Author POV
Suara langkah kaki yang lesu dan seperti tidak ada niat membuat Nayeon yang menunggu sepupu tercintanya itu tidak sabaran dan pergi menghampirinya.
Nayeon berdecak, "San! Cepet donk...kemarin lo semangat sekarang lesu." Dia menarik lengan Sana seraya mengajakknya duduk di ruang makan.
Saat sudah duduk, Sana yang masih melamun entah kemana kesadarannya lagi nangkring. Sampai alat makan pun dia tak kenali, dia ingin mengambil sepotong roti dengan parutan keju yang ada digenggamannya.
Nayeon yang sudah setengah makan, menggelengkan kepalanya karena tingkah blo'on nya Sana, "San! Sumvah lo aneh hari ini!" Nayeon menampar wajah Sana lumayan keras supaya kesadarannya kembali.
"Akh!! Hya!! Sakit coeg!!!!!"
"Yang bilang enak juga siapa? Babeh lo?" ucap sinis Nayeon sambil memutar bola matanya. Sana meraba-raba pipinya karena tamparan maut Nayeon.
"Nay, gue bingung...""Lu sih o'on, makanya rajinin belajar!"
Sana mendengus kesal dan menendang tulang kering Nayeon dari bawah meja, "Bangsat! Kaki gua!!!" pekik Nayeon dan garpu yang ia pegang tadi dilempar hingga menancap di tembok (?)
"Nayeon mah ngatain aku bego terus, Gue tuh *hiks* gak bisa diginiin...hati dedeq rapuh." ujar Sana sambil berpura-pura sakit hati. Nayeon bergidik jijik.
"Iss ewh, lama-lama gue masuk ICU. Plis deh, lo itu udah SMA jangan kayak bocah alay deh...iss" Nayeon melemparkan tisu ke Sana seperti orang jijik.
"Ngapain ngasi gue tisu?""Lap tuh virus alay, lo tuh gak cocok alay"
"Kampret lu njing.""Yaudah ding! Cepet sarapannya, gue juga mau berangkat ke kampus nih!!" Nayeon mengambil piring keduanya dan membawa nya ke bak pencuci piring.
"Aelah, gue baru dapet satu gigit. Sabar dikit napa ih!" Sana kembali memakan roti isi selai kacangnya itu, suara ciplak-ciplak darinya terdengar."Sabar-sabar!...pokoknya cepet! Keputusan gue gak bisa di ganggu gugat." Sana mengerang kesal dan dia terpaksa memakan rotinya sambil berjalan.
-
"Have a nice day my fucking cousin..."
"Njir, Fuck you. Nayeon!" Sana mengacungkan jari tengah nya pada Nayeon dan Nayeon juga membalasnya.
Siswa-siswi yang lewat melihat sikap buruk Sana barusan mengucapkan kata 'fuck!'. Mereka menggelengkan kepala dan berdecak. Mereka takjub melihat Sana berani mengacungkan jari tengah (?)Saat Sana membalikkan badannya, dia dikejutkan oleh sesosok manusia pirang berjaket tebal.
"Uh!" kejut Sana sampai-sampai kehilangan keseimbangan.
"Ck! Jangan bikin gue kaget njing!" sahut Sana seraya berjalan menuju lorong lobby diikuti Momo di belakang."Oh lo kaget ya?" tutur Momo begitu polosnya, hingga dia mendapat tarikan di hidungnya. Sana yang menarik hidungnya.
"Saik lo, pake ditanya. Jelas lah gue kaget!" kemudian lanjutnya, "ditambah kemarin...ugh! Makin migrain dah otak gue!" Sana menggepalkan tangannya, siap diluncurkan untuk siapapun yang makin merusak mood nya."Emang kenapa kemarin? Gak biasanya deh lo badmood tiap masuk sekolah..." Momo kini mengintrogasinya. Dan sebenarnya Sana perlu tampungan curhat.
"Gue ceritain deh....nanti."
"Yah kok nanti sih..."
"Taruh tas dulu geblek!"
"Oh iya, hihi."Saat Sana mau menaruh tas nya dikelas, dia tidak melihat tanda-tanda si es batu disitu. Hanya kedua temannya, Jeongyeon dan Jungkook yang sedang menggoda-goda dan menebar pesona pada tiga orang ciwi cabe yang terkekeh-kekeh merona sambil tertawa sok cute.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN (SaTzu)
أدب الهواة#1 in satzu #1 in once Apakah es batu bisa dicairin? Bisa, tapi susah banget Nasib lah satu kelas sama es batu, tapi gak tau kenapa gue itu pengen banget di perhatiin sama dia - Minatozaki Sana Tiap hari disekolah, denger cewe maupun cowo sorak-sora...