8.Semua tentang Agatha

34 6 0
                                    

Happy reading guys~~

Gue sekarang sudah berada di dalam kamar. Ka Fahmi sudah pergi dari setengah jam yang lalu. Gue tidak melihat ka Vino sedari tadi, mungkin dia belum pulang. Baguslah, jadi gue tidak di cecar pertanyaan pertanyaan yang memuakkan.

Entah kenapa sekarang gue sangat muak dengan kak Vino. Gue ngerasa kak Vino udah gak peduli sama gue. "Pusing ah mikirin itu mulu, mending gue tidur" kata gue sendirian.

°°°∆°°°

"Agatha bangun" suara itu seperti familiar di telinga gue. "Agatha bangun Agatha" kata orang itu lagi. "Agatha.."katanya lagi. Suara itu benar-benar mengusik tidur nyenyak gue. "Apa sih kak, ganggu aja masih pagi juga" jawab gue kepada orang itu. Ya, siapa lagi kalau bukan kak Vino.

"Semalam kamu kemana? Kakak cari cari kamu" tanyanya lagi. Mata yang sedari tadi masih terpejam, kini berusaha gue buka. "Go home" jawab gue sekedarnya. Kak Vino menghembuskan nafasnya kasar. "Agatha, jangan berbohong" katanya lagi, dan kemudian mendudukkan paksa gue. Hingga sekarang gue sudah duduk dengan bantal dibelakang punggung gue. Kak Vino mendekatkan wajahnya ke wajah gue. Dekat,  dekat dan semakin dekat dengan mata elangnya dan wajahnya yang sangat menyeramkan.

"Kakak apa-apaan sih" kata gue dan mendorong kak Vino. "Mau lecehin Agatha?" ucap gue asal ceplos. "Apa kamu bilang? Kamu udah gila ya tha?" kata kak Vino murka. "Kamu egois tha" lanjutnya.
"Loh? Kakak udah bangunin aku pagi-pagi dan sekarang bilang Agatha egois?"  tanya gue tak percaya. "Kakak udah kelamaan nganggur nggak sekolah jadi gini nih"  kata gue yang sebenarnya sangat tidak sopan.

"Kamu nggak sadar ya tha?" tanyanya.

"Agatha, kakak tau kamu sangat terpukul karena kamu memutuskan Anugrah karena kesalahpahaman, karena rasa cemburu kamu melewati batas wajar padahal kamu sangat menyayangi dia bahkan sampai sekarang.."kak Vino.

"Ketika rasa sakit hati kamu dan penyesalan kamu belum hilang.. Mama mengalami kecelakaan.. Dan mengakibatkan kamu kehilangan Mama, nenek kakek, dan tante Lisa" lanjutnya.

"Shut up!" teriak gue.

"Ketika terjadi hal hal menyedihkan dan menyakitkan, kenapa kamu selalu punya celah dan alasan untuk menyalahkan diri kamu sendiri?"

"Kamu hanya perlu ikhlas dan lebih tabah"

"Agar dapat melewati ujian yang Allah berikan ini"

"Semua emang salah Agatha ka! Salah siapa lagi kalau bukan Agatha?"

"Anugrah meninggalkan Agatha karena ia menyangka Agatha tidak mencintainya. Mama meninggalkan Agatha karena Agatha gak berhasil bujuk mama agar gak ikut pergi"

"Dan.. Kenapa nggak Agatha aja yang pergi dan mama tetap disini?"lanjut gue. Air mata gue udah nggak bisa dibendung. Sekarang, air mata itu sudah membasahi pipi mulus gue. Tangis gue sudah pecah.

"Kamu tahu? Kalau semua sudah diatur" kata kak Vino lembut. "Ini takdir Agatha, tidak ada yang bisa merubah, memang kamu pikir kamu siapa bisa merubah takdir?" kata kak Vino masih dengan nada yang sangat lembut. Namun kali ini menusuk.

"Jangan sia-sia kan orang yang masih setia disisi mu. Sebelum akhirnya mereka harus pergi juga" kata kak Vino seraya membawa gue ke dalam pelukannya.

Gue menangis di pelukan kak Vino cukup lama. Kak Vino mengusap lembut rambut gue, membuat gue merasa sangat nyaman.
"Relakan papa menikah dengan wanita pilihannya ya" kata ka Vino dengan sangat hati-hati. "Kenapa?" tanya gue. "Karena itu amanah dari Mama" jawab kak Vino.
"Tidak mungkin kak, mama sangat mencintai papa. Bagaimana mungkin mama menyuruh papa menikah lagi" kata gue sambil berusaha lepas dari pelukan kak Vino. "Kamu mau tahu? Hemm" tanya kak Vino tenang. "Ya kak! Aku mau tahu, cepat beritahu!" jawab gue sambil menarik-narik baju bagian belakang kak Vino.

ARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang