Forgive Me Juna

198 8 2
                                    

9 Februari 1996

Mata anak laki-laki usia 5 tahun itu berbinar melihat seseorang yang berada di pelukan ibunya. Yudistira nama anak laki-laki itu, dia baru saja menyambut kelahiran adik laki-lakinya.

Adik laki-laki yang sangat tampan dengan iris mata berwarna hijau zamrud, sangat meneduhkan bagi siapa saja yang melihatnya. Yudis sangat bersemangat dengan kelahiran adik laki-lakinya, dia mencoba mengajak adiknya untuk berbicara tapi adiknya hanya tidur saja dan itu membuat Yudis bingung.

"Ayah, kenapa adik bayi tidur terus, Yudis kan mau main sama adik Yah," celoteh anak berumur 5 tahun itu.

"Yudis, adik bayinya masih kecil dan belum bisa bicara. Nanti kalau sudah besar seperti Yudis adik bayi baru bisa bicara," jawab Andri-Ayah Yudis-.

"Kalau gitu, nanti Yudis yang ajarin adik bicara ya Yah," ucap Yudis dan Ayahnya hanya tersenyum.

"Ayah sudah dapat nama yang cocok untuk anak kita kan?" Tanya Vira-Ibu Yudis-.

"Iya Bu, Ayah sudah dapat kok nama yang cocok untuk malaikat kecil kita ini. Namanya Arjuna Candrakanta artinya laki-laki yang menerangi kegelapan. Semoga dia selalu menjadi penerang untuk kita Bu," jawab Ayah dengan mantap dan mata bekaca-kaca.

Ibu Yudis juga terharu mendengar nama tersebut dan senyuman Yudis semakin lebar mendengar adiknya sudah punya nama.

"Jadi..kita panggil dia dengan Juna ya Yah?" Tanya Ibu dan Ayah hanya menganggukkan kepalanya.

"Ye..ye..ye..adik Yudis sudah punya nama. Sekarang kamu kakak panggil dek Juna ya," celoteh Yudis seraya mencium pipi adiknya dengan gemas.

9 Februari 2006

Terlihat seorang remaja berusia 15 tahun yang sedang asyik memilih sepatu, iris mata coklatnya sibuk melihat sepatu mana yang cocok untuk adik laki-lakinya.

Setelah hampir satu jam dia berada di toko sepatu itu akhirnya Yudis mendapatkan sepatu yang cocok untuk hadiah ulang tahun adiknya.

Yudistira tumbuh menjadi remaja yang sangat tampan meskipun baru kelas X tapi ketampanan Yudis sudah terlihat. Dengan iris mata coklat yang dia warisi dari Ayahnya, hidung mancung dan rahang yang tegas dan juga rambut lurus coklat yang menutupi dahinya membuat Yudis semakin tampan.

Setelah mendapatkan hadiah yang dicari, Yudis segera memacu motornya menuju ke rumahnya. Setelah 30 menit menaiki motornya Yudis sampai di rumah, Yudis memarkirkan motornya di garasi dan langsung masuk kedalam rumah. Yudis sudah tidak sabar untuk bertemu dengan adiknya dan memberikan hadiah yang dia beli.

"Dek Juna...Dek..Kakak pulang nih," teriak Yudis saat masuk kedalam rumah.

"Jangan teriak-teriak Yudis, adik kamu lagi tidur dikamarnya," jawab Ibu yang berjalan dari arah dapur.

"Kok tumben Bu jam segini adik tidur, adik sakit Bu?" Yudis mengernyitkan dahi. Ini baru jam 11 siang tapi adiknya sudah tidur padahal hari ini kan hari ulang tahunnya.

"Ibu belum cek di kamarnya, tadi Juna cuma pamit mau tidur karena ngantuk. Semalam kamu ajak begadang kan untuk merayakan ulang tahunnya," jawab Ibu yang masih sibuk menyiapkan makan siang.

"Hehehe...Iya Bu, Yudis ajak main kembang api sampai subuh. Ya sudah kalau begitu Yudis liat dulu di kamarnya ya Bu," ucap Yudis seraya berjalan ke arah kamar Juna yang berada di lantai 2, Ibu hanya mengangguk dan masih sibuk dengan masakannya.

Yudis berjalan menaiki tangga dan berbelok ke kanan karena kamar Juna berada di ujung tepat di sebelah kamar Yudis. Secara perlahan Yudis membuka pintu kamar berwarna hijau itu, dia melihat adiknya sedang tidur memunggungi pintu. Yudis berjalan ke tempat tidur kemudian dia berbaring memeluk tubuh kecil adiknya, Juna sedikit kaget karena tidurnya terusik tapi Juna tahu bahwa semua itu ulah kakaknya-Yudis-.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Forgive Me Juna!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang