Lagi-lagi air mata Starla keluar. Starla tidak bisa menyembunyikan rasa rindunya terhadap almarhum suaminya, Bumi Antariksa. Sudah lima tahun mereka berpisah, hati siapa yang tak rindu jika ditinggal oleh seseorang yang kamu sayang? Seseorang yang membuatmu bergantung kepadanya. Bahkan seseorang itu tidak akan pernah bisa lagi kembali di samping kita.
Di sini Starla duduk dengan bermandikan air mata. Mengusap batu nisan yang masih tertulis dengan jelas nama Bumi Antariksa -almarhum suaminya. Tangannya yang satu dia gunakan untuk memegang buku Yasin, guna untuk terus mendoakan almarhum suaminya. Setiap untaian doa yang terucap terdengar patah-patah karena suara tangisnya yang keluar dan tak bisa dibendung lagi. Anak-anaknya yang menemani Starla untuk berkunjung ke makam Ayahnya hanya bisa mengusap punggung Starla perlahan.
Setiap hari, bahkan setiap detik dia merasakan kerinduan yang mendalam terhadap Bumi Antariksa. Namun pada akhirnya hanya lewat untaian doa Starla mengirimkan rindu itu. Seusai sholat dirinya tidak pernah lupa untuk mendoakan Bumi Antariksa, agar almarhum suaminya diberikan tempat yang terbaik di sisi-Nya. Starla sampai sekarang tidak tahu kapan dirinya bisa bertemu lagi dengan Bumi Antariksa. Benar, katanya rindu itu berat. Dan kini aku merasakannya.
Kini matanya terpejam untuk sesaat, berharap agar tangisnya bisa mereda saat ini juga. Starla tidak mau jika Bumi melihatnya dalam keadaan yang tidak baik-baik saja seperti ini. Bumi menginginkan Starla bahagia walaupun tanpa Bumi di sampingnya. Percayalah Bumi tidak akan meninggalkan Starla seperti bumi yang tak akan meninggalkan bintang meskipun itu di waktu malam ataupun pagi.
Kini kilasan kisah cinta Starla dan Bumi teringat dengan jelas di pikiran Starla seperti sebuah video yang memang diciptakan untuk dirinya. Bagaimana cara mereka bertemu. Saling mengenal satu sama lain. Melewati berbagai pertengkaran yang menyebabkan mereka harus mengalami fase putus-nyambung. Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk hidup bersama, saling menyayangi walaupun nantinya rambut yang semula berwarna hitam telah berubah menjadi putih. Dan kini saat semuanya akan bahagia mereka harus kembali berpisah lagi. Karena hanya kematian, takdir yang paling kejam untuk memisahkan kita dengan orang yang kita sayang.
Dulu Starla dan Bumi bertemu saat mereka sedang lari pagi. Bumi yang saat itu sedang fokus dengan ponselnya tidak melihat jika ada seseorang yang sedang berjongkok di depannya. Dan saat itu juga Bumi terjatuh menimpa tubuh Starla yang tidak sebanding dengan dirinya.
Kejadian itu berlangsung lama, karena mereka diam-diam saling mengagumi satu sama lain. Detak jantung mereka juga berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Ganteng banget Tuhan ciptaan-Mu," batin Starla.
"Ya Tuhan ini bidadari kenapa biasa ada di bawah gue, astaga tahan iman. Demit pergi kau sana. Jangan ganggu gue," batin Bumi.
Tapi sayangnya Starla memilih untuk sadar dari lamunannya. "Ehm," dehem Starla.
"Eh... Aduh sorry ya gue enggak sengaja, sini gue bantu," tawar Bumi. Tangannya dengan reflek terulur untuk membantu Starla yang ada di hadapannya saat ini.
Starla melihat tangan Bumi untuk sesaat kepalanya mendongak untuk melihat ekspresi Bumi. Merasa tak yakin untuk menerima uluran tangan Bumi. Akhirnya starla menerima uluran tangan Bumi tiba-tiba saja kini tangannya kembali ia urungkan. Bumi yang melihat hal itu hanya berdecak kesal.
"Astaga gue enggak akan berbuat jahat, gue cuma mau tanggung jawab aja." Tanpa basa-basi lagi Bumi langsung menarik tangan Starla. Starla yang mendapatkan perlakuan seperti itu reflek langsung melotot tajam ke Bumi.
"Iya makanya hati-hati kalau punya mata itu dipakai bukan cuma buat hiasan," kesal Starla. Padahal saat ini jantungnya masih berdetak dengan kencang.
"Lo kira mata gue gantungan kunci pake dikatain hiasan segala?" Starla yang mendengar pertanyaan itu hanya memperlihatkan deretan giginya yang rapi. Salah satu kenangan pertemuan mereka yang pertama kali membuat hati Starla menghangat.
"Kamu itu cantik, tapi berisik," kekeh Bumi. Starla yang mendengar pujian namun juga ejekkan itu hanya mendengus sebal.
"Bahkan, sejuta lagu aja enggak akan cukup untuk melukiskan cantikmu," jeda Bumi. "Dan aku jatuh cinta sama kamu,"
Starla yang mendengar pernyataan Bumi terlonjak kaget. Mukanya terlihat cengo. Bagaimana tidak baru bertemu satu kali udah bilang kalau aku jatuh cinta sama kamu? "Secepat itu kamu cinta sama aku?" tanya Starla.
"Ibu yang nangis udah ya. Kasihan Ayah, nanti yang ada Ayah malah ikutan sedih," tutur Matahari.
"Iya Bu, kasihan Ayah nanti, bukan air mata yang Ayah inginkan saat ibu datang ke sini," kali ini Bulan yang memberikan nasihat.
"Ya kalian benar, maafkan Ibu nak. Ibu hanya merasakan rindu sama Ayah kalian."
"Ya udah sekarang Ibu senyum gini," kedua tangan Bulan terulur untuk menyentuh ujung bibir ibunya dan membentuk satu garis lengkungan yang indah.
"Nah gitu kan ibu jadi keliatan tambah cantik, Ayah jadi makin cinta," kekeh Matahari.
"Udah ah pamit sama Ayah dulu kalau kita mau pulang," perintah Starla.
"Setidaknya kamu sudah memberikan Matahari dan Bulan untukku,"
"Bumi, aku sama anak-anak pulang dulu. Kamu yang bahagia di sisi-Nya. Sering-sering datang ke mimpiku," pesan Starla sebelum pulang.
Kini Starla, Bulan dan Matahari berdiri saling berpelukkan berharap agar Bumi melihat bahwa mereka baik-baik saja. Meskipun awalnya mereka tidak tahu mau dibawa kemana hidup ini tanpa adanya sosok Bumi -ayah Bulan dan Matahari. Tapi mereka menyadari bahwa hidup akan terus berjalan. Berharap masa depan mereka akan menjadi lebih indah dari sebelumnya.
Kamu tahu? Aku bahagia, sangat bahagia sampai-sampai aku tak tahu kata-kata apa yang harus aku ucapkan untukmu. Mungkin jika kita sedang memerankan sebuah film kita akan terpilih menjadi pemeran utamanya, karena memang kita yang sedang berperan dalam kisah ini. Membuat mereka yang melihat setiap perjalanan kisah yang kita lalui menjadi terbawa akan suasana yang ada.
Sampai sekarang aku tahu, kamu tetap mencintaiku, begitupun denganku. Janji ini masih sama seperti dulu. Dan aku akan tetap setia bersamamu, seperti yang kamu inginkan.
Dan benar ketika hati yang mudah rapuh ini diuji oleh duniawi, diuji oleh materi, cinta masih berkuasa di atas segalanya.
Setibanya di rumah Starla kembali membuka surat yang pernah ditulis oleh Bumi semasa hidupnya. Starla tidak pernah bosan untuk membacanya, karena memang hanya itu yang tersisa untuk Starla selain Bulan dan Matahari yang menemaninya. Surat yang berisi ungkapan hati dari Bumi membuat Starla tersenyum hangat. Bagaimana tidak meskipun Bumi telah tiada selama lima tahun namun, Starla merasakan jika Bumi tak pernah meninggalkannya.
Di surat itu tertulis bagaimana cara Bumi bertemu dengan Starla. Bagaimana dengan mudahnya Bumi memberikan hatinya untuk Starla padahal mereka baru saja bertemu. Dulu Bumi berpikir bagaimana dia melanjutkan hidupnya tanpa ada Starla di sisinya, namun ternyata takdir berkata lain. Bumi yang meninggalkan Starla karena kematian yang mengharuskan mereka berpisah. Padahal waktu itu cinta Bumi sudah habis hanya untuk Starla, dunianya hanya terisi dengan Starla, bintangnya.
Bumi selalu memimpikan hari tuanya bersama Starla nanti, memiliki anak-anak yang lucu, saling menyayangi, dan tua bersama sampai rambut mereka yang tadinya hitam berubah menjadi putih. Dan pada akhirnya memang benar Bumi yang terlebih dulu kembali ke pelukan-Nya, namun saat itu juga Bumi bersyukur karena disisa hidupnya Bumi bisa bersama Starla dan kedua anaknya yang mulai tumbuh dewasa.
Bahkan jika suatu saat nanti musim telah berganti, waktu telah berhenti, dan dunia membenci Starla sekalipun Bumi akan tetap di sampingnya. Mencintainya tanpa batas.
Starla mendekap surat itu dengan erat. Air matanya keluar lagi tapi kali ini dengan senyum yang menghiasi bibirnya, "Terimakasih karenamu, aku kembali percaya akan kata cinta."
"Dan terimakasih karena cinta mu untukku tanpa batas."
END
Wkwk ini ide mentok sampai di sini aja 😂 Dan selamat membaca, semoga kalian suka 😆 Ini bener-bener aku luangin waktunya disela-sela kesibukan aku yang padat merayap seperti kota Jakarta :v #padahalakubukanorangjakarta 🙊 Dan terimakasih untuk waktu kalian yang mau menyempatkan membaca cerita ini 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Cinta Untuk Starla-OS
Short StoryTerimakasih, karena kamu telah hadir. Mengisi hari-hariku yang sendirian kini menjadi berdua. Mengubah warna yang tadinya hitam dan putih menjadi pelangi yang indah. Walaupun aku tahu, untuk melihat sebuah pelangi harus melelalui hujan terlebih dahu...