaja pergi ke kelas Dian terlebih dahulu, untuk mengucapkan selamat pagi kepada teman baruku, tapi Dian tak kunjung datang, Tak lama ada seseorang yang datang, tingginya hampir sama dengan dian namun lebih pendek lagi, menggunakan kacamata, dari penampilannya terlihat seperti anak kutu buku.
"eh sorry, boleh tau gak nama lu siapa?"
"saya?"
"iya elu, menurut loh pagi-pagi begini ada siapa lagi?."
"lah kok jadi nyolot sih,saya gilang." menyodorkan tangannya.
"ihh bukan muhkrim!. eh Btw temen lu mana, si Dian, dia belum dateng ya?"
"ohh Dian, tadi sih dia bilang di grup kelas dia gak hadir Sakit katanya, kehujanan semalam."
"hah? Dian sakit?"
"iya kan tadi saya bilang sakit."
"iya gua tau, eh lu tau alamat rumahnya gak? gua mau jenguk nih."
"jangan. kamu anak baru kan? lebih baik jangan."
"lah, kenapa dengan anak baru, salah?"
"kamu harus banyak belajar dulu di sekolah ini, dan suatu hari nanti juga kamu paham."
"hem,, gak paham gua sama lu,dan sama sekolah ini. psycho loh pada"
"huuu astagfirullah...."
Mendengar bahwa Dian tidak hadir, itu membuatku sedikit kecewa, padahal baru tadi pagi diri ini merasa semangat. Sekarang aku harus berjalan sendiri menuju kelas yang masih kosong dan menunggu tempat ini ramai. Aku benar-benar merasa bersalah, mungkin Dian sakit karena saya, andai saja aku tidak memintanya mengantarkan kerumah pasti Dian tidak akan sakit. Kira-kira Dian lagi apa ya di sana?
Selama di kelas saya hanya menaruh kedua tangan dan kepala saya di meja, rasanya sekolah pun menjadi tidak semangat. Tak lama Nisa datang dan duduk di sebelah ku, wangi chery blosom Nisa sangat lah khas, ia memiliki wajah dan gerak gerik yang halus dan lembut tapi wewangiannya menunjukan sisi lainnya yaitu ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Vs Ketua Rohis
Любовные романыDeara atau yang biasa di panggil Ara, merupakan cewek pindahan asal Jakarta ke kota Bandung. Kepindahan Deara ke sekolah baru membawa nya kepada cerita cinta yang baru dengan seorang ketua eskul Rohis berkulit putih dan berbadan tinggi bernama Dian...