"Jika dia pergi tanpa penjelasan, jangan biarkan dia kembali dengan alasan."
×××
Pagi yang cerah di hari Senin. Mungkin, kalau ini hari Minggu tidak akan ada orang yang protes ataupun mengeluh. Meskipun cuaca pagi ini sangat bersahabat, tapi semua orang seakan mengutuk hari Senin. Ya, Senin. Hari di mana semua orang harus mengawali harinya di pagi buta, menyiapkan segala-galanya yang mereka butuhkan untuk aktivitas selanjutnya. Padahal rasanya baru saja mereka merasakan tidur panjang di hari Minggu. Oh, jangan lupakan mereka yang pergi piknik ke taman kota atau mungkin pergi ke sebuah tempat bersama orang-orang terdekat.
"Nesh, stop!" Kanesha menghentikkan laju motornya yang menimbulkan suara berdecit. Sial, teman-- eh, maksudnya sahabatnya itu selalu saja membuatnya kesal.
"Apa sih, Ra? Untung aja di depan nggak ada kendaraan lain. Kalau ada, bisa mati kita." omelnya kesal.
"Aduh, lo lupa ya? Itu tugas kelompok kita kan ada di si Veena. Dia kan nggak bakal masuk hari ini." ucap Dara mengingatkan.
Oh ya! Kanesha hampir saja lupa kalau Veena tidak akan masuk hari ini. Dan hampir juga ia lupa kalau tugas kelompok yang diberikan Bu Ela--Guru paling killer di sekolah--harus dikumpulkan hari ini. Kalau tidak, ia dan kelompoknya bisa-bisa disuruh berjemur di lapangan.
Kanesha langsung memutar balikkan motornya, kemudian melaju menuju rumah Veena. Sesampainya di sana, mereka berdua langsung turun dan mengetuk pintu rumah Veena.
"Ini si Veena ke mana, sih? Bisa telat kita kalo gini caranya," Kanesha melirik arloji yang melingka di pergelangan tangan kanannya, dan matanya langsung melotot saat menyadari kalau sekarang sudah jam 6.45. "MAMPUS!" teriak Kanesha sembari menepuk jidatnya.
"Kenapa Nesh?"
"Sekarang udah jam tujuh kurang seperempat! Lima belas menit lagi gerbang ditutup!"
"Anjir! Kalo gitu buruan kita ke sekolah! Gue nggak mau manjat gerbang, ayo!" Dara menarik pergelangan tangan Kanesha, kemudian mereka buru-buru ke sekolah dengan motor yang dikendarai Kanesha.
"Tunggu, tunggu.. Itu bukannya si Aishar ya? Kelas sebelas ipa satu kan?" Dara memicingkan matanya saat ia melihat seorang cowok yang tidak asing baginya tengah berjalan dengan santai.
Kanesha memperlambat laju motornya, kemudian mengamati cowok itu dengan seksama. "Eh, iya ya. Itu Aishar yang banyak digossipin cewek-cewek, kan?" tanya Kanesha meyakinkan.
"Iya. Dia kok santai banget? Bentar lagi kan bel masuk, gak takut telat apa?"
"Bodo ah. Yang penting kita nggak telat." Kanesha kembali mempercepat laju motornya, sampai-sampai tubuh Dara hampir terlempar kalau saja gadis itu tidak berpegangan.
×××
"Kalian ini, mau jadi apa nanti kalau tugas kelompok saja lupa dibawa?" protes Bu Ela dengan ucapan pedasnya. Biasa, lagi-lagi wanita paruh baya ini mendumel. Pokoknya, setiap guru macam Bu Ela masuk kelas, semua murid harus siap mental. Apapun yang tidak berkenan dengan keinginannya, ia pasti protes.
"Ma-maaf Bu, habisnya tugas kita ketinggalan di rumah Veena. Dan tadi kita nggak keburu ngambil karena udah mau telat," jelas Dara dengan hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazier Love
Teen FictionDulunya Kanesha berpikir kalau dirinya tidak akan pernah bisa melupakan Revan. Tapi semuanya salah, ketika ia ditakdirkan untuk mengenal Aishar yang ternyata adalah sahabat kecil Revan. Dengan perlahan Kanesha mulai melupakan Revan, dan hidupnya mul...