way to the real taste

4 0 0
                                    

29 Desember 2016 Rikugien Garden , Tokyo

"Aku mohon tolong biarkan aku bebas.." Mohon seorang lelaki berpakaian formal pada sosok di hadapannya.

Sosok itu hanya menatap dingin lelaki di hadapannya.

Tuk Tuk Tuk

Suara sepatu pantopel menggema di jalan setapak taman itu. Perlahan dan pasti sosok itu terus mendekat kearah lelaki berpakaian formal di hadapannya.

Tuk

Ketukan akhir mulai terdengar. Lelaki berpakaian formal itu semakin menyembunyikan kepalanya di balik tangannya yang terikat.

Merasa jengkel dengan lelaki di hadapannya sosok itu menarik rahang lelaki dihadapannya dengan kasar.

"Kau bilang lepaskan hmm..??"Seru sosok itu dengan suara berat penuh dengan penekanan.

Lenggang menghampiri mereka.Sosok itu tampak berpikir.

"Baiklah jika itu yang kau mau."

Byakuya menghela napas lega.Namun , seketika matanya melebar saat melihat sosok itu kembali berjalan kearahnya dengan tangan yang memegang samurai.

"TIDAK TIDAK KU MOHON JANGAN!! AAARRGHHHHH!!" Teriak Byakuya saat samurai itu berhasil menebas kaki kirinya.

"Hahaha.. Hanya sampai situ ketahananmu dan kau sudah memohon ampun?" Ucap sosok itu dengan seriangai diwajahnya.

"Ti-dak.. arghh ku moh-on lepaskan ak..ARGHGG."

Lagi-lagi ucapan Byakuya terpotong karena samurai itu kembali menebas tangan kananya.

"Hah.. bermain denganmu sangat tidak menyenangkan.. Aku akan melepaskan mu." Ucap sosok itu malas.

Tatapan penuh harap terpampang jelas di wajah Byakuya. Walaupun dia nanti tidak memiliki kaki dan tangan yang lengkap setidaknya ia akan hidup. Itulah kira kira yang di pikirkan Byakuya sebelum akhirnya ia mendengar lanjutan kalimat dari sosok itu.

"Tentu aku akan melepaskan nyawamu Byakuya Kuchiki."

SRASH

Samurai itu memenggal kepala Byakuya sehingga membuat kepala itu menggelindinig di rumput yang sudah dilapisi salju. Sosok itu tersenyum puas lalu meninggalkan taman itu setelah ia membereskan semua bukti dan tubuh Byakuya.

30 Desember 2016, Shibuya

kring kring

Dering ponsel memecah keheningan di sebuah apartemen di daerah Shibuya. Ponsel itu terus berbunyi mencoba untuk membangunkan sang pemilik yang masih terlena di mimpinya.

Merasa terganggu dengan suara telponnya sang pemilik bangun dengan decakan yang menyertainya.

"Sial siapa yang telepon di pagi buta seperti ini."

Dengan setengah hati tangannya meraih ponselnya yang berada di nakas sebelah tempat tidur.

"Hmm?"
"...."

"Apa?! Kau pasti sudah gila.Ini baru pukul tiga pagi dimana seluruh masyarakat Jepang tertidur menikmati libur akhir tahun mereka dan kau dengan seenak jidatmu menyuruhku untuk pergi ke kantor pusat."
"..."
"Baiklah.. Baiklah..Aku akan sampai disana dalam waktu tiga puluh menit."

Tanpa mendengar balasan dari line seberangnya laki laki itu segera menutup sambungan teleponnya.Dengan langkah malas ia menuju kamar mandi untuk mempersiapkan penampilannya.

Tak lama ia keluar dari kamar mandi dengan seragam polisi lengkap.Dia membawa langkahnya menuju kaca yang berada di samping pintu keluar apartementnya.

Taste Of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang