Tiga Belas

3.4K 228 2
                                    

"Lo nangis?" Tanya Melvin ketika baru saja selesai memakai sabuk pengamannya.

"Gak kak, tadi mata Naya kemasukan debu." Naya nendengus pelan.

"Oh. Kita balik?" Naya langsung mengangguk. "Lo yakin gapapa?" Tanya Melvin sekali lagi.

"Iya kak gue gapapa."

Di tengah perjalanan, Naya ingin sekali bertanya ke Melvin mengenai hubungannya dengan si sekretaris osis. Naya melirik Melvin yang sangat fokus menyetir dan langsung menggeleng cepat. Naya mengurungkan niatnya untuk bertanya. Naya tidak punya cukup keberanian untuk bertanya ke Melvin. Naya berpikir kalau nanti dia bertanya, Melvin langsung marah dan menurunkannya di tengah jalan. Sekali lagi Naya menggelengkan kepalanya dengan cepat membayangkan kalau dia akan di turunkan di tengah jalan.

Mobil Melvin berhenti tepat di depan rumah Naya. Saat baru ingin turun, tiba tiba tangan Melvin menahan bahu Naya mengisyaratkan agar Naya tetap di dalam mobil. Naya langsung menutup kembali pintu mobil.

"Ada apa kak?" Tanya Naya membuka pembicaraan.

Melvin menyandarkan punggungnya di sandaran kursi mobil. Memainkan jari jarinya di setir mobil. Setelah beberapa saat, Melvin langsung menatap Naya yang juga tengah menatapnya.

"Kalau gue bilang gue suka sama lo, apa lo bakalan percaya?" Tanya Melvin dan membuat Naya langsung terbelalak.

Gak, gue gak percaya kak.

"Maksudnya kak?"

"Gue suka sama lo."

"Tapi--"

"Lo boleh turun." Ucap Melvin langsung mengalihkan tatapannya.

Naya merasa jengkel dengan ucapan Melvin yang begitu tiba tiba dan tidak jelas. Namun ucapannya tadi mampu menyihir Naya. Namun Naya langsung menggelengkan kepalanya mengingat Lolyta adalah pacar Melvin.

Naya langsung turun dari mobil dan bergegas masuk ke dalam rumahnya. Terdengar bunyi mesin mobil Melvin yang sudah menyala dan langsung meninggalkan rumah Annaya. Naya langsung memikirkan ucapan Melvin sambil berjalan memasuki kamarnya. Di lemparnya tas Naya ke atas kasur dan Naya juga langsung membuang dirinya di atas kasur. Kalau gue bilang gue suka sama lo, apa lo bakalan percaya?

"Gak. Gue gak percaya." Bentak Naya pada diri sendiri sambil menatap langit langit di dalam kamarnya.

Detak jantung Naya kembali mengencang. Perlahan tangan Naya bergerak naik menyentuh dadanya dan dengan khusyu merasakan detakannya.

"Apa lo gila Nay? Lo gak boleh suka sama kak Melvin, dia itu milik kak Lolyta." Ucapnya pada diri sendiri.

Naya langsung terbangun dan duduk di pinggir kasur. Dia membuka laci meja yang ada di samping kasur dan meraih ponselnya.

Naya langsung menyalakan ponselnya, menekan sandinya dan segera mencari nomor Sandra.

"Halo Nay? Whoa ini telepon pertama kita, haha." Naya hanya terkekeh mendengarnya.

"San, tadi gue di anter pulang sama kak Melvin." Sandra tak menjawab. "Dia mengajakku ke toko boneka. Dia juga tadi sempet memberiku undangan, ada juga buat lo." Sandra masih diam di seberang telepon.

Naya berdehem pelan, "Gue sakit hati San." Sandra mengangkat sebelah alisnya. "Lo kenapa lagi?"

Naya menceritakan semua kejadian yang terjadi hari ini. Mulai dari saat Melvin membantu Naya mengambil boneka dan Melvin yang memintanya untuk mencarikan boneka untuk Lolyta. "Gitu aja cemburu. Udahlah, jangan terlalu berharap sama orang yang ga pasti."

Annaya Karenina[TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang