"Haa...! Mudahnya. Kami ada 20 orang lebih... Kalian cuma berdua bisa apa?" Kata Ketua mereka, seorang dengan ikat kepala hitam bergambar tengkorak. "Cepat jarah apa saja yang mereka punya!"
Lalu anak buahnya melakukannya dengan tangan lambat.
"Cepetan!" Bentak ketuanya.
"Halah... Sok-sok an jadi pemimpin kami. Kamu tuh sama seperti kami. Gak berhak ngatur-ngatur kami kayak kapten." Keluh salah satu anak buahnya, sambil mau tidak mau melakukan apa yang ketuanya pinta.
"Kalian semua tahu kan! Kapten kita sudah tiada."
"Apaan gak ada? Dia dalem kastil itu tuh. Kesurupan atau apa enggak ngerti juga." Keluh anak buah yang lainnya.
"Kalian semua gak ada yang berani mastiin? Kapten kita masih selamat atau tidak."
"Enggak ah... Kastil itu angker, ngeri!"
"Yaudah! Pokoknya selama kapten tidak bersama kita, anggap saja dia sudah gak ada! Aku kapten kalian sekarang."
"Apes banget, kita harus bertahan hidup di hutan ini. Menanti kejelasan kapten kita masih bernyawa atau tidak." Keluh yang lainnya lagi.
"Terus, gak pernah ada yang nunjuk kamu jadi kapten. Tahu-tahu aja kamu ngatur-ngatur kami."
"Kalau gitu disini ada yang bisa mimpin? Sini, coba gantiin aku!"
Lalu semuanya tak merespon, sambil mau gak mau melanjutkan pekerjaannya, menjarah Aldridge dan Chaos.
"Tuh! Tak ada yang mau kan? Makanya, sudah! Nurut aja!"
Tak berapa lama, Ketuanya mengeluarkan sebuah pedang golok besar.
"Mumpung mereka masih belum sadar, harus dihilangkan dulu nyawanya. HYAA!"
DESSSTT !!
"Ehh!!?" Wajah ketuanya langsung pucat ketika pedangnya tertahan sesuatu. "K-Kenapa?"
Setelah diperhatikan lebih dalam, Pedang golok itu di genggam erat-erat oleh tangan kanan Chaos yang terbungkus api, hingga seluruh besi pedangnya menjadi panas dan mulai retak.
"Hah... Hah... Racun pelumpuh seperti ini, Hah... Hah... Tak akan bertahan lama bagi Klan Lodier."
"K-Klan Lodier!? Bicara apa orang ini?!" Panik orang itu, mendapati pedangnya sudah jadi orange seperti habis keluar dari perapian pandai besi. "Hei kalian! Sini bantu aku! S-serang orang i..."
BUUSSSHHH !!
Tinju Chaos yang berselimut api mengarah ke pipi kiri ketua mereka dengan telak.
"Ternyata cuma ikan teri."
"Hii...!!? K-kita salah target!"
"D-dia bisa sihir!"
"KABUUUUURRR!"
"Jangan coba-coba..." Kedua tangan Chaos kini berselimutkan api, lalu dilipat tangannya hingga membentuk api yang lebih besar, dihentakkannya ke tanah dan menimbulkan sebuah sihir api berbahaya.
"Fire Tower !!"
Kini Aldridge dan Chaos dikelilingi sebuah pusaran api yang memutar tinggi sekali, layaknya sebuah menara. Tanaman di sekelilingnya pun ikut hangus terbakar.
"LARI !! TERUS LARI !!"
"EXPLODE !!"
Menara api itu menyebar dengan memutar 360 derajat, membakar apapun di sekelilingnya. Termasuk pohon-pohon dan para bajak laut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spirit Weapon II - Dark Empire
FantasíaFantasy Based on MMORPG Culture. Meskipun ini bukan Game. ON GOING (Update Setiap Jum'at) Book 2 - Spirit Weapon Series (Novel ini tidak disertai gambar, Karena Author tidak sempat XD.) Tahun 1901, Azuria Continent Melanjutkan petulangan Aloysius Al...