"(y/n)!"
Aku langsung menghentikan langkahku lalu berbalik badan dan menemukan Soonyoung sedang berlari ke arahku. "Kenapa, Soon?" tanyaku saat dia sudah berdiri di depanku.
"Karena kau sahabat yang baik, kau pasti mau menolongku, kan?"
"Jangan bilang, kalau kau ingin aku berpura-pura menjadi pacarmu lagi di depan mantanmu?"
Dia menepuk kepalaku seraya tersenyum, membuat kedua matanya menjadi garis, "Pintarnya sahabatku ini."
Aku mendengus, "Arraseo-arraseo," aku menurunkan tangannya dari kepalaku, "kapan kau akan bertemu dengannya?" lanjutku.
"Besok malam, di cafe milik Cheol Hyung."
Aku mengingat-ingat jadwalku untuk besok, "Ah, kalau besok malam, aku tak bisa, Soon. Aku ada janji dengan Jisoo Oppa."
"Aish, lalu aku harus bagaimana?" dia mengacak rambut blondenya.
Aku mengingat jadwalku lagi, "Sepertinya, malam ini aku kosong. Bagaimana kalau malam ini?"
Soonyoung nampak berfikir, "Sepertinya bisa, biar aku atur jadwalnya."
"Arraseo. Berarti sudah selesai, kan? Aku mau pulang." aku berbalik badan lalu melanjutkan langkahku menuju halte. Aku langsung menaiki bus yang kebetulan berhenti di depan halte ini. Aku mendudukkan diri di salah satu kursi kosong.
· SVT ·
Drrt....
Aku mengambil ponselku yang bergetar, ada satu pesan masuk.
·-·-·-·-·-·-·-·-·-·
From : Young-ie♥
Aku sudah di depan.
[06.48 PM]·-·-·-·-·-·-·-·-·-·
Aku segera menyimpan ponselku di pouch yang akan ku bawa. Aku berkaca sekali lagi, memastikan penampilanku. Setelah dirasa cukup baik, aku segera keluar dari kamarku.
Saat aku keluar dari kamar, Oppaku juga keluar dari kamarnya. "Kau mau kemana, (y/n)?"
"Aku ada janji dengan Soonyoung, Oppa. Aku pergi dulu, ne." aku segera turun ke bawah lalu ke depan rumah, bermaksud menghampiri Soonyoung.
Dia sudah berdiri di depan mobil sportnya.
Aku menghampirinya, "Woah, ku rasa ada yang salah malam ini."
Dia terkekeh, "Kenapa? Kau pasti belum pernah menaiki mobil semewah ini, kan?"
Aku langsung menatapnya tajam.
"Hehe. Ayo! Lebih baik kita segera berangkat." dia membukakan pintu untukku.
Aku menatapnya aneh, "Kau aneh, Soon."
"Sudahlah, naik saja."
Aku menggedikkan bahu acuh lalu segera menaiki mobilnya. Aroma khas mint langsung memenuhi indra penciumanku saat aku mendudukkan diri di jok mobil ini. "Sejak kapan kau suka aroma mint seperti ini?" tanyaku saat dia sudah duduk di kursi kemudi.
"Entahlah, aku sendiri lupa." dia mulai melajukan mobilnya, meninggalkan komplek perumahanku.
Sepanjang perjalanan, aku hanya mendengar lagu yang terputar acak dari radio mobil ini.
· SVT ·
"Soon,"
"Wae?"
"Kau tak salah tempat kan? Kau bilang akan bertemu di cafe milik Cheol Oppa, tapi kenapa kita kemari? Bukankah ini restoran mahal?" tanyaku beruntun.
"Sudahlah, ikuti aku saja, ne?"
Aku mendesah pasrah, "Arraseo," aku membuka seat-beltku lalu segera turun dari mobil ini. Aku menunggu Soonyoung di depan mobil ini.
"Ayo, (y/n)!" ajaknya seraya memberi kode agar aku menggandeng lengannya.
Aku menggandeng lengannya lalu kami berjalan beriringan memasuki restoran ini.
· SVT ·
"Soon,"
"Hm,"
"Kau yakin tak salah tempat?"
"Ani."
Aku menatapnya kaget, "Jeongmal? Kau pasti salah tempat, Soon."
Dia hanya tersenyum, membuat matanya membentuk jarum jam 10:10, "Ani, Sayang. Aku memang memesan tempat ini untuk kita."
Aku terkekeh, "Kau memang lucu, Soon. Tapi sekarang bukan saat yang tepat."
Dia ikut terkekeh, "Duduklah saja dulu."
Aku menggedikkan bahu acuh lalu duduk di bangku untuk dua orang, berhadapan dengan Soonyoung. "Kau tahu, Soon? Ini tidak lucu sama sekali."
Dia terkekeh lagi, "Lihatlah, baju kita bahkan sama."
Aku langsung memerhatikan bajuku dan kemejanya bergantian. "Tetap saja ini tak lucu, Soon. Kalau seperti ini, lebih baik aku menonton drama saja di rumah." aku bangkit dari dudukku bermaksud untuk pulang ke rumah.
Dia menahan pergelangan tanganku, "Kau yakin tak mau dengar alasannya?"
Aish, sejujurnya aku penasaran. Kenapa dia ingin bertemu mantan kekasihnya di tempat seromantis ini, tapi aku tidak mau bertele-tele seperti ini.
"Arraseo, langsung ke intinya saja, ne." ujarnya lalu berdiri di hadapanku. Dia menggenggam kedua tanganku. "Kau mau jadi kekasihku?"
What the--? Apa maksudnya seperti ini?
"(y/n)?"
Aku terkekeh sinis, "Kau aneh, Soon. Apa maksudnya seperti ini tiba-tiba?"
"Apa tadi kurang jelas? Arasseo, biar aku ulangi." dia menghela nafas lalu menatap lekat mataku, "(y/n)-ssi, maukah kau menjadi kekasihku? Ah, ani. Maukah kau mendampingiku sampai tua nanti? Maukah kau menjadi ibu dari anak-anakku?"
Aku terkejut, sungguh. Aku memegang dahinya, "Kau pasti salah minum obat, Soon."
Dia menurunkan tanganku dari dahinya lalu menggenggamnya lagi, "Aku serius, (y/n). Bahkan, aku tak pernah seserius ini sebelumnya."
Aish. Sebenaranya ada apa dengan sahabatku ini?
"Kita sudah berteman sejak kecil, (y/n). Salahkah kalau aku memiliki rasa untukmu?"
"Tidak, Soon. Tapi ini--"
"Terlalu mengejutkan, ya?" dia tertawa pelan. "Aku tahu, kau pasti terkejut. Ah, setidaknya aku sudah mengatakan perasaanku. Lebih baik kita pulang. Kau mau nontom drama, kan? Ayo!" dia menarik tanganku keluar dari restoran ini.
- END -
Mau ngerasain rasanya ngegantungin orang, hehe.
Gomawo~
#110417
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ | Imagine With SEVENTEEN
FanficLet's imagine w/ SEVENTEEN! ·-·-·-·-·-·-·-·-·-· SEVENTEEN imagine by pplvphile