"Dil, ayo bangun!." Morgan menarik selimut Dila.
"Gue masih ngantuk ahh." Dila kembali menarik selimutnya.
"Ini adek gue kok malas banget sih, ini hari pertama lo sekolah Dil."
"Bodo amat."
"Nih anak ya. Telat mampus lo."
"Ya ya! Gue bangun." Dila mengucek ngucek matanya itu. Berjalan terhuyung huyung memasuki kamar mandi nya.**********
"Morning Ma! Pa." Dila menuruni anak tangga perlahan menghampiri Mama dan Papanya itu.
"Morgan mana ma?." Tanya Dila kebingungan menatap kursi yang biasanya di duduki Morgan kosong.
"Ada diluar." Jawab Mama menyiapkan makanan Dila.Dila hanya memgangguk lalu menghabiskan dua potong roti dan segelas susu dengan tenang. Selesai sudah, Dila bersiap siap dan berpamitan kepada kedua orang tuanya itu sebelum berangkat sekolah.
Hari ini adalah hari yang agak sulit bagi Dila. Karena hari ini Dila akan menemukan teman baru, guru baru, dan suasana sekolah baru.
Dila terpaksa pindah sekolah mengikuti Mama dan Papanya yang selalu pindah dalam hal bisnis.Namun, ini yang terakhir kalinya bagi Dila untuk pindah sekolah. Kali ini Dila pindah ke sekolah Morgan, abangnya.
Morgan dari dulu emang tidak pernah ikut pindah bersama dengan Papa dan Mama. Ia bersikeras untuk tidak pindah dan hidup mandiri di rumah Papa dan Mama sebelum Dila pindah kembali ke kota kelahirannya itu. Yah! Untungnya kali ini terakhir kalinya bagi Dila untuk pindah sekolah lagi.
*********
"DILAAA!! BURUANN." Teriak Morgan kepada Dila yang sedang mengikat tali sepatunya itu.
"Ya elah, sabar dikit napa?." Jawab Dila menyelesaikan ikatan tali sebelah kiri sepatunya itu.
"Udah siap!." Ucap Dila dengan cepat menaiki motor abangnya itu.
"Kamprett! Berat amat lo dek, makan apa tadi lo?." Ucap Morgan yang hampir kehilangan keseimbangannya saat menahan motor nya itu ketika dinaiki oleh Dila.
"Iihh, lo tuh kalau ngomong di saring dulu bisa gak!." Dila menyentil bahu abangnya itu.
"Emang kenyataan lo berat kan?."
"Udah diam!! Buruan jalan ntar telat." Perintah Dila*********
Dila memasuki kelasnya bersama Bu Lucy, guru bahasa inggris sekaligus wali kelas di kelas
XI IPA-2.Dila terlihat biasa saja, karena baginya ini sudah termasuk hal biasa untuk orang seperti Dila yang sudah delapan kali pindah sekolah melulu dari awal ia masuk SMP.
Murid-murid sudah mulai rusuh saat Dila memasuki kelasnya itu. Ada yang bersiul siul, ada yang tersenyum, dan bahkan ada juga yang menatap Dila tak senang.
"Bersiap!."
"Berisalam!." Perintah ketua kelas XI IPA-2 itu.Seluruh murid mengucapkan salam dengan serentak menunggu aba aba lagi dari ketua kelas. Namun kelas pun kembali rusuh dan ribut saat melihat Dila.
"Good morning students." Ucap Bu Lucy dengan nada bahasa inggrisnya.
"Hari ini kalian kedatangan murid baru! Pindahan dari Bandung, silahkan perkenalkan dirimu!." Ucap Bu Lucy mempersilakan Dila untuk memperkenalkan dirinya."Nama, Nadila Bernesa. Panggilannya Dila. Gue pindahan dari bandung." Ucap Dila santai padat dan jelas tanpa ada rasa canggung atau takut sedikit pun.
"Udah punya pacar blom?."
"Lo suka apa?."
"Lahir dimana?."
"Cantik bangett."
"Lo tipe gue banget."Murid murid mulai melontarkan berbagai macam pertanyaan setelah Dila siap dengan perkenalan dirinya, terlebih para cowok di kelas itu yang sudah rusuh banget.
"Ssssttt!! Don't be noisy please!! Kalian kalau mau tau lebih lanjut bisa tanya sewaktu istirahat nanti. Sekarang kamu boleh duduk di kursi sebelah sana." Perintah Bu Lucy.Dila mengangguk pelan dan berjalan menuju kursi yang ditunjuk Bu Lucy tadi.
"Hai! Kenalin nama gue Dian Natasya." Ucap gadis di sebelah Dila mengulurkan tangannya.
"Dila." Balas Dila.
"Semoga gue ama elo bisa jadi teman baik ya." Ucap Dian menyunggingkan senyuman manis. Dila pun membalasnya dengan senyuman manisnya juga.*********
"Vie anak orang cantik banget ya!."
Ucap Rizal dengan tingkahnya kalau sudah melihat cewek cantik.
"Siapa?? Anak baru itu?."Tanya Arvie.
Arvie Riandy. Cowok dengan tampang keren, bad boy, cuek dan pecinta dunia game. Tapi, kalau sudah membahas soal cewek, ia malah tidak suka dan lebih memilih untuk bermain androidnya itu."Ya, cantik kan." Ucap Rizal.
Rizal Febriansyah. Teman dekat arvie yang tampangnya biasa biasa saja ini terbalik dengan sikap Arvie yang tidak suka dengan soal cewek. Ia malah suka membahas soal cewek bersama dengan temannya.
"Biasa aja." Jawab Arvie santai masih sibuk dengan androidnya.
"Lo semua bilang biasa aja." Ucap Revan.Revan Fikih. Teman dekatnya Arvie dan juga Rizal ini memiliki otak dan jalan pemikiran yang sama dengan Rizal kalau sudah membahas soal cewek.
"Ya nih! Gak seru." Sambung Rizal.
"Iihh betul, cantik ya? Kira kira cocok gak buat jadi gebetan atau nikahin aja ya??." Ucap Arvie menirukan gaya Rizal dan Revan kalau sudah membahas soal cewek.
"Alay lo." Jawab Rizal dan Reva bergidik geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER The Sweet Memories
Teen Fiction[[Slow Update]] Kalau memang setia, aku akan berjuang untuk setia juga. -Arvie Riandy- Cinta itu tidak hanya membutuhkan kasih sayang. Tapi harus ada pengorbanan juga di dalamnya. -Zaki Faeyza- Kenapa itu semua ada di dalam diri kalian. Aku gak...