chapter 6

1K 31 0
                                    

Setelah makan siang di Restaurant,Azka dan Brayen kembali ke kantor,sepanjang jalan Azka hanya diam, sedangkan Brayen sibuk dengan Berkas di tangannya.

Drtttttt drttttttt

Hp Azka  berdering menandakan sebuah panggilan masuk

"Halo,ada apa nat?"Suaranya sedikit kecil krna ada brayen di sampingnya

"Kak,mommy dan daddy tdk mau kemana-mana mereka tidak mau merepotkan kakak"Natali adik bungsu Azka menjawabnya dengan nada Lirih

"Mereka tau kakak di sni tnggal berdua di apartemen bersama kak Reste"Nathali melanjutkan kalimatnya

"Tidak,kakak tdak kerepotan kok,kan kamu tau apartemen kakak cukup luas,masih trsisa 1 kamar,kakak dan reste kan sekamar jdi kamar satunya bisa kalian pakai"Azka mengecilkan volume suaranya,krna sedari tadi Brayen trus memandangnya

"Tidak kak,kami jga skrang tnggal di Rumah Tuan Jason.dia menawarkan kami 2 kamar,itu bekas gudang tpi kami sudah membersihkannya"Natali mengucapkanya dengan Suara ceria

Ingin rasanya merintih menangis,hatinya merasa tercabik2 mendengar keluarga tidur di kamar bekas gudang

"Kak jngan sedih,kakak tau kan Tuan jason sangat baik,dan di sini tidak ada kamar yg kosong makanya dia Menawari kami tinggal di sna"Natali mengetahui bahwa kakaknya pasti sngat sedih mengetahiu ha litu makanya dia mengarang cerita itu

Di rumah Tuan jason sngat bnyak kamar,tetapi Orangtua Azka sngat malu terhadap keluarga Tuanya yg sangat berjasa dalam hidupnya itu,mereka sempat menolak saat di tawari tinggal bersama,krna desakan Tuan jason mereka menerima ajakan itu dan memilih tinggal di bekas gudang

"Nat,sebentar kakak tlfon kamu yah,sampaikan pada Mommy dan daddy kalau kakak rindu skli sma mereka,dan tolong pantau kesehatan mereka"Azka mengakhiri panggilan trsebut dan berbalik ke jendela,agar brayen tdk mengetahuinya bahwa ia sedang menangis

Brayen mendengar semuanya,dan ia menyimpulkan bahwa yang menelfon Azka itu adalah saudara Azka

"Lain kali,kalau sedang bersama saya,jangan menerima panggilan,saya tdk suka terganggu"Brayen Mengatakannya tanpa ekpresi

"Iiii yyaaa sir maafkan sya"Suara Azka bergetar,bukan karena takut,tapi krna Azka kepikiran keluarganya

Bukannya Brayen tdk menyadari hal itu,tapi iya lebih memilih untuk fokus pada berkas yg ia pelajari

"Sir,maaf saya bisa turun di sini?saya ingin membeli beberapa kebutuhan"Azka menundukann kepalanya

"Silahkan!"Brayen mengucapkannya tanpa menoleh sedikutpun

Azka keluar dari mobil itu Dan masuk ke sebuah Cafe sangat ramai,saat di perjalanan ia melihat lowongan kerja di cafe ini,dan jam kerjanya malam,Dari pada berdiam diri malam2 ada baiknya aku kerja,pikir Azka.saat memasuki Cafe itu Azka di sambut ramah oleh wanita cantik

"Permisi ada yg bisa sya bantu?"Sambut wanita dengan ramah di meja Kasir

"Apa disini masih membutuhkan seorang pelayan?"Azka tersenyum lembut

Wanita di depan Azka,menilai penampilan Azka,"dia sangat cantik,tidak cocok menjadi seorang pelayan"ucapnya dalam hati

"Iya,silahkan ikut saya"seorang pelayan lelaki datang dan menunjukan Azka sebuah ruangan yg trbuat dri kayu yg di desain sangat Indah

"Silahkan masuk,kalau begitu sya permisi dulu"ucap pelayan itu sopan

"Terimah kasih"blas azka trsenyum lembut

Tokkk tokkk
Azka mengetok pintu kayu itu

"Silahkan masuk"suara dari bilik itu menyeruak

________

Ngak mood segini dulu yah😆😆

Jngan lupa vote and comment

The love triangleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang