[8] From Now

1.7K 126 7
                                    

WARNING : TYPO BERTEBARAN, OOC, Gaje, dll.

Hinata baru saja ingin kembali ke tempat pesta setelah pergi ke toilet. Tetapi saat di tengah jalan untuk menuju tempat tujuan, dia mendengar suara aneh di belakangnya. Karena jarak toilet dan tempat pesta jauh karena terpisah, Hinata harus berjalan cepat untuk segera sampai. Suara semakin jelas. Hinata berkeringat dingin.

'Suara apa ini? Tapak sepatu? Ini seperti kejadian yang pernah kutonton di televisi' batin Hinata. Hinata berjalan semakin cepat, tetapi suara tapak sepatu itu terus mengikutinya.

'Lama-lama sang tokoh berlari dan kakinya terjerat tali dan jatuh. Saat itu sesosok manusia besar datang dan menangkapnya lalu dia membawanya ke dalam gudang dan sang tokoh dibunuh dengan cara mengenaskan. Lalu mayatnya dibiarkan membusuk.' Batin Hinata -again-.

Hinata lalu berhenti secara mendadak, dan langsung berbalik dan berjalan cepat saat mengingat sesuatu.

'Hpku ketinggalan di toilet. Ah, masa bodoh dengan sesosok itu. Jika macam-macam akan kutendang sampai langit ketujuh.' Batin Hinata

Hinata terus berjalan cepat untuk kembali ke toilet dan saat itu--

BRUGH!

Kedua badan saling bertabrakan. Hinata menabrak dada bidang di depannya. Hinata tak menjaga keseimbangannya dan akan jatuh ke belakang jika tidak ada kedua lengan tangan yang menahannya. Dua sepasang mata saling menatap -jade dan amethyst- ya sang pemilik mata jade -Gaara-. Mereka saling menatap di lampu yang temaram di terangi oleh sinar rembulan dari luar jendela koridor sekolah.

Hinata yang menyadari posisi yang tidak nyaman ini segera berdiri dengan sempurna. Gaara yang mengerti segera menarik kedua tangannya sambil sedikit merona.

"Gomenasai, Gaara-kun. Aku tidak melihatmu tadi." Ucap Hinata sambil menundukkan kepalanya. Selain menundukkan kepalanya, Hinata juga untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah karena peristiwa tadi.

"Daijobou, Hinata-san. Aku juga tadi tidak melihatmu." Jawab Gaara sambil tersenyum tipis-sangat tipis-.

"Aah... sou ka. Summimasen, Gaara-kun. Aku ingin kembali ke toilet. Summimasen." Ucap Hinata.

Hinata segera berjalan cepat meninggalkan Gaara di koridor. Hinata menghindar dari Gaara karena wajahnya semerah tomat.

'Astaga, senyumnya bikin salting. Kukira dia tidak bisa tersenyum.' Batin Hinata sambil menundukkan kepalanya.

--The Famous Girl--

'Mungkin dari sekarang, aku harus mencoba merebut hatinya. Setidaknya aku berusaha daripada tidak sama sekali.' Batin Gaara saat dia sudah duduk di salah satu kursi yang ada di tempat pesta yaitu di ujung ruangan. Gaara melamun memikirkan sesuatu sambil memainkan gelas yang ada di tangannya.

Dia tidak menyadari jika ada seseorang menghampirinya. Gaara terlonjak kaget saat punggungnya di tepuk keras oleh seseorang dan menoleh ke arah pelaku tersebut.

"Hei, jangan melamun di pojok ruangan. Kau bisa kesambet setan lho~" ucap sang pelaku -Konan-

"Cih, memangnya ada apa? Apakah itu urusanmu?" Tanya Gaara dengan sarkastik.

"Tidak ada apa-apa sih. Memang itu bukan urusanku sih, tapi asal kau tau saja. Cinta tidak bisa di dapatkan jika kau terus berdiam diri tanpa berusaha. Kau bisa keduluan yang lain." Jelas Konan sambil duduk disamping Gaara.

"Aku tidak memikirkan seseorang kok. Aku hanya.. hanya memikirkan masalah pertandingan kok." Elak Gaara.

"Halah~ jangan berbohong. Aku tau kau memikirkan apa. Kau pasti memikirkan Hinata kan~" Goda Konan

The Famous GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang