sebuah topeng

15 0 1
                                    

malam itu aku berjalan sendirian, niatnya sih hanya mau ke warung di blok sebelah, tapi karena warungnya tutup, jadi aku harus pergi ke minimarket depan komplek.

"kenapa sih gulanya harus habis segala. bukannya daritadi siang disuruh beli." gerutuku sepanjang jalan.

akhirnya aku sampai di mini market. aku mulai menyusuri rak-rak makanan dan mencoba untuk mencari barang yang aku ingin beli. saat berjalan menuju kasir, aku merasakan ada angin yang menghembus di telingaku seperti membisikan sesuatu padaku.

aku terdiam. kurasakan lama kelamaan hembusan angin itu semakin jelas.

"mbak? mbak?" suara petugas kasir yang berusaha menyadarku dari lamunanku.

"hah? i..iya mba. maaf" kataku saat sudah sadar namaku dipanggil.

aku pun kembali berjalan menuju kasir dan segera lekas membayar.

saat sudah selesai membayar, aku hendak berjalan keluar dari mini markte itu, namun ku liaht jalan yang gelap menuju komplekku, membuatku enggan untuk melangkah.

"aduh! pakek lupa bawa hape lagi!" gerutuku

sialnya, aku lupa membawa handphoneku. niatku untuk meminta adikku Cara menjemputku disini. 

aku berada di antara pilihan untuk tetap tinggal disini sampai mini markte tutup, atau berjalan kembali kerumah menyusuri jalan gelap didepan sana.

lama ku terdiam hingga akhirnya kembali kurasakan hembusan angin itu datang lagi dan berusaha untuk membisikan sesuatu padaku. tar ingin aku hiraukan, aku pun beranjak dari mini markte tersebut dan berjalan menuju rumah.

sepi, dan malam itu bulan purnama.

ah pikiranku sudah memikirkan hal yang tidak-tidak.

aku mempercepat langkahku.

namun, aku merasakan ada yang mengikutiku. semakin cepat aku berjalan, dia juga akan mengikuti.

aku berhenti sejenak. suara itu hilang. aku beranikan diriku untuk melihat kebelakang.

'ah tidak ada orang' kataku dalam hati

aku kembali berjalan, namun aku kembali mendengar suara langkah kaki yang mengkutiku dari belakang.

aku kembali berhenti.

suara itu hilang kembali.

aku kembali melihat kebelakang, namun tak ku temukan siapapun.

saat aku membalikan tubuhku, aku melihat sesosok pria memakai jubah hitam dengan muka yang ditutupi oleh topeng. tapi tunggu, topeng itu nampak seperti wajah manusia

apa itu darah di topengnya?

aku sempat terdiam saat menatap topengnya dan bergegas untuk lari.

'huft.. hampir saja dia menangkapku' ujarku dalam hati.

brukk..

aku terjatuh.

semuanya gelap.

================================================================================

"ughh dimana aku?" kataku. kepala ku terasa sangat pusing. aku berusaha untuk sadar secepat yang aku bisa.

aku berada disebuah gudang kosong yang hanya diterangi oleh 1 cahaya lampu namun itu saja sudah redup.

ku lihat sekelilingku banyak tumpukan kayu.

dari kegelapan aku melihat seperti suatu beda yang digantung. entah apa itu, namun aku hanya bisa melihat itu tergantung.

ku lihat seseorang keluar dari balik kegelapan.

oh tidak! itu orang yang ku temui di jalan tadi.

kini orang itu berjalan ke arahku. aku bisa semakin jelas melihat mukanya.

tunggu.

itu bukan muka aslinya. matanya terlihat berlubang dan wajahnya penuh darah.

dari balik badannya ia menunjukan sebuah pisau.

ia melayangkan pisau itu kearah ku.

aku ingin menghindar, tapi

ahh sial aku diikat!

================================================================================

"kau mempunyai wajah yang sangat cantik" ujar pria itu seraya melepaskan topengnya dan mengganti topeng itu dengan wajahku.

"sayang, kau kini hanyalah sebuah pajangan" katanya sambil menggantungku bersama dengan korban yang lainnya.

================================================================================


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 23, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

one shot scary storiesWhere stories live. Discover now