Jongsuk masuk membawa bungkusan putih ditangannya. Suzy menoleh saat terdengar suara pintu, ia kira wartawan, ternyata si pembawa onar.
Suzy kembali menatap cermin di tangannya, berpura-pura acuh."Ini obatmu" ujar Jongsuk sebari melempar plastik yang berisi obat ke hadapan Suzy.
Suzy balik melempar plastik putih itu ke Si eon yang duduk di sofa, sofa yang cukup jauh dari kasur sehingga obat yang ada didalamnya berjatuhan ke lantai.
Si eon berjalan mengendap-endap ke arah pintu, memilih keluar karena takut terjadi perang dunia antara Suzy dan Jongsuk."Kau kira penyakitmu biasa saja sampai membuang obat sembarangan" omel Jongsuk yang sibuk memunguti bungkus berisi obat di lantai.
"Jangan keluar dari rumah sakit dulu" tambah Jongsuk sebari melemparkan iPad nya ke paha Suzy.Suzy mengambil iPad yang dilempar kasar pria tak tahu diri itu setengah hati, dengan wajah kesal ia membaca artikel yang ada di layar homepage.
Seketika ia menghembuskan napas kesal lalu menaruh iPad itu sembarangan.
"Bagaimana bisa aku digosipkan denganmu?" Ujar Suzy dengan nada suara melecehkan.
Jongsuk duduk bersandar di sofa sebari sesekali membenarkan kacamata hitamnya, ia tersenyum terpaksa, sama-sama tak percaya dengan artikel yang muncul pagi-pagi.Ketika sama-sama diam, Jongsuk sibuk dengan ponselnya dan masih dengan posisi yang sama, bersandar di sofa. Suzy melihat setiap gerak-gerik Jongsuk dengan tatapan menyelidik. Ia merasa risih dengan kehadiran si anak CEO tak tahu diri itu.
"Apa yang sedang dia lakukan sih disini? Kalau hanya bermain ponsel kenapa tidak di apartemennya yang pasti sangat besar dan mewah. Kenapa harus di kamar rumah sakit? Apa dia ingin memastikan kalau aku tidak akan kabur ? Cih! Picik sekali pikirannya jika seperti itu" gerutu Suzy dalam hati.
"Apa kau tak lapar?" Akhirnya keheningan selama 30 menit pecah juga dari Jongsuk yang tiba-tiba nyeletuk minta makan.
"Kau pikir aku bisa makan" jawab Suzy ketus.
"Kau pikir aku mau terkurung disini bersama mu" ujar Jongsuk sebari berjalan kearah pintu, memutar handle pintu yang terkunci dari luar.Suzy akhirnya tau alasan si lelaki menyebalkan itu terus ada di kamar karna dikunci, dikunci oleh manajer sialannya itu, yang sama menyebalkan nya.
"Aissshh~~ LEE-SI-EON" umpat Suzy pelan dengan wajah kesal.
Jongsuk kembali berjalan kearah Suzy. Ia duduk tepat disebelah Suzy yang sedang duduk bersandarkan bantal. Suzy sedikit menggeser posisi duduknya, enggan berjarak dekat dengan pria menyebalkan itu."Kau sungguh menyedihkan" ujar Jongsuk tiba-tiba setelah membuka kacamata hitamnya dan menatap Suzy lekat.
Suzy yang tiba-tiba ditatap intens buru-buru memalingkan wajahnya lalu mendorong Jongsuk dari kasurnya.
"Apa tak ada perkataan baik yang keluar dari mulutmu?" ujar Suzy ketus.
Jongsuk hanya tersenyum sebari memakai kacamata nya lagi......
Setelah 2 hari di rumah sakit, Suzy keluar dengan kursi roda dan disambut kilauan lampu kamera setibanya ia di lobby rumah sakit.
Hampir semua wartawan bertanya mengenai kebenaran artikel skandal kencan antaranya dengan Jongsuk.
"Mengenai berita itu, saya akan memberikan jawaban melalui agensi" jawab Suzy kesemua wartawan sebari tersenyum lembut saat kamera mengarah padanya. Lalu dengan tepukan pelan, Suzy memberikan sinyal agar Sieon si manajer mempercepat dorongan kursi rodanya.Dilain tempat nampaknya Jongsuk menikmati keadaan dimana wartawan selalu ada saja yang mengikutinya kemanapun. Layaknya pemeran utamanya dalam sebuah drama, ia sangat menikmatinya.
Jongsuk menyebrang jalan yang ada di depan apartemennya. Ia berniat pergi ke restauran untuk makan siang."Main lah ke sini, kau akan cepat tua jika hanya menghabiskan waktu dikantormu" ujar Jongsuk menjawab percakapan ponselnya.
Saat sedang asik mengobrol, langkah Jongsuk terhenti saat ia melihat layar besar di gedung tinggi disalahsatu jalanan Kangnam sedang menyiarkan berita kepulangan Suzy dari rumah sakit.
"Wanita dengan nasib buruk" gumam Jongsuk lalu kembali melanjutkan jalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Lies
Fanfiction[LOVE, LIES] Kisah: Lee Jongsuk, lelaki pembaca masa depan dan Bae Suzy, artis kelas A yang dihantui kematian.