FTH(05)

2.4K 192 7
                                    

BUK!

"Ittai, Lucy!" rengek Natsu yang baru saja mendapat jitakan dari Lucy. Natsu mengerucutkan mulutnya. Natsu tak tahu. Bahwa bila dia bertelanjang dada akan mendatangkan petaka.

"Kau tidak sopan sekali Natsu. Aku ini wanita. Camkan itu!" Lucy tak memperdulikan rengekan Natsu. Sungguh sangat sial. Natsu mengharapkan ucapan terimakasih dari orang yang di tolongnya. Tetapi dia mendapat jitakan plus dikatai tidak sopan. Natsu mendengus. Dia berpikir bahwa ini tidak adil.

'Kenapa Gray bisa kemana-mana tidak memakai baju? Sedangkan aku pasti akan di tegur'   batin Natsu pilu.

Natsu hanya tertunduk.  Iya, dia memikirkan apa salahnya? Dia tidak sempat memakai baju saat menolong Lucy. Dia tidak sengaja. Dia hanya khawatir pada temannya. Kenapa dia harus menerima semua ini(?)

"T-tapi.. Arigatou ne Natsu.." tiba-tiba Lucy memberikan ucapan terimakasih yang dinanti oleh Natsu. Natsu senang-sangat senang.

"Ha'i, Lucy. Sebaiknya kau cepat-cepat bersiap. Satu jam lagi pelajaran akan di mulai. Dan aku akan kembali sekarang. Oia, aku akan memanggil Levy yang sedang syok di kamarku. Jaa ne" Natsu melompat dari jendela kamar Lucy. Lucy kaget. Dia spontan melihat ke bawah. Tapi tak ada apa-apa di bawah sana. Kemana Natsu pergi?

__________

Gadis pirang yang patah hati kini sudah semangat kembali saat menyadari sang pujaan hatinya mengkhawatirkan dirinya. Lucy tersenyum senang mengingat Natsu dengan raut wajah khawatir. Tapi, ngomong-ngomong kemana Levy semalam? Ah entah lah. Lucy memakai sepatu nya dan melangkahkan kakinya ke dalam pekarangan sekolah. Dia kini sudah siap untuk bertempur dengan buku-buku yang sudah menantinya. Sekarang Lucy sudah berada di depan pintu kelasnya. Dia membaca papan kelas yang tergantung di samping pintu.  'T-class'  jujur Lucy agak ragu dengan papan itu.  Tapi dia tidak memikirkannya. Dia menarik napas dalam-dalam..

BRAKK!

"Ohayou minna" sapa Lucy yang sedang berdiri di depan pintu. tidak sadar Lucy mendobrak pintu. Dia tersenyum manis memandangi temannya yang sedang sibuk sendiri. Tapi itu bukan masalah buat Lucy. Dia memasuki kelas dengan hati yang riang gembira. Lucy duduk manis di bangkunya. Dia menatap kearah jendela untuk mengusir bosan. Lucy teringat lagi kejadian saat Natsu menolongnya. Untunglah Natsu tidak tau bahwa Lucy cemburu dan frustasi gara-gara nya.
'Andai aku tahu.. Apakah Natsu memiliki perasaan pada Lisanna'.  Batin Lucy. Dia berharap Natsu tak memiliki perasaan pada seorang wanita pun. Supaya dia bisa mencuri hati pria pink itu. Lucy sadar dia hanya figuran kalau misalkan ini adalah komik atau novel. Tak mungkin pemeran utama seperti Natsu jatuh Cinta pada Lucy si tokoh figuran. Lucy sedih saat mengingat kalau dia tokoh figuran tak berguna. Siapa sih wanita beruntung yang akan mendapat hati Natsu. Andai wanita itu Lucy. Andai Lucy bisa menyatakan rasa cintanya. Andai...

"Lucy, kau kenapa? Ayo ke gedung olahraga. Kelas kita akan bertanding basket dengan kelas XII ipa. Ayo! Pacarmu akan bertanding sekarang?! " Levy menarik Lucy. Lucy pasrah. Mukanya blushing karna perkataan Levy.  'Pacar? Apakah maksudnya Natsu? Hyaa! Aku malu dan senang sekali' 

Mereka sampai ke gedung olahraga. Lucy duduk di bangku penyamangat bersama levy. Lucy memerhatikan Natsu mendribble bola dengan lincah. Oh ya jangan lupa senyuman manis yang membuat para gadis berteriak histeris. Dia melawan Zeref. Kakaknya sendiri. Lucy bingung mereka kakak beradik tapi kenapa Zeref mencoba merebut bola basket dari Natsu . Apa karena mereka beda kelas? Bisa jadi.

"Lucchan. Kau tahu? Kelas kita memimpin 12 angka! Dan yang memasukkan bola ke ring adalah Natsu! Enak ya? Punya pacar begitu" Levy memperhatikan Natsu yang di penuhi peluh. Tubuh berotot Natsu nampak sangat jelas karena bajunya yang basah dengan keringat. Spontan semua di bangku penyemangat melihat kearah Levy,  tak percaya dengan perkataan Levy. Begitu juga dengan Lucy. lucy cengo mendengar mulut gaberes Levy.

"Kapan aku merubah status jomblo ku?" tanya Lucy.

"Bukannya kalian jadian tadi pagi? Saat Natsu berlari kekamar kita? " tanya Levy polos. Semua orang yang mendengar sudah berbisik. Membuat gosip untuk Lucy dan Natsu.

"T-tidak! Dia hanya membangunkanku karna aku pingsan semalam! Kenapa kau menyimpulkan begitu Levychan? ". Lucy malu. Dia tidak jadian dengan Natsu. Malahan dia sedang frustasi dibuatnya. Lucy ingin mengutuk lidah tak bertulang Levy. Sungguh sangat tidak baik bila di dengar orang lain. Bisa jadi mereka akan memfitnah Lucy. Dan mungkin saja dia akan jadi bahan gosip yang sangat terkenal(?)

"Lucy, Ayo jujur pada dirimu sendiri. Siapa yang kau cintai? " Levy menatap Lucy dengan tatapan lembut. Lucy luluh. Diapun menarik Levy ke Taman belakang sekolah.

"A-aku suka pada Natsu... Levy, tolong rahasiakan ini. Aku tak ingin ada yang tahu. Terutama Natsu sendiri " Levy membulatkan matanya. Itu seperti dugaannya. Levy tersenyum.

"Kalau begitu... Kau harus menyingkirkan seseorang yang mungkin.. Disukai Natsu. Tidak baik bila Natsu tahu kau suka padanya. Tenang.... Aku akan membantu. Tapi jangan singkirkan wanita itu dengan kekerasan. Tapi REBUT HATI NATSU ATAU TIDAK SAMA SEKALI" Levy tersenyum senang bercampur.. Entahlah. Levy berkata dengan penekanan di akhir kalimatnya. Lucy susah payah menelan ludahnya. Kenapa jadi begini? . Pikirnya.

"Bagaimana  a-aku merebut hatinya sedangkan semalam aku.. " Lucy menggantung kalimatnya. Dia terdiam lama. Itu membuat Levy kesal.

"Aku tahu kau cemburu semalam! Tapi berusahalah! Bisa saja Natsu belum menyukai seseorang " Lucy seperti mendapat suntikan semangat dari Levy.

"Hontou? " tanya Lucy memastikan.

"Tentu saja. Kau lupa? Natsu sahabatku. Dia tidak pernah bercerita tentang orang yang di sukainya" Levy tersenyum lalu menggandeng tangan Lucy "ayo kita berikan semangat untuk Natsu yang sedang bertanding bola! " Mereka pun meninggalkan Taman belakang yang tak berpenghuni itu.

__________

Gadis bersurai puting yang pendek manatap langit dengan tatapan yang sulit untuk di tebak. Dia tersenyum kecut.

"Hahh.. Natsu-kun, tunggulah. Aku yang akan merebut hatimu. Bukan si pirang itu haha" dia tersenyum licik lalu berlalu dari tempat dimana dia mendengar percakapan antara kedua gadis yang berstatus 'teman sekelas ' nya.

To be continue!  ٩(ˊωˋ*)و

Fairy Tail Highschool✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang