Dua tahun sudah aku lulus dari Universitas, itu artinya sudah hampir satu setengah tahun aku tidak pulang ke rumah, memilih untuk bekerja di luar kota, melarikan diri dari sakitnya cinta, dan menghindari adik ku.
Namun, sepandai-pandainya aku kabur suatu saat akan ketemu juga. Takdir pasti tak akan semurah hati itu hingga membiarkan ku menjauh sekian lama dari masalah hatiku.
Aku masih melamun sambil menggerak-gerakkan mouse komputerku asal hingga seseorang menepuk bahuku.
Aku menoleh."Lunch?" tanyanya
Aku hanya mengangguk dan bangkit dari kursi mengikuti langkahnya.Dia mas Abdul, laki-laki yang sudah aku sia-sia kan dulu. Yang dengan baik hatinya malah menawariku sebuah pekerjaan di perusahaan tempatnya bekerja.
Dan kalian benar, aku kabur hingga ke seberang pulau. Ke Kalimantan.
Kami duduk berdua di warung lesehan dekat kantor, saat ini jam makan siang, suasana benar-benar rame.
"Jadi, bulan depan adek kamu jadi nikah?" tanyanya tiba-tiba
Aku hanya menatapnya malas."Jangan mulai bahas lagi, jangan coba-coba nyuruh aku pulang lagi, aku nggak sanggup" ucapku kesal.
Mas Abdul tau semua masalahku, dia sahabat terbaikku disini. Saat pertama kali datang kesini dan dia bertanya kenapa aku hanya menangis dan menceritakan semuanya. Termasuk alasan di balik keputusan ku mencampakkannya dulu. Dia hanya tersenyum, maklum dengan kelakuan labilku. Dan sekarang dialah orang pertama yang bakal menceramahiku untuk move on dan mencari cinta baru, belajar ikhlas dan melepaskan. Dia jadi super cerewet apa lagi kalau ditambah dengan kak Sinta tunangannya yang kejam tapi baik hati itu. Mereka jadi mirip duo yang hobi banget menceramahiku. Nasiibb.
"Dewasa dikit lah Ken, cowok jg nggak cuma satu aja. Kamu tau nggak, lebih keren saat mereka nikah kamu disana tersenyum bahagia, ikhlas dari pada kamu disini manyun, memendam sakit hati dan nggak ketemu orang tua kamu. Kamu nggak kangen sama mereka?"
Kangen? Jelas aku sangat merindukan kedua orang tua ku. Wajah ayah dan ibuku yang hanya bisa aku tatap lewat ponsel.
"Pulang dek, hadapi masalahmu"
Aku menoleh ketika tiba-tiba mendengar suara kak Sinta di sebelahku."Jangan mulai ceramah lagi, aku udah kenyang sama ceramah" ucapku sambil manyun ke arah kak Sinta.
Sementara kedua orang itu hanya tertawa.
"Kalo kamu pulang dek, kakak bakal rekomendasiin nama kamu di acara tahunan perusahaan kita. Kamu ya bisa lah ikut event yang ada di korea itu"
Arrgghh..
Kan kak sinta itu kejam.
"Kakak nyogok aku, kejam banget sih. Udah tau aku pengen banget ke korea malah diginiin"Kak sinta hanya tertawa.
"Udahkan Yang makannya?tinggalin si anak galau ini sebentar. Anterin aku keluar"Aku mendengus
Ku lihat mas Abdul langsung bangkit dari kursi dan menggandeng tangan kak Sinta."Pikirin baik-baik Ken" ucap mas Abdul sebelum benar-benar pergi.
Aku menatap indomi goreng yang ku pesan, yang hanya ku acak-acak sedari tadi. Mungkin kondisinya sama dengan hatiku. Tapi masih bisa dirapihin lagi kan?masih enak dimakan sekalipun sudah ku anggurkan beberapa lama?
Kalau begitu kenapa hatiku begitu sulit untuk aku rapikan?
Tuhan, bantu aku. Karna aku tau hanya Engkau-lah yang Maha membolak balikkan hati.------tbc
Fiuhh. Update jg *lap kringet*
Jujur aku nggak tau cerita ini akan aku kemanakan.
Terimakasih untuk semua apresiasinya.
Salam absurd😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA
عاطفيةDia adalah segala definisi cinta yang aku tau. Cinta monyet, cinta pertama, cinta dalam diam. Mungkinkah dia juga cinta sejati. Walau kini posisiku hanyalah cinta yang bertepuk sebelah tangan.