✔️ Chanyeol Story (Oneshoot)

Mr Perfect & The Good Liar (Bagian 3 end)

Mereka berciuman—lagi—didalam lift, di tengah malam.

Rara yang saat itu membiarkan Chanyeol terduduk di dalam lift tidak bisa berbuat apapun saat tiba-tiba saja pria itu berdiri dan mengejutkan dirinya ketika sedang menjawab telpon milik Chanyeol, dan itu adalah Simon.

DIa bahkan tidak siap ketika Chanyeol tiba-tiba mendorongnya kebelakang hingga kepalanya membentur dinding dengan cukup keras, menimbulkan suara nyaring dan seketika kepalannya pening, lalu dari arah depan dia mendapat serangan secara tiba-tiba. Hal mengejutkan lainnya adalah ketika Chanyeol menggigit bibir Rara dan memiliki peluang untuk memasukkan lidahnya secara paksa. Chanyeol bertindak seperti orang kerasukan, bahkan saat Rara melemparkan pukulan dan tendangan pria itu masih berdiri dan mencoba mendorongnya lagi. Rara sampai harus menelan darah dari sudut bibirnya karena perbuaan gila pria itu, dan Rara beberapa kali menggigit bibir bawah Chanyeol saat mencoba menjauhkannya. Pria itu menjadi 100 kali lebih mengerikan saat mabuk. Rara berpikir harus mendapat kompenisasi karena perlakuan Chanyeol yang brutal ini.

Ketika mendengar bunyi lift dan pintu terbuka, Chanyeol sudah berhasil terdorong dan jatuh kelantai dengan Rara yang menarik nafas kesusahan. Chanyeol masih setengah sadar, beberapa kali mengerang kesakitan—mungkin akibat pukulan atau gigitan—dan Rara tidak peduli akan hal itu. Ketika dia sadar bahwa telponnya masih tersambung dengan Simon Rara kembali mendekatkan ponselnya di telinga.

["Apa yang terjadi?"] Simon bertanya panik karena mendengar suara tubrukan dan geraman. Dia masih bertanya sekalipun sudah bisa menebaknya.

"Katakan padanya kalau besok dia menuntutku atas tindak kekerasan, aku akan menuntut balik atas tindak pelecehan!" Rara langsung menutup sambungan dan memandang Chanyeol yang duduk bersandar dengan suara rintihannya.

Dengan susah payah akhirnya Rara berhasil membawa Chanyeol masuk ke kamar apartemennya dengan sandi yang sudah Simon beritahukan padanya tadi.

Sebuah rumah yang tidak layak untuk di sebut rumah karena semua terasa kosong. Namun kemegahan itu tetap membuat Rara berhenti di depan pintu dengan menahan Chanyeol yang masih setengah sadar—bergumam sesuatu yang tidak jelas dan sesekali tersenyum seperti orang idiot saat melihat Rara begitu dekat dengan wajahnya.

Bahkan sekarung beras masih lebih baik daripada tubuh Chanyeol yang begitu keras dan besar, Rara merasa seperti akan mati kehabisan tenaga.

Setelah menempatkan Chanyeol di sofa—dengan cara yang cukup kasar—Rara berbalik untuk mencari dapur dan mengambil seteguk air. Rasa nyilu langsung ia rasakan saat bibirnya bertubrukan dengan gelas. Rara merasa begitu buruk saat melihat pantulan wajahnya di kulkas, rambutnya berantakan, sudut bibir mengeluarkan darah dan bajunya yang tampak kusut. Dia menyalan kran dan membasuh sedikit darah yang keluar dari bibir.

Rara melirik kearah Chanyeol yang melenguh, pria itu terlihat berantakan dengan jas mahal dan sepatu yang masih melekat di tubuhnya. Dia berdiri hanya untuk melihat-lihat sekitar, sekedar menghitung jumlah nominal dari semua barang yang terpajang di sana. Pada akhirnya dia mengambil tempat duduk di sofa dan melihat Chanyeol yang masih memejamkan mata. Rara biasanya tidak sebaik ini, mengurusi orang lain yang bahkan tidak cukup dekat dengannya tapi dia pikir mungkin Chanyeol merasa tidak nyaman dengan itu, maka Rara mengambil inisiatif untuk melepas sepatu Chanyeol, melonggarkan dasi dan menempatkan bantal di bawah surainya yang keemasan.

Untuk beberapa saat Rara mengagumi betapa tampannya pemimpin di perusahaannya itu, bahkan untuk orang yang mengurus hampir 3.600 karyawan dititik cabang, sedikitpun Rara tidak melihat sebaris kerutan di kulitnya. Pria ini sangat pintar merawat diri. Chanyeol memiliki kontur wajah yang mengagumkan, tidak heran kalau sepupunya sempat tergila-gila padanya—Rara terkejut saat mengetahui bahwa dulu orang yang dia lihat bergandengan dengan sepupunya itu adalah Chanyeol. Sekarang dia bisa melihatnya dengan jelas. Jadi seperti inilah pria yang diangung-agungkan sepupunya dulu. Tampan dan ternyata cukup brengsek.