1

922 55 3
                                    

Haaahh, aku lapar. Mengapa disaat tengah malam seperti ini sih, omelku sambil melompat dari tempat tidurku dan mengambil cemilan di dapur.

"Oppaaaa~!"
Aku masuk ke dalam kamar tidur Jaehyun oppa sembari membawa beberapa cemilan.

"Mau ngemil tengah malam?" tanyaku seraya menghampiri kasurnya.

Oppa menoleh kala mendengar namanya dilengkingkan olehku dengan halus.

"Oh- umji, kau belum tidur?" Tanya Woojae oppa menggeser posisi duduknya agar aku dapat duduk disampingnya.

"Oh? Belum, tidak bisa tidur hng," ucapku sambil mendudukan diri disebelahnya.

"Woah- cemilan, kebetulan aku sedikit lapar,"

"Ini, tolong sekalian dibukain ya," cengirku dan memberi cemilan tersebut kepada oppa.

Ia mengambil cemilan dari tanganku, "Tidak bisa tidur? Kenapa?" tanyanya kepadaku sambil membuka cemilannya.

"Nah- ini dia," tambahnya sembari mengulur makanan yang telah terbuka.

Aku mengambil beberapa cemilan dari bungkus tersebut, "hum.. Karena belum mengantuk, mungkin?" ucapku sambil memakan camilan tersebut.

Kulihat ia memutar bola matanya jengah. "Bodoh, apa itu jawaban? Aku tau kau belum tidur karena belum mengantuk, gembul. Maksudku kenapa kau belum mengantuk?"

Tangannya terulur untuk mencubit pipiku dengan gemas. "Kau ini sedang mencoba melawak atau bagaimana?" tanyanya dengan kekehan.

Aku menggebungkan pipi dan mencubit pelan tangannya, "Yak! Ini sakit tau!" ringisku sembari mengusap-usap pipiku.

"Aku tidak gembul aish. Karena aku lapar, dan harus menjaga berat badanku hft-" jawabku sedikit kesal akan fakta bahwa aku telah kehilangan banyak berat badanku sebelumnya.

Ia hanya mengangkat bahu acuh sembari memakan cemilannya.

"Oh- benarkah? Menjaga berat badan dengan memakan kue coklatku dan segelas susu?" ucapnya sarkas. "Kau luar biasa."

Aku menggaruk pelan kepalaku, "uh- maaf oppa, aku tidak tahan lagi hehe," ringisku.

"Ah.. Laparnya," melasku sembari mengusap-usap perutku dan melirik kepadanya. "Oppa..."

"Apa?" ugh sial, untung saja kau kakakku dasar sok dingin.

Aku masih menatapnya sambil mengusap perutku, jangan lupakan tatapan anak anjing yang meminta untuk dipungut.

Ia menggeleng pelan dan mengusak rambutku. Ah, rambutku menjadi berantakan sekarang.

Kemudian ia melirikku sekilas, "kau lapar? Mau kubuatkan sesuatu?"

Akhirnya....

"Uhm! Ne!!" aku menganggukan kepala dengan semangat tanpa memperdulikan rambutku yang berantakan.

"Ayo!" aku beranjak dari kasurnya dan menarik-narik tangannya tak sabaran.

Kulihat ia tertawa akan tingkahku, tampannya oppaku ini. Lalu ia segera bangkit dan berjalan menuju dapur yang membuatku mengikutinya dengan semangat.

"Jadi- kau ingin makan apa malam ini?" tanyanya menoleh kearahku.

Aku melipat tangan didadaku dan membuat pose seolah sedang berfikir keras, "mm.. Apa ya..."

"Bagaimana dengan omelette sosis? Atau mungkin ramen?" Tanyanya mulai membuka lemari es dan mencari bahan-bahan yang ada.

"Bisakah aku mendapatkan keduanya...?" tanyaku pelan sambil duduk di kursi serta menopang dagu pada tanganku lalu memperhatikannya dari counter yang terdapat di dapur.

My Brother, huh?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang