Semenjak jeno mengatakan ia tertarik pada sikap jaemin yang dewasa, semenjak itulah renjun bertekad akan merubah sifat kekanankannya menjadi dewasa seperti jaemin agar dilirik oleh sang pujaan hati..
.
.
.
"Jae, kau merasa tidak akhir-akhir ini ketua kelas kita sering memperhatikanmu" tanya lelaki dengan surai berwarna merah itu kepada lelaki disampingnya.
Ya ditanya malah menatap lelaki itu bingung.tangannya yang sendari tadi mengaduk jus strawberry itupun berhenti.
"Maksudmu jeno, hyung?" dan pria bersurai merah itupun mengangguk.
"Benarkah? Kupikir dia memperhatikanmu renjun hyung, kitakan kemana-mana selalu berdua"
Renjun -pria bersurai merah- itupun kembali menggeleng,"Tidak jae, aku merasa dia memperhatikanmu bukannya aku"
"Itu hanya perasaanmu saja hyung"
Renjun terdiam sejenak lalu melanjutkan meminum minuman yang sama dengan jaemin. Dalam diam renjunpun berpikir, semoga saja yang diucapkan jaemin tadi memang benar seperti itu."Ayo kembali kekelas hyung, sepertinya kim sonsaengnim sudah berjalan kekelas kita" jaemin menggandeng tangan sahabatnya itu untuk berlalu meninggalkan kantin dan masuk kekelas mereka.
.
.
.
.
.
.
.
Disaat jaemin dan renjun sedang bersantai dengan tenang di sudut kelas. Jenopun datang secara tiba-tiba dan mengacaukan ketenangan itu.
"Hey renjun, and hey manis, sepertinya kau sangat serius membaca buku itu" jeno mengambil buku yang sedang dibaca jaemin dan membuat lelaki berparas cantik itu mendengus.
"Kebalikan bukuku jeno, kau mengacaukan acara belajarku"
Ucapnya dengan tenang."Sedang belajar rupanya, rajin sekali ya,
dan teman sebelahmu..
Menggambar moomin? Aigoo kekanakan sekali"sindir jeno ketika melihat renjun sedang fokus dengan menggambar kartun kesukaannya itu."Apa itu masalah bagimu?" sungut renjun kesal. Kenapa disaat sama jaemin jeno selalu bersikap manis sedangkan ketika di hadapannya? Ah sudahlah renjun malas memikirkan itu.
"Dari pada gambar kartun ngga jelas itu, lebih baik kau menggambar wajahku saja" goda jeno.
"Aku tidak mau. Wajah mu jelek"
'Aku berbohong jen, wajahmu sangat tampan bahkan melebihi ketampanan mark si ketua basket. Dan ah kumohon jangan memperhatikanku seperti itu' batin renjun.
"Benarkah? Coba perhatikan aku baik-baik aku ini tampan" jeno memajukakan wajahnya pada renjun dan menatapnya.
Renjun yang ditatap dengan jarak yang sangat dekat ini merasakan pipinya yang memanas sekarang, dan oh bahkan pipinya itu sudah memerah seperti tomat."Jen aku--
Ucapan renjunpun terpotong karena mendengar suara bell tanda pulang berbunyi.
"yeey..akhirnya berbunyi juga, ah aku tak sabar untuk pulang" renjun dengan cepat memasukkan buku dan benda lainnya yang berserakan dimeja dengan cepat.
"Kau tadi ingin mengatakan apa?" tanya jeno merasa ucapan renjun untuknya tadi terpotong.
"Ah tidak lupakan saja, ayoo jaeminnie kita pulang" renjun menarik manja tangan jaemin yang sejak tadi diam, meninggalakan jeno yang masih setia di bangkunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Natural
FanfictionSemenjak jeno mengatakan ia tertarik pada sikap jaemin yang dewasa, semenjak itulah renjun bertekad akan merubah sifat kekanakannya menjadi dewasa seperti jaemin agar dilirik oleh sang pujaan hati.