"Kak, gue tuh cuma mau maen ke pantai. Bukan mau kencan!" gerutu Jennie.
"Tapi, tetep aja lo harus keliatan oke, Dek. Kan, lo mau jalan sama cowok. Apalagi cowoknya Wonu," jawab Naeun yang masih sibuk nyariin baju buat Jennie. "Baju lo kok nggak ada yang bagus sih, Jen?"
Jennie mendengus kesal. Udah ribuan kali Jennie mendengar kakaknya itu mengomentari isi lemarinya. Sudah setengah jam Naeun mengobrak-abrik isi lemari Jennie. Tapi, nggak ada satu pun baju yang menurut Naeun cocok.
"Udah lah, Kak. Gue pakai ini aja. Kasihan tuh Wonu udah nungguin setahun. Gue berangkat, bhay!" Jennie meraih tas slempang warna cokelatnya, lali keluar dari kamar.
"Dek! Lo mau pergi pake baju gembel begitu!" teriak Naeun.
Jennie berhenti sejenak dan melihat pakaianya —kaus Pull & Bear berwarna merah muda yang udah mulai pudar, bergambarkan jam Big Ben. Dipadu dengan celana jeans abu-abu, ditambah jaket biru tua yang bertuliskan "Australia" pemberian dari Rose.
"Gini doang juga udah oke, kok. Gembel tapi yang dipakai barang mahal mah nggak masalah." Jennie berjalan menuruni tangga, ia segera menghampiri Wonwoo di ruang tamu. Cowok itu menyandarkan punggungnya di sandaran sofa sambil merentangkan tangannya lebar-lebar. Terlihat jelas di wajah cowok itu kalo dia mati kebosanan.
"Won, sori lama. Kak Naeun abis ngomel-ngomel," kata Jennie.
"Hehehe, iya kedengeran kok dari sini," jawab Wonwoo jujur.
Jennie langsung menundukkan sedikit kepalanya. Anjir lah! Malu-maluin, batin Jennie.
"Ya udah, berangkat yuk. Anak-anak udah di jalan nih!"
"Lah? Mereka ninggalin kita?"
"Abis lo kelamaan," kata Wonwoo sambil berdiri. Ia merapikan jaket hitamnya yang sedikit lusuh.
"Jadi kita berdua doang nih?" tanya Jennie kikuk.
"Iya. Lo mau ngajak siapa lagi emang? Satpam komplek?"
"Ya enggak lah. Ya udah, kuy."
Jennie dan Wonwoo keluar. Mereka berjalan beriringan menuju mobil Suzuki Swift merah milik Wonwoo yang terparkir di depan rumah Jennie.
Nggak perlu ditanya lagi kenapa Wonwoo punya mobil bernama Swift itu. Saat pertama kali melihat iklan mobil itu di TV, Wonwoo memaksa Papa Jeon untuk membeli Suzuki Swift dengan alasan ini dan itu. Padahal mah, semua itu karena namanya. Dan alasan kenapa Wonwoo milih warna merah, itu karena Wonwoo suka liat Taylor Swift pakai lipstik merah.
Bomi percaya kalo ada odong-odong yang merknya Taylor Swift, pasti Wonwoo ngerengek minta dibeliin odong-odong itu.
Wonwoo dan Jennie akhirnya dalam perjalanan menuju ke pantai. Selama di jalan, mereka nggak ngobrol. Hanya suara mbak dari Taylor Swift yang terdengar di sana.
"Won, ganti lagu yang lain kek," kata Jennie.
"Lagu apaan? Di flashdisk isinya Taylor semua," jawab Wonwoo.
Jennie mendengus kesal. Ia mengalihkan pandanganya ke kaca mobil samping sambil menopang dagunya.
"Lo kenapa sih suka sama Taylor Swift?" tanya Jennie tiba-tiba.
"Suka aja."
"Suka aja?" ulang Jennie.
"Hmmm."
"Aneh," gumam Jennie, dan Wonwoo bisa mendengar itu.
"Ya emang suka aja, Jen. Entah itu karena lagunya. Entah itu karena kecantikanya. Entah itu karena bodinya atau bibir seksinya, gue juga nggak tau. Pokoknya gue suka aja sama dia. Cinta gue ke Taylor itu nggak bersyarat," cerocos Wonwoo.
"Iya deh iya. Suka-suka Mas Wonu."
"Mas-mas pala lo." Wonwoo menarik ujung rambut Jennie pelan.
"Aaak! Sakit tauk!" rintih Jennie.
"Manja!" ejek Wonwoo.
"Dasar jones." Jennie balas mengejek Wonwoo.
"Ngaca, woy! Lo juga jones," balas Wonwoo yang nggak terima dikatain jones sama Jennie.
"Ya udah, sama-sama jones deh."
"Nggak. Gue nggak jones. Gue masih punya Taylor Swift ini. HAHAHA..."
Jennie nggak merespon ucapan Wonwoo yang super garing itu. Merasa nggak direspon, Wonwoo berhenti tertawa dan kembali fokus melihat jalan raya.
Tiga puluh menit perjalanan, Wonwoo membelokkan mobilnya ke Pom Bensin. Isinya limit, karena kemarin habis dipakai Mama Jeon jalan-jalan bersama dengan temen-temen arisannya.
Jennie membenarkan posisinya dengan menyandarkan punggungnya di jok mobil. Napasnya tercekat saat matanya tanpa sengaja melihat seseorang yang baru aja keluar dari mini market Pom Bensin.
"Suga..."
❄❄❄
Wonwoo heran melihat ekspresi wajah Jennie yang berubah sejak dari Pom Bensin. Cowok bermarga Jeon itu marasakan ada aura-aura nggak enak di sekitarnya. Dia canggung menghadapi situasi kayak gini. Nggak ada hujan, nggak ada petir, tiba-tiba aja Jennie badmood gitu. Padahal Wonwoo nggak ngapa-ngapain dia. Aneh.
"Jen," panggil Wonwoo, tapi Jennie nggak menjawab.
"Jen..." Kali ini Wonwoo menowel lengan Jennie, berharap cewek itu menjawab panggilanya. Ini mah ceritanya Wonwoo menantang diri buat jadi mangsa Si Singa. Orang badmood, malah digodain.
"Apa sih, ganggu aja lo!" bentak Jennie.
Nah, kan!
Kena semprot deh sama Nyai. Wonwoo langsung kicep dibentak sama Jennie. Dia takut dimakan sama Jennie. Tapi, di sisi lain Wonwoo nggak tahan melihat Jennie yang terus cemberut kayak anak bebek itu.
"Jen, lo kenapa, sih?" Secara otomatis Wonwoo mengelus puncak kepala Jennie dengan perhatian. Berharap hati cewek itu melunak dan mau menceritakan apa yang udah terjadi.
Jennie mengusap matanya yang basah dan menoleh ke Wonwoo. "Won..."
Wonwoo menoleh sekilas ke Jennie dan terkejut melihat cewek itu yang tiba-tiba aja menangis. Bahkan air mata Jennie mengalir dengan deras.
"Hiks... Ta-tadi, gue liat Suga sama ceweknya."
❄❄❄
Revisi: 14 April 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeon & Kim • Jennie ✖ Wonwoo [ ✔ ]
Fanfiction[ Cover by rourouvousmevoyez ✨] Wonwoo, Si Maniak Taylor Swift. Dikenalin sama Jennie, Si Singa Betina. *** Isinya gaje, bahasa gak baku. Aku bikin ini buat iseng2an doang. Hanya ingin menyatukan kapalku yang jarang ditemukan di wattpad XD This is...