sembilan

12 5 4
                                    

Sabtu pagi Arta masih tidur bagaikan Snow white. Untung saja hari ini tanggal merah, jadi sekolah libur. Tubuhnya masih di tutupi selimbut tebal bermotif Mickey mouse kesukaannya. Inilah efek dari kehujanan semalam. Meski kemarin ia tak merasakan apa-apa kemarin tapi sekarang tidurnya jadi Nge-bo. Padahal Matahari sudah masuk ke dalam jendela kamarnya, Burung burung sudah berjeritan di atas pohon, ayam sudah kukuruyuk di dalam kandangnya, Alarm udah bunyi beberapa saat yang lalu, bahkan tukang sayur udah manggil-manggil minta sayurannya di beli. Tapi ia tak terusik sedikitpun. Tidurnya sangat nyenyak. Mungkin meski ada gempa sekalipun, ia tetap akan tidur. Dio udah beberapa kali bolak-balik mengetuk pintu kamar kakaknya, namun usahanya sia-sia. Bahkan Mama Papa sudah mencoba membangunkannya, namun tidak berhasil. Kamarnya terkunci, hibernasinya sukses.

" Emangnya dia kemaren pergi kemana ?" Ucap mama sambil menuangkan teh ke gelas Papa yang sedang membaca koran

" Danau Toba di sumatera barat " Ucap Papa membaca judul yang tertera di koran harian itu

" Hah ? Danau toba ? Anak kita liburan kesana pah ?"

" Apaan sih mamah Le to the bay deh, papa kan Cuma baca judul di koran"

" hmm... Gini nih akibatnya kebanyakan nonton sinetron " Ucap mama sinis

Papa hanya memandang mama sekilas, kemudian kembali fokus membaca korannya.

Seorang gadis berkaos hitam pendek dan bercelana jeans warna putih itu berjalan menuju ke pekarangan rumah Arta. Rambutnya terurai panjang hingga sebokong. Sepanjang jalan ia terus tersenyum sumringah. Kini ia di hadapkan dengan Mama dan Papa Arta di teras rumah Arta yang sedang romantis berduaan.

" Pagi om, tante, " Sapa Nola

" Ola, tumben baru kesini lagi. Kemaren-kemaren kemana ? Kok gak main ke rumah ?" Ucap Mama

" Panjang tan ceritanya, kalo di ceritain bisa satu naskah film "

" Yaudah masuk gih, bangunin Arta tidur, udah morning gini belom bangun " Ucap Papa

" Eh Pah ! kamarnya kan di kunci" Ucap Mama

" Kalau gak salah Papa punya kunci duplikat deh, "

" Oh iya baru inget, ada di atas kulkas La ! pilih kunci yang di kasih nama 'Kak Tata',"

" Makasih Om, tante"

Nola membuka pintu kamar Arta. Ternyata Arta masih tidur dengan posisi tengkurap. Di ujung bibirnya terlihat cairan bening mengalir melewati dagunya dan berakhir pada bantal kemudian membentuk pulau-pulau baru yang indah. Sungguh karya seni yang luar biasa, dalam keadaan tidur saja Arta bisa membuat karya seni.

" Ta ! woy bangun woy ! " Nola mengguncang tubuh Arta dengan lengan kanannya.

Namun tak ada reaksi apapun. Nola pun mencoba cara yang paling handal, paling ampuh, paling mujarab untuk membangunkan si kebo cantik ini. Ia mengeluarkan sesuatu dari balik saku celananya. Nampak sebuah cabe rawit bonus beli gorengan tadi . Nola mematahkan cabai rawit itu hingga terbelah 2, kemudian salah satunya di masukan kedalam mulut Arta. Arta langsung bereaksi. Ia meledak seketika. Arta membuka matanya dan berteriak. Huaaaaa... Pedesssssss....Air..Air..Air... Arta langsung mengambil sebotol air minum kemasan dua liter di meja sebelah ranjangnya. Ia langsung meminumnya hingga habis tak tersisa. Nola terkekeh melihat ekspresi gokil sahabatnya. Arta memang sama sekali tak suka pedas. Ia lebih suka makanan yang manis-manis. Jika beli batagor pun kecapnya bisa jadi habis sebotol. Jadi Arta harus bayar lebih ketika beli batagor. Kadang pertanyaan itu sering muncul di benak Nola " Itu batagor di kecapin atau kecap di batagorin sih ?, " Nola sering sekali mengucap itu, bahkan setiap mereka makan batagor. Tapi kini tidak lagi, Nola sepertinya sudah terbiasa dengan cairan kental berwarna hitam pekat di batagor Arta.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang