chapter 10

90 14 0
                                    


Njirrr itu tadi kepencet fakk. Padahal masih edit. Jan dipeduliin. Padahal udh aing hapus. Gabisa.

Yadah ini yang rl nya.

Happy reading yaaa



Akhir-akhir ini kota Seoul sering diguyur hujan, dimana-mana basah dan becek.

Dan pagi ini hujan kembali turun, Jisoo terduduk di sofa ruang tamu, ia tengah sibuk memakai sepatunya. Sesekali ia menggosok-gosokan kedua telapak tangannya karena tak tahan akan hawa dingin pagi ini.

"Sayang, pagi ini hujan deras. Apa eomma menelpon kookie saja agar menjemputmu?" Tanya eomma mendekati diriku dan memakaikan syal pada leherku.

"Em, gomawo eomma. Tidak usah aku akan naik bus seperti biasa saja." Ucap Jisoo kemudian tersenyum menatap eommanya.

Sebenarnya Jisoo mempunyai satu mobil yang menganggur, itu mobil miliknya sendiri. Mobil itu hadiah dari ayahnya saat ulang tahun setahun yang lalu. Ia bisa mengendarai itu, tapi dia lebih memilih menaiki bus bersama dengan Jiae.

"Hm yasudah hati-hati ne" eomma mengecup kening Jisoo.

Kemudian Jisoo meregangkan payungnya dan berjalan kaki menuju halte sendirian seperti biasa. Ia menatap jalanan yang basah oleh air hujan dalam diam. Sesekali ia menjulurkan jarinya keluar payung dan membiarkan telapak tangannya basah oleh hujan. Kemudian memasukannya kembali ke saku hoodie yang dipakainya. Ia menatap arloji coklat mungil yang terlihat cocok sekali di pergelangan tangannya.

"Yak! Aish. 15 menit lagi bus datang" ucap Jisoo kemudian ia mempercepat jalan kakinya.

~~~

Jisoo berjalan dengan santai melewati lorong-lorong sekolahnya. Ia menatap kebawah dan melihat tali sepatunya terlepas. Ia berjongkok dan berniat mangikat kembali tali sepatunya. Baru saja ia akan mengikat tiba-tiba ia dikejutkan dengan adanya benda keras yang menabrak punggungnya.

"Akh!" Teriak Jisoo kesakitan masih dalam posisi berjongkoknya.

"Ah mianhae aku tak melihatmu tadi" terdengar suara namja yang familiar di pendengaran Jisoo.

"Ah Jisoo-ya? Kau tak apa kan?" Ucap namja itu kembali.

"Aku tak apa Seokjin sunbae" Jisoo bangkit dari posisi berjongkoknya dan melupakan tali sepatu yang belum ia ikat tadi. Ia menatap sunbaenya tersebut.

"Benarkah? Sekali lagi mianhae" ulang Seokjin, tanganya bergerak untuk mengelus punggung Jisoo yang terbentur lututnya lumayan keras.

"Ah hehe, tak apa sunbae sungguh" ucap Jisoo meyakinkan sunbaenya itu.

"Eum yasudah. Tapi tunggu" ucap Seokjin. Jisoo mengernyit menatap sunbaenya.

Seokjin berjalan ke depan Jisoo dan berjongkok di depannya. Ia mengikat tali sepatu Jisoo yang terlepas. Jisoo membelalakan matanya.

"Ah sunbae, tak perlu aku bisa mengikatnya sendiri" ucap Jisoo ikut berjongkok.

"Tak apa Jisoo, sudahlah. Anggap saja sebagai ucapan permintaan maafku karena menabrakmu tadi" ucap Seokjin masih sibuk mengikatkan tali sepatu yeoja itu. Jisoo hanya menatap sunbaenya itu.

"Chaa, sudah siap" ucap Seokjin dan mendongakkan wajahnya. Tak sengaja tatapan mereka bertemu. Manik hitam kelam milik Seokjin bertemu dengan menik coklat yang dimiliki oleh Jisoo. Dari jarak sedekat ini Jisoo dapat merasakan nafas hangat Seokjin yang mengenai area wajahnya.

Triangle LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang