Pagi ini aku terbangun. Dari tidur panjang yang sesungguhnya sama sekali tak nyenyak. Mimpi tak jelas. Terlihat tangisan, keramaian, dan beberapa kegiatan keagamaan. Setelah itu aku lupa. Memang, kebanyakan manusia hanya mengingat separuhh kejadian dalam mimpi saat kesadarannya kembali.
Tapi asing sekali rasanya.
Dimana aku?
Gelap, sempit, pengap!
Ini bukan kamarku yang luas. Bukan pula ruang kerjaku yang ber-AC. Dan aku tak pernah memadamkan lampu saat tidur. Pembantu dan keluargaku mengerti itu, tak mungkin menyalahkan mereka.
Oh, aku baru ingat. Ada seorang pembantu yang baru dua hari bekerja. Mungkin ini ulahnya.
Geram, kugerakkan tangan hendak memukul spring bed empukku.
Kaku. Kucoba menggerakkan bagian tubuh lainnya, nihil. Kenapa aku???
"SIAL!!!"
Lalu seseorang mengetuk pintu. Terdengar salam darinya meski samar.
"Masuk!" perintahku. Kasar. Berniat memarahi pembantu baru kurang ajar itu untuk memberinya pelajaran.
Dan benar, dia yabg datang. Tak jelas rupanya, tapi di sekeliling tubuhnya begitu benderang, entah cahaya darimana.
Sebenarnya ruangan siapa ini? Mana kamarku yang luas, yang benderang, yang dihiasi perabotan mewah dan mahal?
Aku membatin dalam kebingungan.Saat pikiranku masih bertanya-tanya, si pembantu baru ini makin tak sopan saja. Bukannya melayaniku atau berbasa-basi ala pembantu baru yang butuh bimbingan, malah menanyaiku.
“SIAPA TUHANMU???”