Senin malam ini, hujan datang membasahi rumput di tamanku.
Bau basah ini mengingatkanku akan banyak hal.
Lantai rumahku pun ikut lembab.
Kuhirup bau basah itu lagi, dan sekarang aku sudah ada dalam khayalanku.Teringat kali pertama, aku mengenalmu.
Saat tangan yang menengadah ini tak ada jawaban.
Kamu begitu sibuk memalingkan wajahmu, dan aku tahu persis apa yang ada dibalik gerik itu.
Kamu begitu menawan saat itu.Semakin lama waktu berjalan, semakin banyak yang mulai sadar.
Bahwa aku mulai mengambil langkah.
Kamupun tahu, namun kamu tak peduli.
Tetap lurus pandanganmu, menoleh sedikit pun tidak.Dan saat seorang gadis dan laki-laki dekat, ada kala cinta menggoda.
Aku tak pernah tahu ada perasaan apa di ujung sana, namun semua sudah jelas, aku mulai terpikat.Baju biru tua dan celana hitam rapi itu membuatku terpikat untuk yang kesekian kalinya.
Kamu tak pernah membuatku mabuk seperti ini.
Dan aku pun tahu jua, bahwa kamu tak seperti ini untukku.
Karena dibalik semua ini, ada nama lain yang sering kamu ucapkan sembari tersenyum.Dan saat itu pula aku ingat,
Aku tak harus meminta jawaban.Senin Malam ini, bau basah menyerbak di rongga dadaku.
Kenangan akan hujan di siang hari itu kembali terlintas di benakku.
Aku yang hanya dapat melihat punggung tegakmu, semakin yakin akan apa yang kurasa.
Aku yang hanya dapat berlari mengejarmu, semakin sulit menyangkal apa yang kurasa.
Aku yang hanya dapat menyebutkan namamu dalam doaku, semakin sedih menyadari kenyataan.Senin Malam ini, kututup lagi mataku.
Mereka benar, aku menyukaimu.Monday, 20th of March 2017
21.09
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi : Hari-hari Bersamamu [COMPLETED]
PoetryAda kala cinta menggoda. Ada kala cinta menyakiti. Ada kala cinta meragukan. Ada kala cinta menyembuhkan. Ada kala cinta membiarkan. Ada kala cinta melepas. Ada kala cinta menyadari. Siapa yang tahu soal cinta? Akupun tidak. Tapi aku tahu persis, pe...