1

146 24 33
                                    

Aku tau ini gak wajar terjadi. Tapi ini terjadi padaku. Aku sedang mengalami hal ini sekarang.

:::

Ini sudah waktu jam pulang sekolah. Tapi, aku mengurungkan niat untuk bergegas dari sekolah dan pergi menuju kelas 3-2. Aku ingin mengungkapkan perasaanku di hari terakhir ia di sini.

Aku di koridor kelas 3-4. Melihat dari sini ia bersama perempuan yang menurutku tidak asing. Perempuan yang ku kenali pergi setelah melambaikan tangan kepada lawan bicaranya. Tanpa berfikir lama aku langsung menghampirinya.

"Kamu belum pulang, Rif?" tanyanya. Aku menggerakkan kepalaku ke kanan dan ke kiri sebagai jawaban pertanyaannya.

"Lho, terus kamu ngapain ke sini? Syabil baru aja balik." lanjutnya.

Aku menunduk dan terdiam. Memikirkan bagaimana cara menyampaikan perasaanku ini kepadanya. Aku menghela napas. Sembari mencari kata-kata yang pas untuk di ucapkan.

"Jadi ada apa, Rif? Apa kamu perlu ada perlu sama saya?" Aku menggoyangkan kepala keatas dan kebawah.

Aku langsung menggambil barang yang sudah kusiapkan sebelumnya di tas yang ku jinjing.

Dia melihatku dengan pandangan bertanya. 'Itu apa?'

Aku langsung memberinya. "Untuk saya?" tanyanya.

"Iya, ini untuk kamu." kataku. Dia tersenyum. Berterima kasih.

"Ini saja? Kalau begitu saya pulang dulu ya? Makasih hadiahnya." Dia ingin beranjak namun langsung ku tarik pergelangan tangannya.

"Tunggu sebentar."

"Aku ingin berbicara hal yang penting." sambungku.

Dia pun balik ke posisi awal. Menunggu apa yang ingin aku sampaikan padanya.

"Aku tau ini mustahil terjadi. Malah orang menganggap ini gila. Tapi, karena hal ini aku malah yang jadi gila kalau tidak di ungkapkan. AKU SAYANG KAMU" Kataku to the point.

Raut mukanya berubah. Dia terkejut. Aku tau itu.

Dia langsung tersenyum "Aku juga sayang kamu, Rif. Tapi gak lebih dari seorang guru dengan muridnya. Lagi pula aku hanya mahasiswi magang di sekolah ini. Masih banyak siswi di sekolah ini yang mungkin ingin menjadi kekasihmu."

"Maaf ya, Rif. Kalau begitu aku pulang dulu ya. Pacarku sudah jemput. Kamu rajin belajar ya. Semoga kita bisa bertemu lagi. Bye."

Aku mematung dan melihat punggungnya menjauh dari pandanganku untuk terakhir kalinya. Jadi ini benar. Orang-orang bilang padaku, mustahil kalau ia menerima ungkapan perasaanku. Inikah rasanya Patah hati?






::::::::

Annyeong, guys!
Ini cerita pertamaku di Wattpad. Tolong di beri saran dan kritik ya. Semua masukan yang kalian berikan adalah motivasiku untuk membuat cerita yang lebih baik.

'Mianhae, kalau ada kesalahan pengetikan.'

Jangan lupa di vote, comment, and share!

Salam Kwon Seok-Kwan

IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang