Prolog

33 4 1
                                    

Malam ini hujan mengguyur kota metropolitan. Suara petir saling bersahutan.
Dinginnya malam yang amat menusuk kulit.
Membuat siapa saja tak ingin beranjak dari tempat tidurnya.

Namun bukan suara petir yang membangunkan gadis yang diam termenung di balkon.
Melainkan deretan kejadian yang kelam itu terputar kembali dalam mimpinya.

Satu setengah tahun sudah hidupnya selalu dibayangi oleh  kejadian kelam itu.
Kejadian yang tak ingin beranjak dari pikirannya.

Ia sadar sejak itu hidupnya telah berubah. Kini hidupnya gelap, segelap langit malam tanpa adanya bintang.
Ya, kejadian itulah yang membuatnya  gelap gulita.
Baginya ia sudah tak memiliki cahaya yang menerangi hidupnya, meski masih ada matahari.
Jika boleh, ia ingin meninggalkan dunia gelap ini.
Bukan karena ia menyerah akan hidupnya kini. Tapi dirinya mulai merasa lelah dan bingung untuk apa dan siapa ia masih bertahan di dunia ini.

Namun tanpa ia sadari, dunia ini masih mempunyai cahaya yang sembunyi dibalik gelap. Cahaya yang mungkin diciptakan untuknya. Cahaya yang akan menerangi kembali malam tanpa bintangnya.
Cahaya yang mungkin menjadi alasannya untuk bisa merasakan terangnya kembali dunia ini.

"Ada kalanya gelap mendampingi hidup ini, namun jangan lupakan pula ada terang yang selalu hadir setelah gelap,"

___________________________
Baru pertama buat cerita di wp, jadi masih amatiran.
Minta saran + kritiknya ya...

ProofTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang