PART 1

245 24 5
                                    

06:15 WIB.


Seorang gadis yang sedang berjalan di atas trotoar, ia mengenakan seragam sekolah berwarna mocca dan rok bermotif kotak-kotak di atas lutut yang dipadukan dengan celana levis berwarna senada, serta sepatu sport berlambangkan nike  yang juga berwarna senada dengan seragam sekolah yang ia kenakan sekarang, juga rambut berwarna coklat gelap yang tergerai dengan indah.

Erliya Kinan Ghayts, gadis yang berparas cantik serta pintar, bertubuh jenjang, hidung mancung, dan memiliki bibir yang tipis. Bisa dibilang ia termasuk kategori gadis yang cukup sempurna dan menjadi idaman para kaum adam. Namun siapa sangka gadis yang berparas cantik ini memiliki sifat yang sangat dingin, cuek, pendiam, tidak peduli dengan siapapun, dan sedikit kejam. Namun di balik itu semua ia masih mempunyai sifat humoris serta bersahabat.

Ia juga memiliki segudang masalah. Mulai dari keluarga, pertemanan, hingga percintaan. Itu lah yang membuatnya menjadi gadis yang tertutup dan sangat irit untuk berbicara.

Kinan, sapaan akrab gadis ini. Ia tengah berjalan kaki untuk menuju ke sekolah baru-nya, ia bisa saja menggunakan taxi atau angkutan umum lainnya, namun ia lebih memilih berjalan kaki, karna menurut-nya itu lebih menyehatkan dan jarak antara kompleks perumahan elit milik-nya ke sekolah hanya sekitar 1,5 Km.

Kinan berjalan dengan  heandset yang terpasang di kedua telinganya, tas yang hanya di sandang di bahu sebelah kanan, serta kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku rok sekolah. Dan tengah asik mendengarkan alunan musik Favoritnya, Menggambarkan bahwa gadis ini berperawakan Tomboy.

Tinnnn.....

Tinnnn.....

Bunyi klakson dari arah belakang, membuat Kinan memberhentikan langkahnya. Meskipun ia mengenakan heandset  di kedua telinganya, dengan volume musik yang cukup keras, namun ia masih bisa mendengar samar-samar suara klakson dari arah belakang. Dan mengenali siapa sang empunya motor tersebut. Yang tidak lain adalah......

Anggara Gradin Ghayts, tidak lain adalah kakak kandung dari Kinan. Angga, panggilan sehari-harinya. Ia bersekolah di tempat yang sama dengan Kinan dan satu tahun di atas-nya. Ini adalah hari pertama masuk sekolah bagi Kinan atau bisa di bilang hari pertama MOS. Jika kalian berfikir bahwa Kinan sekarang sedang manggunakan atribut MOS yang bisa di bilang sangat tidak lazim pada umum-nya yang di kenakan para murid baru. Kalian salah, Kinan sekarang sama sekali tidak menggunakan atribut MOS yang di anjurkan bagi para murid baru di sekolah-nya. Ia hanya manggunaka seragam yang memang sudah ia beli sebelum masuk sekolah.

Mereka berdua bersekolah di INVINITY SCHOOL atau setara dengan SMA. Invinity school termasuk sekolah favorit di kota mereka. Sekolah ini memilik fasilitas yang sangat memadai, setiap kelas di lengkapi dengan AC, terdapat lapangan out dor dan in dor, ruang musik, rooftop, taman belakang, dan masih banyak ruang-ruang lain-nya dan yang terpenting, sangat susah untuk dapat masuk ke Invinity School.

Kinan kemudian melepaskan sebelah heandset yang tadi ia pakai, dan berhenti di pinggir trotoar.

"Dekkk...kenapa lo duluan berangkat sekolah-nya, bareng gue aja. Buruan naik!" Ucap Angga yang memberhentikan motor sport  hitam milik-nya tepat di pinggir trotoar.

"gak perlu, lo duluan aja. Gue bisa ke sekolah sendiri" jawab Kinan datar dan dengan nada dingin tanpa melihat sedikitpun ke arah sang kakak.

"Kinan...Sekali ini aja, biarin gue buat ngantar lo....Entar lo telat, ini kan hari pertama lo masuk sekolah! Lagian kenapa lo gak pakai atribut MOS...nanti lo di hukum, gue ambilin ya atribut MOS lo?" tanya sang kakak yang sedikit panik karena melihat keadaan sang adik yang sama sekali tidak mengenakan atribut MOS.

Waiting for ZekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang