Chan : Let's Have Fun!

2.3K 223 2
                                    

"Chan-ie, ayo temani aku ke timezone baru itu!"

"Tapi--"

"Ayolah, Chan-ie. Kumohon." aku menunjukan wajah memohonku.

Dia mendengus, "Baiklah, tapi satu jam saja, oke?"

"Oke!" aku langsung menarik tangannya menuju timezone yang ku maksud.

· SVT ·

Aku melangkahkan kaki ke dalamnya lalu membeli beberapa koin di kasir. Aku berbalik badan menghadap Chan, "Kau mau main apa, Chan?"

"Kau saja, (y/n). Aku tak mau main permainan anak-anak."

Aku terkekeh, "Jangan sok dewasa, Chan. Bahkan kau masih sering merengek meminta susu ke Seokmin Oppa kan?"

Chan membelalakan matanya, "Siapa yang memberitahumu? Pasti Seokmin Hyung, kan? Awas saja kuda itu, akan ku habisi nanti." dia mengepalkan tangannya.

Aku tertawa pelan, "Ani. Kau tahu, suara rengekkanmu itu terdengar sampai rumahku."

Dia menutup wajahnya, "Ah, akumaluketahuanolehorangyangkusuka."

Aku menatapnya bingung, "Kau bilang apa tadi, Chan?"

Dia seperti tersadar sesuatu, "Ah, tidak, bukan apa-apa. Lebih baik kita bermain sekarang." dia menarikku menuju permainan basket.

· SVT ·

Kami sekarang berada di dalam photobox yang ada di timezone.

"Cepat bergaya, Chan!" suruhku ke Chan yang sudah duduk di sampingku.

Cup

Cekrek

Aku terkejut. Aku menoleh ke Chan yang sedang menatapku intens.

Cekrek

"Aku menyukaimu, (y/n). Maukah kau jadi kekasihku?"

Cekrek

"Kau diam. Ku anggap jawabannya iya." dia menarikku keluar dari photobox ini lalu mengambil hasil gambar yang tadi kami ambil.

"Lihat, Chagi." ujarnya membuat pipiku memanas. "Gambar pertama, aku mencium pipimu." pipiku makin panas. "Gambar kedua, kau terpaku menatapku dengan pipi yang merona." pipiku semakin panas. "Gambar ketiga, kita bertatapan dan kau sangat merona." dia menoleh menatapku, "Sekarang, kau sangat merah. Aku jadi gemas." ujarnya seraya mencubit pipiku.

"Aish, sialan kau, Chan." ujarku seraya menutupi pipiku.

"Jangan seperti itu, Chagi-ya. Ingat! Kita sudah berpacaran."

Pipiku menghangat lagi.

"Ah, kau sangat mudah memerah rupanya."

Aku menangkup pipiku lagi, "Aish, aku tak mau berpacaran dengan anak kecil."

"Aku sudah dewasa."

"Ani. Kau masih sering merengek meminta susu ke Seokmin Oppa, itu kau bilang dewasa?"

"Arraseo, aku tak akan merengek lagi. Tapi, kau harus menjadi pacarku." pipiku memanas lagi. "Dan aku tak terima penolakkan."

Aish, kenapa aku mudah memanas seperti ini?

- END -

Anju. Ending macam apa itu?
Sorry pendek.

Gomawo~

#250317

✅ | Imagine With SEVENTEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang