Bab 12. Kegagalan

30 3 3
                                    

Tak semuanya berjalan sesuai dengan keinginan kita..
Terkadang kita berada di atas dan merasakan apa itu keberhasilan
Dan kadang, kita harus berada di bawah dan merasakan apa itu kegegalan.

Narator pov

Angin kencang tercipta bersamaan dengan gerakan pukulan Rendi.Membuat semua yang disekelilingnya porak poranda,sinar putih dan hitam yang menyelimuti tubuhnya mulai membentuk pilar yang menjulang tinggi menembus awan awan.

Lord phantom hanya menghindar dari serangan Rendi dengan santai. Sementara Rendi hanya menyerang membabi buta namun semuanya dapat dengan mudah dihindar oleh Lord phantom.

"AGGHH SINI KAU!" Geram Rendi. Cahaya hitam dan putih masih menyelimuti tubuhnya.

"Buat apa? Kau kan tak punya hak untuk memerintahkan ku." Cibir Lord phantom, "lagian. Kau kan bukan siapa siapaku." Tambahnya.

Tak lama kemudian Rendi berhenti meyerang membabi buta. Ia hanya berdiri terdiam sambil sedikit menunduk.

"Bukan siapa siapa katamu? Hmph!" Kepala Rendi mulai menengadah "Aku adalah malaikat maut buatmu!" Sedetik kemudian, Rendi sudah berada di belakang Lord phantom.

Ia telah mengumpulkan energi di sekitar telapak tangannya dan bersiap untuk memukul Lord phantom.

Wushh

Angin keras tercipta karna pukulan Rendi. Debu bertebaran dimana mana menutupi semuanya hingga tak terlihat apapun.

Seiring berlalunya waktu debu tersebut menghilang sedikit demi sedikit. Ada sesuatu yang menahan pukulan Rendi.

Sesuatu yang bersisik dan panjang sekaligus nampak tajam nan tebal. Debu masih menutupi sebagian besar benda tersebut.

Seiring berlalunya waktu debu sedikit demi sedikit mulai menghilang dan mulai mrnampakkan sosok yang menahan pukulan Rendi.

Angin berhembus dengan kencang,hingga menghilangkan semua debu yang bertebaran diudara. Dan menampakkan sosok naga dengan sisik brrwarna hitam pekat dan beberapa berwarna putih tengah menghalangi pukulan Rendi dengan ekornya. Sedangkan Lord phantom telah menghilang dari tempatnya.

Naga hitam tersebut memandang Rendi dengan tatapan bengis nan benci. Kedua bola mata merahnya memberikan kesan kebencian yang mendalam.

Raut terkejut tergambar jelas di wajah Rendi. Meski ia terlihat tengah dikendalikan oleh kekuatannya, Rendi sepertinya masih setengah sadar dalam mengontrol tubuhnya. Itu dilihat dari gerak gerik Rendi yang masih terkontrol dan agak tenanng.

"Halo, Rendi. Lama tak berjumpa." Ujar naga hitam tersebut sambil tersenyum menyeringai. Menampakkan deretan giginya yang tajam.

------------------------------------

"Ada apa?" Tanya Lukas kearah Renata yang terlihat terkejut akan sesuatu.

"Hei hei. Jangan bilang kalau ini nyata." Ujar Renata sambil tersenyum pahit kearah Lukas.

"Apa maksudmu?" Lukas menaikkan kedua alisnya.

"Maksudku ujiannya." Jawab Renata ketus.

"Oh,kalau iya memangnya kenapa?" Lukas balas bertanya.

"Kau sudah gila ya?!" Bentak Renata. Ia menaikkan nada bicaranya. Sedangkan Lukas hanya mengernyit.

"Haahhh. Astaga, kau ini gak menghormati privasi orang ya?"

Kernyitan di dahi Lukas makin mendalam. Renata hanya meneouk jidatnya, tampak terlihat kesal dengan kelakuan Lukas.

"Maksudku,kau membuat ujian iani terlalu realistis dan menyangkut tentang masa lalu mereka berempat." Ujar Renata.

Age Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang