Happy Reading
"Hai. Maaf ya aku lama balik ke rumahnya,"
"Iya gapapa kok. Kamu dari mana emangnya?"
"Tadi aku ada urusan sebentar,"
Andra hanya mengangguk-anggukkam kepala.
"Kamu udah makan?" tanya Auna.
"Udah kok. Kamu udah?"
"Udah dong," ucap Auna, "kamu bosen nggak sih di kamar mulu?"
"Bosen juga sih,"
"Mau jalan-jalan ke taman?"
"Boleh-boleh,"
"Bentar ya aku ambil kursi rodanya dulu,"
"Udah yuk naik. Sini aku bantu,"
"Makasih ya Na,"
"Iya sama-sama," jawabannya sambil tersenyum.
Di taman
"Na,aku mau nanya boleh nggak?"
"Nanya tinggal nanya,"
"Kamu cinta sama aku?"
Auna menaikan alisnya karena bingung akan ucapan Andra. Untuk apa Andra menanyakan hal itu jika Andra sudah tau jawabannya.
"Kamu masih butuh jawaban aku?" tanya Auna balik.
"Buka gitu Na--"
"Udah to the point aja kamu mau ngomong apa sama aku,"
"Papa kamu masih terus maksa kamu 'kan supaya kamu tetap mau nikah sama Fathur?"
Auna terdiam.
"Diam kamu aku anggap iya,"
"Tapi aku nggak mau Ndra nikah sama Fathur. Aku nggak cinta sama dia,"
"Tapi Na, kamu harus nurut apa yang Papa kamu bilang. Aku ikhlas Na kalo emang kamu harus nikah sama Fathur. Fathur orang yang baik Na, coba kamu untuk mencintai dia,"
"Mendingan kita balik ke kamar aja yuk. Udah mau magrib,"
Andra hanya bisa menghelakan nafas melihat respon Auna seperti itu.
***
"Aku pulang ya. Besok aku ke sini lagi,"
Andra tau. Auna hanya ingin menghindarkan pembicaraan soal tadi di taman.
"Yaudah. Kamu hati-hati ya,"
Auna hanya menganggukan kepala dan ke luar kamar.
"Kenapa Ndra? Kok Auna tumben udah pulang," tanya Rani saat memasuki kamar rawat.
Andra menceritakan semua yang terjadi saat di taman tadi kepada bundanya.
"Aku bingung Bun. Aku harus apa?"
Rani hanya tersenyum lembut kepada anaknya itu.
"Yang perempuan butuhkan itu adalah waktu Ndra. Biarkan Auna berfikir dan memutuskan apa yang akan dia lakukan. Biar waktu yang menjawab kamu harus apa dan dia juga harus ngapain," ucap Rani, "Oh iya, kata dokter kamu lusa baru boleh pulang," lanjutnya.
"Alhamdulillah, aku udah nggak betah banget Bun di rumah sakit,"
"Yaudah mangkanya kamu istirahat biar kamu cepat pulih,"
"Bunda juga istirahat ya,"
"Iya sayang,"
***
Kemarin, Auna mengirimkan pesan untuk Karin agar bertemu dengan Auna. Karin yang kebetulan sedang ada di Jakarta mengiyakan ajakan Auna.
Kemarin, ia meminta pendapat kepada Karin keputusan apa yang harus ia ambil. Tetap melaksanakan pernikahannya dengan Fathur dengan dia akan meninggalkan Andra, lelaki yang ia cintai.
Di satu sisi ia tidak mau durhaka kepada orang tuanya, tetapi di satu sisi juga dia tidak bisa. Tidak bisa meninggalkan apa yang ia cintai saat ini.
Ditambah lagi ucapan Andra saat di taman tadi. Andra menyuruhnya agar ia tetap melangsungkan pernikahannya dengan Fathur.
Ia bingung dengan jalan fikirannya Andra, Andra bilang ia mencintai Auna, tetapi ia malah menyuruh Auna tetap melaksanakan pernikahannya dengan Fathur.
Untuk menentukan pilihannya, Auna berniat akan melaksanakan shalat istiqarah, ia berharap Allah akan membantu apa yang harus ia lakui sekarang.
Di atas hamparan sajadah, Auna meminta petunjuk-Nya agar ia diberi kemudahan untuk memilih. Mengeluarkan semua unek-unek yamg ada di dalam hatinya. Menangis di atas sajadah tentang semuanya yang telah ia alami.
Sesudah melaksanakan shalat istiqarah, Auna kembali ke alam mimpinya berharap doanya akan segera dijawab.
***
Jakarta, 21 September 2017.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain, I Love You [Compeleted]
ChickLitKetika semesta mempertemukan sifat yang saling bertolak-belakang. Ketika semesta merubah segalanya yang kelam menjadi indah dan sebaliknya. Akankah semesta mempersatukan mereka di balik badai yang tak kunjung usai? *** banyak banget kesalahan peng...