***
Geral kini sedang termenung di meja belajarnya sambil sesekali memperhatikan foto keluarganya itu, dan di sana keluarga kecilnya terlihat lengkap. Tiba-tiba lamunannya buyar, ketika ia di kagetkan oleh suara deringan telpon di ponselnya. Ternyata telpon itu dari Line miliknya, ia melihat nama akun orang tersebut dan ternyata Tasya yang menelponnya.
"Halo?" Ujar Tasya dari sebrang sana, suara nya terdengar seperti sedang menangis.
"Iya Sya?" Jawab Geral terlihat khawatir, "Lo kenapa? Kok suara lo kedengeran kaya nangis gitu." Tanya Geral yang memang benar.
"Gu-..., gue bodoh." Ujar Tasya lagi tersedu-sedu.
Geral mengerenyitkan dahinya tak mengerti, "Lo bodoh? Gue gak ngerti sumpah, gue ke rumah lo sekarang deh." Ujar Geral, lalu memutuskan telponnya sepihak.
Geral pun bersiap-siap untuk pergi menemui Tasya untuk saat ini. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan gadis itu. Ia takut, ada kejadian yang tidak di duga yang membuat Tasya seperti itu.
Geral mengambil kunci motornya, lalu melaju dengan cepat menuju rumah Tasya.
✨👑✨
Tasya kini sedang menangis memikirkan lelaki yang sudah membuat hatinya hancur. Ia terlalu bodoh untuk percaya bahwa lelaki itu benar-benar menyayanginya.
Dan semua ekpetasi yang gadis itu bayangkan tidak sesuai apa yang ia inginkan. Ya, sebut saja ia si bodoh. Tasya tak mengerti mengapa ia terbuai dan mempercayai segala ucapan Jeff padanya.
"Gue bodoh," Ujar Tasya lirih, "Gue suka sama lo Jeff, tapi lo gak paham hal itu!" Timpalnya lagi dengan tersedu-sedu.
Tiba-tiba otak gadis itu terngiang oleh sosok lain, dan seseorang itu adalah Geral. Tasya pun mengambil ponselnya dan mulai menelpon Geral lewat Linenya. Untung saja, jaringan dan sinyalnya saat ini sangat lancar.
"Halo?" Ujar Tasya yang suaranya terdengar seperti menangis.
"Iya Sya?" Jawab Geral dari sebrang sana yang terdengar khawatir, "Lo kenapa? Kok suara lo kedengeran kaya nangis gitu." Ujarnya lagi benar-benar khawatir.
"Gu-..., gue bodoh." Jawab Tasya tersedu-sedu.
"Lo bodoh? Gue gak ngerti sumpah, gue ke rumah lo sekarang deh." Ujar Geral, lalu memutuskan telponnya sepihak.
Lalu Tasya meletakkan ponselnya di nakas. Dan ia terus menangis.
Untung saja, dirumah sedang tidak ada orang tuanya hanya terdapat beberapa pembantunya saja. Kedua orang tua Tasya sedang menghadiri pesta perusahaan sang ayah, sedangkan Revan sepertinya ia pulang terlambat sebab ada tugas yang harus di kerjakan di kampusnya.
Selang beberapa menit bergeming di tempat, salah satu pembantu Tasya memanggil dari luar kamar.
"Non Tasya, di luar ada temennya." Ujar Bi Ijum— salah satu pembantu di rumah Tasya yang membantu Ibundanya dalam keseharian.
"Iya, Tasya turun!" Jawab Tasya sedikit berteriak, ia mengelap air matanya dan mulai menemui Geral di bawah.
Tasya mulai menuruni anak tangga dan berjalan ke arah ruang tamu, tapi keberadaan cowok itu tidak ada di sana. Gadis itu pun berlari ke arah luar rumah dan di lihatnya Geral sedang duduk di taman rumahnya. Dengan cepat ia berlari ke arah Geral.
Geral yang melihat Tasya akan menghampirinya pun beranjak dari duduknya.
Tasya menubruk badan tegap Geral, ia memeluknya. Kini yang ia butuhkan adalah sebuah sandaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Junior Boy
Jugendliteratur[My Junior Boy] - [Revisi on going] Kebencian Tasya pada sang Junior tengil yang bernama Geral kian berubah hari demi hari, apakah rasa benci itu akan berubah dan malah timbul perasaan suka di antara mereka? Lalu bagaimana dengan Jeff? Cowok...