Part 41

2.4K 113 2
                                    

Kita selesai

Kita selesai

Kita selesai

Kita selesai

Kita selesai

Kata kata itu terus menghantui Risaa. Tak pernah ia bayangkan bahwa penantiannya tak berujung manis. Risaa menelusupkan kepalanya di kedua tangannya. Mengeluarkan semua air mata yang tersisa. Sudah beberapa hari dari kejadian hari itu tapi itu semua bagaikan terjadi setiap hari bagi Risaa. Karna setiap hari ia merasakan sakit yang sama bahkan kadang bertambah besar.

Diraihnya undangan berwarna maroon itu dari nakasnya. Tertulis jelas nama orang yang dicintainya 9 tahun terakhir bersama nama orang yang paling ia benci. Ditatapnya nanar undangan itu. Tangannya bergetar. Air matanya bagaikan tertahan di mata lalu meluncur indah tepat di undangan itu.

Kamu bahkan beneran nikah sama dia kak. Kamu nikah sama Rianti. Apa keputusanku buat ninggalin kakak itu jalan terbaik?

Tangan Risaa bergetar hebat hingga akhirnya undangan itu jatuh.

Aku cinta sama kamu kak. Apa kakak bisa janji ke aku kalo Rianti bakal mencintai kakak lebih dari aku?

••••

Adli menggebrak mejanya penuh emosi, "Kok bisa jadi atas nama kamu? Aku gak nikah sama kamu Ri"

Rianti pura pura bersedih, "Aku juga gak tau dli. Mungkin karna mesennya pake nama aku"

Adli tersenyum sinis, "Gak mungkin lah! Kamu pikir aku bodoh hah?! Aku gak mau tau tarik semua undangannya!"

Rianti menatap Adli tak percaya, "Undangannya disebar buat 1500 orang Adli. Gimana aku narik nya?"

"Udahlah Adli itu artinya memang kita yang harus nikah. Bukan kamu sama Risaa!" Sambung Rianti

Adli mendelik, "Ogah aku sama kamu. Tarik pake tali. Aku gak mau tau. Harus. Kalo itu gak kamu lakuin jangan harap Mike baik baik aja" ancam Adli menggunakan Mike

"OKE FINE"

Rianti meninggalkan ruangan Adli sambil menghentakkan kakinya kesal.

Marahin Mike aja gak berani apa lagi nyelakain. Poor Rianti

Tak lama setelah kepergian Rianti, pintu ruangan Adli kembali terbuka. Dan tampaklah Septian memasuki ruangan itu dengan jas kebanggannya.

"Wah pengantin cowoknya bahagia banget ya? Ya gimana gak bahagia sih orang udah nyakitin perasaan orang yang tulus" sindir Septian

Adli menyipitkan matanya, "Gue gak nyakitin dia Sep"

Septian mendelik kesal lalu memukul kepala Adli, "GAK NYAKITIN GIMANA SIH? DASAR BEGO!"

"LO UDAH INGKAR JANJI SAMA DIA. LO GAK HUBUNGIN DIA. LO MARAH MARAHIN DIA BUKAN KARNA KESALAHANNYA. LO BELAIN CEWEK LAIN YANG JELAS JELAS SAINGANNYA RISAA. LO NGATA NGATAIN DIA KEK ANAK KECIL PADAHAL ENGGAK. LO YANG KAYA ANAK KECIL TAU GA?! LABIL" sambung Septian dengan nafas terengah engah

"Gue memang salah" sahut Adli pelan sambil menghembuskan nafasnya kasar

Septian melotot ke arah Adli, "UDAH GITU DOANG? BEGO SIH LO"

"Kagak lah. Gue udah nyusun rencana baru nih" jawab Adli sambil memamerkan senyumnya

Ia menarik Septian mendekatinya lalu membisikinya sesuatu, "Gue pengen buat pernikahan impian dia"

••••

Beberapa hari setelah debatnya dengan Adli, Rianti masih tak melakukan apapun. Bahkan saat ini ia tengah berlanggak lenggok di lorong ramai penuh manusia itu. Sampai akhirnya di sebuah pintu putih ia masuk. Dilihatnya perempuan yang tengah sibuk dengan kerjaannya dengan tatapan sinis

You're My Dream Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang