A/N :
Coba dengerin lagu yang di atas sambil baca, ok? Lagu sama ceritanya nyambung (bagi author). It's up to you :) Hope you enjoy it! >_<
"Aku merindukannya..."
(Y/N) POV
Pada hari itu, aku harus pergi meninggalkannya...
Aku dan Jungkook adalah rekan kerja. Kami bertemu 2 tahun yang lalu. Rapmon-hyung merekomendasikan diriku ke agensi BigHit sebagai salah satu trainees. Sejak saat itu aku berdebut solo. Dan di saat itulah aku mengenal Jungkook.
Awalnya aku yakin aku takkan akrab dengannya. Karena banyak rumor kalau Jungkook tidak bisa nyaman di dekat entertainer perempuan. Namun, Karena usia kami dekat, dan ternyata banyak hal yang kami berdua sukai itu sama, tak memerlukan waktu lama untuk diriku menjadi sahabat dengannya. Dan aku mengkhianati pertemanan kami,
aku jatuh cinta kepadanya.
Tapi perasaan ini akan kupendam, aku tak ingin menghancurkan persahabatan ini. Dan sambil mendendam perasaan ini, aku harus pergi meninggalkannya.
"Eh? Amerika?" gumamku saat dipanggil Bang si hyuk-nim
"Iya, apakah kau tertarik (y/n)? Di Amerika sekarang ini sedang dibuka pelatihan musik. Yang berjarak waktu 4 tahun lamanya. Karena di sana kurang lebih ada supporter BigHit, kau bisa dengan mudah masuk pelatihan tersebut," ucap PD-nim, "tentu saja pilihan ada di tanganmu."
Tentu saja aku ragu, kesempatan ini takkan datang 2 kali. Tapi.. Come'on ini Amerika, lho. Bukan toko yang bisa kau temukan depan rumah. Betapa jauhnya? Apakah aku bisa menahan rasa rinduku?
"Aku terima." jawabku singkat. Dari hatiku aku sudah yakin. Aku tak ingin menyesal. Jika memang aku akan merasa kesepian, akan kutahan sekeras apapun.
Hal ini kurahasiakan dari siapapun kecuali PD-nim, manager-ku, dan keluargaku. Selain itu, tidak ada yang tahu. Seharusnya begitu.
"(y/n), kamu di sana hati-hati, ya. Ibu do'akan kamu akan selalu aman dan bahagia." ucap Ibuku yang datang ke bandara sebelum aku berangkat.
"Makasih ya, bu." jawabku, "ah, sudah jam segini, sebaiknya aku masuk ke pesawat. Ibu, benar-benar makasih, ya."
"Hum, hati-hati, ya." ucap Ibu yang melambaikan tangannya. sesekali aku melihat kebelakang untuk membalas lambaian Ibu.
Setelah itu aku masuk ke pesawat, dan duduk di kursiku. Di kepalaku penuh dengan orang-orang yang akan kurindukan, terutama Jungkook. Masih banyak yang ingin kubicarakan dengannya, masih banyak hal yang ingin kulakukan bersamanya. Bahkan sampai sekarang aku masih bisa mendengar suaranya. Iya, aku men..dengar.. suaranya...
"Eh..?" gumamku melihat tanganku yang tertitikkan air mata.
Aku baru menyadari, air mata berlinangan di pipiku. Aku menangis? Iya, aku menangis. Pada akhirnya perasaanku tidak tersampaikan, karena aku yang salah. Aku sungguh pengecut, bukan?
Aku tak kuat memikirkan Jungkook di sana, tertawa bahagia, tapi di sisinya bukanlah diriku. Apa yang harus kulakukan? Sekarang aku tak bisa mundur dari sesuatu yang kupilih.
Aku langsung bergegas menghapus air mataku dan menyegarkan mata basahku melihat kearah jendela kecil pesawat.
"!?"
Tunggu, aku hanya salah lihat, bukan? Tapi tak salah lagi, itu Jungkook!? Beneran ini bukan mimpi? Ia berdiri di gedung sebelah pesawat. Sepertiya Ia berteriak sesuatu, tapi aku tak bisa mendengarnya. Hatiku kembali tergerus. Rasanya sakit sekali. Aku tak tahu harus bagaimana. Aku menolehkan pandanganku dari Jungkook sampai pesawat mulai bergerak.
Sejak saat itu, aku tak bertemu dengannya lagi...
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing You (Jungkook x reader fanfiction)
FanfictionSegalanya berasal dari rasa pengecut, rasa rindu, dan juga rasa cinta, yang dirasakan (y/n). salam YOLO! ini adalah FF based on Spring day lyrics (gak juga, sih) Intinya, ini Jungkook x reader fanfiction dengan tema 'merindu'. Untuk semua umur d...