Another GIFT 14.4

796 92 39
                                    


Ini ff yang benar - benar fiksi.
Selamat membaca 😊.



"Anda tinggal tanda tangan di sebelah sini Tuan Kim, setelah itu anda telah resmi menjadi calon pendonor... Kami akan menghubungi anda begitu ada seseorang yang membutuhkan ginjal. "


"Aah... Baiklah... Ehm bolehkah aku mengajukan sebuah syarat? "


"Syarat? Baiklah, mungkin bisa disesuaikan dengan kebijakan kami. Silahkan sebutkan syarat yang anda maksud. "


"Lee Donghae, donorkan ginjalku pada seseorang bernama Lee Donghae, tanggal 17 Maret tahun depan dia akan datang ke rumah sakit ini dengan luka tembak parah. Dia akan membutuhkan ginjalku. "


"Ha?  Mak...sud anda tu...an? "


"Kau sudah menulisnya? Ah.. Satu lagi, jangan berikan ginjalku pada orang lain, siapapun, dan separah apapun kondisinya. "





***





Masih menjadi misteri, alasan dibalik Tuhan berbaik hati menunjukan masa depan kepada umat terpilihnya. Mungkin itu sebuah ujian, akan muncul banyak pilihan di sana.


Pertama, kau bisa hiraukan, simpan untuk dirimu sendiri, biarkan takdir Tuhan berlaku sebagaimana mestinya, menebalkan keimananmu tentang kuasa Tuhan, dan meyakini bahwa semua yang akan terjadi, baik atau buruk tidak akan lepas dari segala belas kasih Nya.


Walau kau harus kehilangan mereka yang kau cintai.


Atau,


Kau bisa berlari sekencang mungkin, menerima, atau menghindar, bukan tidak ada alasan Tuhan menyampaikan petunjuk kecilNya tentang masa depan, mempercayainya sebagai sebuah amanat, memanfaatkan petunjuk itu semaksimal mungkin. Sedikit ikut campur pada takdir Tuhan, merubah masa depan.


Walau harus mengorbankan dirimu sendiri demi mereka yang kau cintai.


Pasti akan ada konsekuensinya, semacam hukuman, akibat yang akan kau terima setelah menentukan sebuah pilihan.


Syukuri apapun itu yang akan terjadi padamu, karena semua yang jadi pilihanmu nanti tidak akan pernah lepas dari kuasa Tuhan. Kalau itu suatu yang baik, kau harus yakin bahwa berkah Tuhan ada di dalamnya. Jika keburukan yang terjadi padamu, pasti itu berasal dari dirimu sendiri.


Namun ingat, seburuk apapun musibah pasti tidak akan lepas dari belas kasih Tuhan, ada hikmah di baliknya, terdapat pelajaran di sana.





***




Donghae tidak pernah menyiakan kesempatan ketika Tuhan memperlihatkan padanya masa depan. Terlebih dimana dia melihat akan ada orang lain yang akan terluka, dia akan berdiri di barisan terdepan untuk mencegahnya, menyelamatkan mereka, walau nyawa sendiri taruhannya.


Nyawa Donghae kembali di pertaruhkan malam ini, tidak pernah ada penyesalan dalam kamusnya jika itu untuk kepentingan orang banyak. Perlu Donghae ingat, ketika dia mencoba merubah masa depan, tidak ada seorangpun yang tahu apa yang akan terjadi setelahnya, sebagai akibat, termasuk Donghae sendiri.


"Hyung aktifkan handphone jammernya sekarang juga. "


Teriakan cemas Yesung tidak terdengar lagi oleh Donghae setelah kalimat terakhirnya, dia melepas alat komunikasinya. Donghae tahu resikonya, ketika handphone jammer yang dimaksud Donghae mulai diaktifkan, dalam radius 50 M tidak akan ada alat komunikasi bersignyal GSM, CDMA, bahkan 3G sekalipun yang akan berfungsi.


Jalanan malam itu memang terlalu lengang, Donghae berjalan begitu tenang, setelah kedua tangannya terbebas dari sarung tangan, kini dia membuka kancing bagian atas parkanya, meregangkan syal yang melilit lehernya hangat, tujuannya adalah memperlihatkan nametag yang bersarang rapi di seragamnya.


Tanpa perduli keributan yang terjadi di SUV Hidden tim,  Donghae mantap mendekati Hyundai All New Santa hitam di depannya. Tidak tahu jika detektif Nam sedang berusaha sekuat tenaganya menahan tubuh Yesung yang berontak ingin berlari keluar, sebelum membisu dan hanyut dalam kecemasannya ketika pukulan tangan kanan detektif Ahn melayang ke rahang kiri Yesung. Mencoba cara lain untuk menyadarkannya.


"TENANGLAH YESUNG AH... bukankah kau selalu percaya padanya? Maka kau harus lebih mempercayainya di saat seperti ini! Jangan bertingkah seperti amatir! "


Dalam, menusuk langsung ke dalam hati, siapa lagi kalau bukan Detektif Ahn yang bisa menyadarkan Yesung. Matanya masih bergerak gelisah, namun dengan tangannya sendiri, Yesung menyalakan handphone jammer di depannya, tepat seperti yang dikatakan Donghae.


"Perhatian, target Hyundai All New Santa hitam,  Nomor Polisi F. PR 9042. "


Kembali ke media konvensional, memanfaatkan signal radio melalui HT, Yesung menghubungi semua detektif yang terlibat dalam operasi malam ini. Tanpa dia sadari, duduk tepat di sebelahnya Detektif Ahn tersenyum tipis, menyadari perubahan Yesung.


Sementara itu, Donghae kini tepat berada di samping mobil tujuannya, berdiri menghadap kejendela kaca di belakang pengemudi. Bersikap sepenuhnya seperti anak SMA yang penasaran akan semua hal.


Sensasi dingin yang menusuk daging mulai dirasakan telapak kiri Donghae ketika menempel pada kaca mobil, matanya terpejam walau sekejap, menerima visualnya dengan begitu tenang. Donghae dekatkan wajahnya, mengintip ke dalam. Bukan kacanya yang bergerak turun, namun pintunya yang terbuka lebar.


"Maaf Ahjussi, mobil anda menggangu pengguna jalan. "


Berusaha senatural mungkin, Donghae mencari alasan yang tepat kenapa dia menghampiri sebuah mobil yang sama sekali tidak dikenalnya. Sebenarnya bukan sepenuhnya kebohongan, karena pada kenyataanya, mobil itu memang parkir di tempat yang salah.


Tiga orang lelaki dewasa di dalamnya, dua duduk di belakang sedangkan yang satu dengan pakaian yang lebih santai jika di banding kedua rekannya yang berjas duduk di belakang kemudi.


"Hei bocah, apa yang kau lihat? "


"Maaf ahjussi, saya kira kalian pasangan yang akan berbuat me...sum di dalam mobil. "


Raut terkejut nampak dari salah satu dari mereka, dia orangnya dengan posisi terdekat dengan Donghae. Matanya membulat kaget, bukan karena dugaan Donghae yang 'ngawur' tentang mereka yang tidak senonoh, melainkan pada name tag Donghae, yang terlihat jelas ketika Donghae mengangkat tangan demi menggaruk kepalanya dengan sengaja.


"Lee Donghae? " gumaman tidak sengaja terdengar dari mulutnya.


"Ne ahjussi, bagaimana kau tahu namaku? "


Ketiganya kini menatap Donghae sangar, lain halnya Donghae yang dengan sekuat tenaga mengendalikan ketakutannya, semampu mungkin mengontrol ekspresinya.


"Aah.. Sebaiknya aku pergi sekarang, maaf mengganggu. " persis seperti anak SMA umumnya yang akan melarikan diri ketika mendapati target yang di ganggunya mulai marah.


Penyamaran Donghae berhasil, dia sukses menarik perhatian targetnya, sesuai dengan skenarionya, walau melenceng jauh dari semua rencana Yesung.


"Tidak usah buru - buru bocah, kami bisa mengantarmu sampai tujuan. "


"Aah... Tidak perlu ahjussi, aku bisa sendiri, terimakasih. " Donghae mulai berontak, bagaimana tidak, ahjussi - ahjussi dengan tangan besar berotot itu mencekal lengannya, menariknya paksa, masuk ke mobil.


Donghae masih berontak, tidak mungkin berteriak minta tolong karena tangan dengan aroma tembakau itu membungkam mulutnya rapat, sempat takut akan asmanya yang bisa kapan saja kambuh dan menggagalkan rencanya, Donghae atur nafasnya.


"Jangan terlalu kasar, dia si langka AB- kan?  "


Bersamaan dengan deru mesin mobil yang berjalan, Donghae mendengar suara laki - laki dari belakang kemudi. Seolah mendapat perintah, kedua lelaki di kanan kiri Donghae menurut begitu saja, tanpa sedikitpun bantahan. Donghae menemukan alur kekuasaan dari sana, dia harus segera menyentuhnya.


"Tenanglah nak, kami tidak akan menyakitimu. "


"Kalian dalam masalah besar Ahjussi. "


"SIAL, kita masuk perangkap. Hubungi markas! "


"Percuma! "


"Tidak ada sinyal. Argh... Kita di ikuti... "


"Maaf ahjussi... "


Donghae memanfaatkan celah kecil ketika penculik - penculik itu kehilangan fokusnya, tangan kirinya menggenggam erat tangan lelaki di sebelah kirinya, dan dengan tangan satunya dia tarik tangan kiri penculik yang duduk di sebelah kanannya, sebelum mereka berontak, Donghae satukan tangan mereka dengan tangan kirinya.


Transfer vision, Donghae memanfaatkan salah satu kemampuannya sebagai alat pertahanan. Sesuai perhitungannya, belum genap 10 detik, efeknya mulai terlihat, keduanya merosot lemas, linglung, hampir kehilangan kesadaran mereka.


Dampak yang hebat juga harus dirasakan Donghae, sebelum dia kehilangan kesadarannya dia harus bisa mendapatkan vision dari penculik terakhir yang tersisa.


"Kenapa mereka? Apa yang kau lakukan? " melihat kedua partnernya dalam keadaan yang mengenaskan, pengendara Hyundai All New Santa itu pun mulai kebingungan.




***




"JANGAN SAMPAI KEHILANGAN MEREKA! " melalui HT, Yesung berteriak memberi komando pada tim operasinya. Mobil mereka semakin rapat mendekati target kejarannya.




***




Tidak hilang fokus pada jalanan di depannya, masih dengan kecepatan penuh, penculik itu terus menghindar dari kejaran Hidden tim. Tangan kanannya sibuk mengeluarkan sesuatu dari laci dashboard mobilnya.


Sementara Donghae dengan sisa tenaganya meraih lelaki di depannya, meremas bahu itu kuat, dan menerima vision dengan detail terkecil. Sebelum terkulai lemas di kursi belakang akibat hentakan keras dari yang di sentuhnya.


Ckitttt....


Hidden tim berhasil mengepung target, tidak ada lagi jalan.


"Kau bagian dari mereka kan? KELUAR! "


Sungguh tubuh Donghae lemas luar biasa, hampir saja dia terjungkal keras ketika dengan paksa penculik itu menyeretnya paksa keluar dari mobil meninggalkan dua penculik lain yang telah tergeletak tak sadarkan diri.


Yesung dan tim dengan senjata lengkap telah bersiap melingkar, mengepung Honda All New Santa dengan Donghae di dalamnya. Betapa kagetnya mereka ketika melihat Donghae keluar dengan keadaan yang mengkhawatirkan, ditambah posisinya sekarang, seorang sandra, sebuah perisai berharga bagi sosok yang berdiri tepat di belakangnya.


"BIARKAN AKU PERGI! ATAU DIA  MATI! "


Tidak ada yang bersuara diantara Hidden tim, bukan waktunya, mereka tidak punya ahli negoisasi sekarang. Salah - salah, Donghae bisa terluka, jika kurang beruntung, nyawa Donghae taruhannya.


Lagipula, bukan satu atau dua kali mereka menghadapi situasi yang sama, keadaan telah terbaca jelas, walau begitu mereka tidak boleh lengah, belum ada yang tahu betul kemampuan target mereka.


Mereka selalu dituntut untuk cepat mengambil keputusan dalam keadaan mendesak, persis seperti saat ini. Tanpa perlu berdiskusi, hanya dengan kode kecil yang dapat di baca oleh semua member Hidden tim.


Yesung mulai berlari kedepan, demi mengambil alih Donghae setelah...


DOORRR....


Detektif Ahn menembak tepat di kaki kiri si penyandra. Dia lumpuh, tangan kirinya bergetar hebat tidak mampu lagi menahan berat tubuh Donghae. Ayolah, ini bukan drama koreanya Ji Changwook atau film action yang di bintangi Vin Diesel, yang masih bisa berlari walau timah panas bersarang di tempurung lutut mereka. Kenyataannya, penculik itu tergeletak hampir pingsan, tapi tangan kananya masih kuat menggenggam pistol.


Donghae jatuh berlutut, tidak mampu lagi menahan tubuh lemasnya. Yesung menangkapnya tepat sebelum kepalanya terantuk kerasnya aspal.


Secepatnya Yesung memposisikan dirinya membelakangi Donghae, berniat menggendongnya menjauh dari tempat itu. Namun Donghae tahu apa yang akan terjadi setelahnya, dia memeluk erat Yesung dari belakang,  mendekapnya protektif, seolah melindungi tubuh besar Yesung dengan tubuh kurusnya. Hingga...


DOORRR...


DOORRR...


tbc
Maaf... Maaf... Maaf🙇
Kalau biasanya saya bisa menulis lebih dari 2k kata, kali ini saya hanya sanggup memberikan 1500 kata.
Maaf, karena satu atau dua alasan klise, tulisan saya semakin mengecewakan.
Sebagai gantinya Jumat depan akan saya up chap selanjutnya.
Terimakasih sudah membaca.
Ghamsahamnida 😊🙇🙆


another GIFT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang