Sickness (Reader x Gokotai)

2.3K 93 5
                                    

☆Desclaimer: the character belong to DMM & Nitro+ as the creator of Touken Ranbu.

Enjoy!

Disuatu siang yang terik, ketika cuaca sedang panas-panasnya; dimana waktunya untuk bermain air dan bersenang-senang bagi semua orang.

Tapi tidak denganmu. kau tergeletak diatas futon dengan selimut tebal dan kompres karena flu yang menderamu.

Kepalamu pusing dan terasa berat. Bernapas pun sedikit sulit. dan lagi batuk yang tak berhenti membuatmu tak bisa tidur semalaman. Obat yang biasanya manjur, saat ini hanya seperti permen yang tak ada efeknya sama sekali.

Sudah beberapa hari kau mendekap dikamar, dan kau bosan karena begitu sepi dan juga pengap. Kau ingin keluar untuk sekedar menghirup udara segar. Tapi, Toudan yang ada disampingmu sekarang ini bersikeras untuk tidak mengijinkanmu keluar kamar, bahkan hanya didepan pintu.

Kau mendesah; sebegitu parahkah penyakitku sampai-sampai aku diasingkan seperti ini hiks. lirihmu didalam hati.

Ini demi kebaikanmu sendiri, kau tau itu. Tapi hanya berdiam diri dan terbaring seperti ini begitu mengesalkan dan hanya kalian berdua diruangan ini, sedangkan toudanmu itu hanya diam dan mengganti kompresmu sesekali.

"ne~ Hasebe" panggilmu lemah.

Tanpa menoleh ia menjawab, "tidak aruji"

"Hasebe! *cough*"

"ya. ada apa aruji? jika anda ingin keluar--"

"tidak. bukan itu"

Hasebe menatapmu dalam diam. sepertinya mencoba untuk lebih mendengarkanmu.

"bawa Goko kesini" lirihmu.

"Goko? Gokotai? tidak aruji. tidak bisa" jawabnya sambil menyilangkan kedua tangan.

Kau mencoba lebih keras, "Ha~sebe.. tolonglah! bawa Gokotai kesini~ *cough*"

Ia menggeleng pasti dan lebih bersikeras "maaf aruji, saya tak bisa membawanya kesini. nanti dia bisa tertu--"

"Hasebe~! tolonglah! ya? ya? sekali ini saja. aku kesepian"

"kan ada saya?" ujarnya dengan percaya diri.

Kau memasang wajah Rlly Nigga?  "tidak. tidak. pokoknya harus Gokotai. *cough* Go-ko-tai" katamu ikut-ikutan bersikeras.

Ya. setidaknya jika kau tak bisa keluar, kau bisa melihat keimutan sang pawang macan kecil itu.

Hasebe menghela napas panjang dan memberikan negosiasi terbaiknya; "penawaran terakhir. Yagen ya? Yagen? biar dia bisa merawat--"

"hmmh. tidak. Gok--*cough* Gokotai, Hasebe! Kau *cough* mendengar Arujimu ini tidak sih?" ucapmu setengah kesal sambil melepaskan kompres didahimu.

"baiklah. baiklah. tenang dulu. jangan lepaskan kompres anda aruji. tunggu sebentar, akan saya panggilkan" katanya dengan wajah muram.

Kau tersenyum lebar dan mengangguk lalu berkata; "anak--*cough* macannya jangan dibawa ya?"

Dan Hasebe pun berbungkuk memberi salam dan berlalu dari hadapanmu.

Ah. akhirnya.. aku bisa melihat sinar matahari lagi. gumammu dalam hati senang.

Melihat sinar matahari lagi. mungkin berlebihan, tapi itu benar. Tidak ada yang seterang dan seindah senyuman manisnya, bahkan dada lebar dan paha muluspun akan kalah dari itu.

Beberapa saat kemudian, suara ketukan dan geseran pintu terdengar; kau menoleh. Terlihatlah seorang anak laki-laki berkulit putih, dengan masker yang menutup mulut dan hidungnya.

Husbu-Husbu kece x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang