Part 2

98 10 1
                                    


Rey pov

"KENNETH?!" Teriak anak baru itu di depan kelas.

Woy? Baru dateng langsung teriak-teriak. Udah gitu di depan kelas, ada guru lagi. Ga punya malu apa? Kenapa juga lagi panggil-panggil Kenneth segala.

"Hai Bi." Kenneth keliatan senang tapi malu karena kelakuan si Bi itu yang 'bar-bar'

Apa temen SMP nya Kenneth ya? Gua kan ga SMP di AIS. Mau tanya tapi males banget deh, nanti pasti dikira cemburu deh sama Ken. Huffftt.. Penasaran.

"Aduh!" Kepala gua ditimpuk siapa nih.

"Hehehhe maaf. Rey siapa tuh cewek?" Tanya Key yang jaraknya cukup jauh di belakang gue.

"Tau." Jawabku sambil mengangkat bahu. Ya emang gatau kan. Siapa namanya? Bibi?

"Hallo nama gua Bianca Sandara Valayash. Senang bertemu kalian semua, semoga bisa saling membantu satu sama lain."

"Bianca silahkan duduk di sebelah Lano. Karena hanya itu bangku yang kosong." Ucap Miss Ananta sambil menunjuk kursi Lano.

"Miss saya boleh tukeran tempat duduk gak? Saya mau duduk sama Kenneth. Soalnya saya udah kenal sama dia. "

Gue otomatis nengok ke sumber suara. WOY.

Miss Ananta dan gua pun saling berpandangan. Gua tau dari tatapannya dia bertanya-tanya. Meminta persetujuan gua.

"Sorry, gak bisa." Jawab gua menekan setiap katanya.

"Emangnya lo siapa? Kenneth mau kok duduk sama gue. Ya kan Ken?" Tanya cewek itu pelan.

Author pov

Satu kelas terkesiap dengan pertanyaan Bianca kepada Rey. Apa Bianca tidak mencari tau dulu sebelum masuk AIS? Jangankan sekolah ini. Gedung-gedung pencakar langit di Jakarta juga sebagian milik keluarga Rey.

Rey yang mendapat perlakuan seperti itu menatap tajam Bianca. Dan menunggu jawaban Kenneth yang diam saja.

"Rey, gapapa ya? Dia kan anak baru. Dia juga gebetan gua pas SMP. Bantu dong duh." Jawab Kenneth berbisik.

Ohh Rey sungguh membenci sikap Kenneth sekarang.

Miss Ananta sendiri menatap Rey tidak enak hati. Di usir dari tempat duduknya sendiri. Apalagi dulu Rey duduk dengan Lano tetapi Kenneth sendiri yang minta tukar tempat duduk. Dan sekarang Kenneth juga yang mengusir nya? Rey sendiri tidak percaya apa yang Kenneth ucapkan sekarang. Rey berdiri dari tempat duduknya menyampirkan tas di bahunya dan Bianca langsung berlalri ke tempat duduk Rey. Tanpa bilang terima kasih duduk disana.

Rey tidak pergi ke sebelah Lano melainkan pergi keluar kelas, membiarkan satu kelas dan para sepupunya menatapnya iba. Rey tidak berniat sekolah hari ini.

-----------

Rey merutuki dirinya sendiri. Hari ini ia pergi dengan Kenneth. Sekarang ia harus keluar dari sekokah naik apa?! Handphonenya juga belum ia ambil dari Kenneth.

Kenneth sialan!

Akhirnya Rey diam-diam memasuki ruangan kepala yayasan. Ruangan abangnya Ale yang otomatis abang sepupunya itu. Pintu bertuliskan Kenan Ezuar Argefradiz itu dibuka oleh Rey. Setelah yakin tidak ada siapa-siapa. Rey masuk dan mengambil kunci mobil Kenan. Dan menulis sebuah post-it disana.

'Maaf bang Ken, Rey pinjem mobil ya. Urgent ❤'

Setelah ia menempel post-it itu di meja. Ia menuju parkiran dan menaiki mobil Kenan. Mengklakson gerbang agar dibukakan satpam. Satpam sendiri dengan cepat membukanya. Tidak tau kalau bukan Pak Kenan yang mengendarainya.

Mobil itu pun melaju membelah kemacetan Jakarta.

Didalam mobil, Rey sendiri tidak tau mau kemana. Ia hanya menjalankan mobilnya memutari kota dan akhirnya berhenti setelah meliat Cafe yang menjual berbagai macam Ice Cream Gelato. Cafe ini Rey rasa sangat jauh dari AIS. Karena Rey sendiri tidak pernah kesini.

Sedangkan di sekolah

Kenneth berjalan bersama Bianca ke kantin. Selama perjalanan ia juga menengok kesana kemari mencari Rey.

"Ngapain sih Kenn daritadi nengok-nengok mulu?" Tanya Bianca padanya.

"Ahh nggak kok."

"Rey? Cewek tadi? Emang dia siapa sih sampe anak sekelas ngeliatin gue segitunya?"

"Bi, lo nanti tanya langsung aja ya kalo anaknya udah masuk." Jawab Kenneth sabar.

Bianca pun memilih cuek dan memakan makan siangnya.

Now, I'm so amazing
I've loved and I've lost
But that's not what I see
So, look what I got
Look what you taught me
And for that, I say

Thank you, next (next)

Dering handphone yang berasal dari kantong Kenneth membuat Bianca mengernyit kan dahinya.

"Dering handphone lo kenapa gitu deh?"

Kenneth memberi aba-aba untuk diam pada Bianca dan mengamati handphone Rey. Handphone Rey yang sekarang menunjukkan Kenan is Calling...

Kenneth menghela napasnya dan mengangkat teleponnya.

"REY! DIBAWA KEMANA MOBIL BANG KEN YA AMPUN. "

"Halo Bang Ken."

"Eh? Kok cowok?"

"Ini Kenneth, handphone Rey sama Kenneth lupa dibalikin. Emang Rey kenapa?"

"Ohh nggak, gapapa. Maaf Kenneth nanti gua telepon lagi."

Pip.

Telepon itu ditutup satu pihak yang membuat Kenneth kebingungan dan Kenan yang gusar di ruangannya.

Coldest BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang