Part 5

302 11 0
                                    

5.
     Di dalam mobil kami tidak terlalu sering mengobrol, karna kami tau bagaimana suasana hati Caca yang sedang kacau, Caca tipe cewek yang suka menyalahkan dirinya sendiri, Padahal itu jelas-jelas karna Farhan, Farhan yang selalu membuat suasana hati caca memburuk, Aku takut Caca akan depresi ringan karnanya, Aku dan Ega sudah membujuk Caca agar Dia putus dengan Farhan tapi apa boleh buat Caca merasa kasihan kalau putus dengan Farhan, Karna Farhan akan selalu memelas untuk berbaikan dan akan mengubah dirinya agar lebih baik tetapi semua itu hanya omong kosong Dia. Mobil Alit berhenti tepat di depan pagar rumahku, Aku, Ega, Dan Caca turun dari mobil Alit,
"Lit makasih ya sudah mau mengantar" Obrolanku setelah kami tidak bercakap di mobil tadi,
"Iya Ve, Sama-sama. Oh ya, ntar kalau Alit udah sampai rumah Alit boleh nelfon kamu kan?" Tanya Alit,
"Ya ampun Lit, rumah kita sebelahan lho, ntar Ve sampai di depan pintu pasti Alit baru keluar dari mobil, tapi gapapa Alit bolehku nelfon Ve" jawabku,
"Tapi tergantung ya Lit, Ve bisa telfonan dengan Alit atau nggak, Ve takut kalau nanti Caca lagi curhat kan gak mungkin Ve tinggal gitu aja" Jelasku, sambil menunjuk Caca yang sudah masuk ke dalam rumahku bersama Ega,
"Iya gapapa kok Ve tenang aja, Sebelum nelfon Alit akan mengirim pesan dulu" Jawab Alit,
"Ya sudah Alit balik sana, udah malam" Kataku,
Sejak satu jam yang lalu Caca sudah berbaring di kamarku sambil menangis, dia belum bisa di ajak berbicara, aku dengan ega hanya bisa berbisik kalau kami ingin mengobrol, Agar Caca tidak merasa terganggu, Tiba-tiba ponselku berdering,
"Halo?" Kataku,
"Hai Ve, Caca belum mau dia ajak bicara ya? atau sudah selesai curhat?" Tanya Alit,
"Emm, Caca dari tadi berbaring sambil menangis dia tidak berbicara sedikit pun, Otomatis sampai sekarang dia belum curhat ke Ve dan Ega" Jelasku,
"Oh gitu ya, Ya sudah kalian kan sudah tau gimana kalau Caca sedang badmood begini, jadi berikan Caca yang terbaik" Jelas Alit,
"Iya Lit, tenanc aja" Jawabku,
"Alit gak tidur? Besok kan harus sekolah?" Tanyaku,
"Ntar lagi deh lagian kan masih jam setengah 10" Katanya,
"Ya jangan sampai besok Alit telat bangun ya, Ve gak mau lho kalo Alit di hukum" Kataku,
"Oh iya!, kamu besok pagi bisa gak bangunin Alit? soalnya bunda Alit lagi di Riau jadi Alit sendirian, Alit takut besok telat" Jelas Alit,
"Ya sudah besok pagi Ve bakal nelfon Alit, Alit mau di bangunin jam berapa?" Tanyaku,
"Emm, jam 5 aja deh Ve" Jawab Alit,
"Oke, besok pagi Ve bangunin jam 5 pagi, yang pasti ponsel Alit harus ada didekat Alit jangan jauh-jauh!" Jawabku,
"Iya Venus, Kalau gitu sudah dulu yaa Ve, kamu setelah Alit tutup telfonnya langsung tidur yaa, Alit gak suka kalau Ve begadang, masih untung kalau ada artinya kalau begadang-begadang kalau tiada artinya sama aja dong, Ya sudah Ve malam" Candanya
"Haha, iya Alit, Malam.." Jawabku.

     Malam itu Aku, Ega, dan Caca tidak tidur sampai matahari menunjukkan cahaya hangatnya, Kami tidak tidur bukan karna tidak mengantuk tetapi kami takut kalau saja Farhan datang ke Rumahku, Aku sampai menelfon Om Yudhi agar menjaga karna Mama dan Papaku sedang tidak ada dirumah, aku melihat wajah Caca yang pucat  dan ketakutan, dia hanya bisa terbaring di ranjang, tidak tidur tetapi hanya menangis, Aku mencari kesibukan lainnya agar tidak terbawa suasana hatinya Caca, untung saja Alit juga tidak bisa tidur walau pun dia tidur jam 3 tapi setidaknya aku ada teman chattingan, di dalam rumahku sepi sunyi seperti tidak ada kehidupan itu karna Aku dan Ega tidak ingin mengganggu Caca, Aku dan Ega jika ingin berbicara saja harus berbisik atau melalui chatting. Sampailah matahari menunjukkan kehangatan cahayanya, Aku langsung menuju dapur untuk membuat sarapan, menu sarapan yang akanku buat yaitu, "Sandwich Tuna" kesukaan Caca.

     Setelah aku membuat Sandwich, aku langsung membawa beberapa Sandwich ke kamarku,
"Ca, makan dulu nih Sandwich Tuna kesukaan kamu kan?" Kataku sambil menaruh piring berisi Sandwich ke atas meja,
" Gak deh Ve aku ga laper, Sandwichnya kamu sama Ega aja yang makan, aku lagi gak mood" Jawabnya lemah,
"Ca, Kalau kamu gak makan kamu sakit lho, Kalau kamu sakit pasti Farhan khawatir sama kamu dan kamu bakal di jenguk Farhan, Kamu mau?" Jawabku,
"Dih.., Kamu ngapain sih Ve nyebut-nyebut nama dia aku gak mau lagi ketemu sama dia titik!, dan minggu ini aku bakal mutusin dia, aku gamau terus-terusan di giniin sama laki-laki brengsek itu!" Jawabnya ketus dan semangat,
Rasanya Caca sudah paham kalau Farhan memang tidak baik untuknya, Akhirnya apa yang Aku dan Ega omongkan hari ini Caca mengerti, Caca langsung memelukku sangat erat
"Makasih ya Ve kamu udah mau jadi temen aku, kamu mau berteman sama orang yang keras kepala, contohnya aku" Katanya sambil memelukku erat,
Kami tidak sadar bahwa ada Ega yang dari tadi sudah mengawasi Aku dan Caca. Ega yang berada di depan pintu kamarku langsung menuju ke ranjang yang aku duduki dengan Caca,
"Nah gitu dong Ca, Aku berfikir kalau kamu masih keras kepala Aku akan memutuskan pertemanan kita" Kata Ega sambil menyikut Caca dengan senyuman jahilnya,
"Cih, Dasar kamu, sok banget mau gak temenan sama aku, ntar siapa yang nemenin kamu on the way kalau kerumah Ve?" Tanya Caca dengan ucapan yang jahil
"Iya deh Miss nebeng!" Kata Ega sambil menjulurkan lidah layaknya mengejek.

     "Persahabatan diibaratkan seperti aliran sungai. Walaupun diperjalanan aliran air bercabang ke kanan,tengah,dan kiri? Yang akan memisahkan airnya, Tapi yakinlah di ujung perjalanan akan ada satu tempat yang membuat ketiga arah itu bersatu."

DISTANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang