Pagi ini aku masih sama seperti seminggu yang lalu saat dia mengakhiri hubungan kami. Dan sampai saat ini pun aku taktau apa alasan dia mengakhiri hubungan ini. Sedih, hancur dan berantakan yahh itu lah diriku saat ini.
FLASHBACK
Sore itu aku sedang bersantai dikamar, lalu tiba-tiba ada pesan masuk di handphone ku
From: My lovely Revan
elle nanti malam jam 19.30 kita ketemuan yah di caffe tempat pertama kali kita ketemu.
To: My lovely Revan:
Okedeh aku akan dandan secantik mungkin kalo gitu.
Dan setelah mengakhiri sms itu aku langsung bersiap siap dandan secantik mungkin, siapa tau Revan akan melamarku ditempat pertamakali dia memintaku untuk menjadi kekasihnya.
Aku berkaca dan aku mengagumi diriku sendiri karena aku merasa malam ini akan jadi malam terindah
"oke sekarang udah jam 19.00 saatnya aku berangkat aku gamau revan menungguku terlalu lama"
Setelah sampai di tempat tujuan aku belum melihat Revan "ah mungkin saja dia telat karena akan memberikan kejutan untukku" aku langsung duduk ditempat pertamakali kita pacaran. Entah sudah berapa lama aku menunggu. Saat aku melihat jam sudah pukul 21.00 aku terus menunggu hingga tepat jam 21.10 Revan datang menghampiriku. Baru saja aku ingin marah karena dia membuatku menunggu begitu lama tapi dia langsung bicara "elle kayanya hubungan kita harus berakhir disini" seakan dunia ku runtuh "hah kamu ngomong apa sih? Kamu bercanda?"
"aku serius elle, aku rasa kita harus putus, karena aku sudah mempunyai calon istri"
"van kamu bercanda kan"
" elle kamu mungkin bisa mencari seseorang yang lebih baik dari aku"
"tapi van apa arti hubungan kita 4tahun ini? Apa van?" airmata yang sedari tadi aku tahan akhirnya runtuh juga
"maaf elle aku harus pergi, calon istriku sudah menungguku di dalam mobil" belum sempat aku menamparnya atau menyiramnya pake saus sambal dia sudah pergi.
FLASHBACK OFF
Yah itulah kejadian yang seminggu ini membuatku hancur dan tidak keluar apartemen.
Oh iya perkenalkan namaku Ellena georgia shanders umurku 25 tahun. Aku mempunyai saudara kembar yaitu Allana georgia shanders dan dia sekarang sedang berada di LA karena urusan pekerjaan dan aku bekerja di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia dan mempunyai cabang di beberapa negara aku menjabat sebagai staff biasa.
Sudah seminggu ini aku izin dari kantor dengan alasan sakit. Yah memang aku sakit lebih tepatnya hatiku yang sakit.
Dan sekarang hari senin saat aku keluar dari kamarku dan bangkit. Aku akan membuktikan kepada Revan bahwa aku mampu hidup tanpanya. Aku sudah rapi dan siap untuk bekerja sejenak aku melihat diriku di depan cermin "ya tuhan apakah ini aku? Mata sembab tubuh kurus. Yasudahlah aku tak perduli lagian siapa juga yang mau memperhatikanku"
Aku berjalan menuju halte busway untuk pergi ke kantorku.
Setelah sampai dikantor ada beberapa orang yang menyapaku "hai elle" "pagi elle" "seminggu ini kau kemana saja" "kenapa matamu sembab" yah itu lah beberapa peranyaan yang membuat kupingku panas. Aku tak menjawab satupun sapaan dari mereka. Aku langsung masuk ke dalam lift , di dalam lift itu hanya ada aku sendiri dan saat pintu lift ingin tertutup tiba tiba ada seorang pria yang masuk dengan tubuh yang atletis dan dengan wajah tampan yang terpahat begitu sempurna serta warna mata abu-abu yang membuatnya terlihat lebih sempurna.
Aku terdiam di dalam lift dan saat lift itu berhenti aku bersiap siap untuk turun tetapi ada yang menarik tangan dan langsung mengunci tubuhku sudut lift, tak lama dia menciumku dengan kasar melumat nya dan menggigit bibir bawahku sehingga aku hendak berteriak kesakitan dan disaat itu pula aku merasakan lidahnya masuk kedalam mulutku dia terus menciumku, aku berusaha mendorong memukul tapi mustahil karena dia begitu kuat lama kelamaan ciumannya mulai turun , dia mulai menciumi leher ku dan menggigit kecil di sekitar leherku. Saat dia hendak membuka kemejaku lift pun berhenti dilantai 20 dia langsung menariku kedalam ruangan yang luas dan mendorongku hingga aku jatuh terletang di sofa ruangan tersebut dan dia langsung menindihku menghujamiku dengan ciuman ciuman kasarnya aku sudah memukul dan mendorong tapi tetap saja aku takbisa mengalahkan kekuatannya. Dia merobek kemeja dan bra yang ku pakai dan membuangnya entah kemana. Sejenak dia berhenti dan melihat tubuhku dengan matanya yang menggelap dan dipenuhi dengan gairah lalu dia berkata "kau sangat indah, Kau milikku" Dia langsung menggoda payudaraku dengan tangannya dan berkata "ini juga milikku" setelah itu dia mulai memainkan payudaraku dengan mulutnya sehingga membuat ku mau tak mau mengeluarkan suara desahan yang menurutku sangat menjijikan. Tangannya terus bermain di payudaraku kemudian turun ke perutku lalu mulai menyusup melalui rok yang ku pakai mulai membelai bagian dalam pahaku tak lama kemudian terdengar suara ketukan di pintu seketika kegiatan itu terhenti lalu dia bangkit menuju pintu sedangkan aku berlari mencari bra dan kemejaku yang sudah tak layak pakai lalu berlari menuju ruangan yang ku rasa itu adalah kamar mandi. Ternyata tebakanku salah, ruangan yang aku masuki adalah kamar tidur tapi didalamnya ada kamar mandi. Langsung saja aku masuk kedalam kamar mandi lalu mulai membasuh wajah ku dan merapihkan penampilanku. Aku bingung harus menggunakan apa karena kemeja dan braku tidak layak untuk dipakai tak lama terdengar suara ketukan dipintu kamarmandi. Aku menutup tubuhku dengan jaket yang kubawa didalam tas lalu membukakan pintu dan dia berkata " kau tidak apa-apa?" aku terdiam lalu mulai bicara "kau gila hah? Kau siapa berani-beraninya menarikku kesini dan melakukan tindakan yang menjijikan"
"oh iya perkenalkan aku andrew leonardo nathaniel, aku direktur utama di perusahaan ini"
"aku tak peduli mau kau direktur atau presiden. Kenapa kau melakukan hal yang menjijikan padaku?apa salahku? Kenapa kau memperlakukanku seperti ini?"
"kau tak salah aku hanya bergairah saat melihatmu di lift tadi. langsung saja aku menarikmu dan membawamu kesini"
"apa kau sudah gila? Kau brengsek kau menjijikan aku akan mengundurkan diri dari perusahaan ini"
"silahkan saja kalau bisa. Tapi kau harus tau kalau kau saat ini sudah ku klaim sebagai milikku dan harus kau tau apapun yang aku mau tak akan ada yang bisa menghalangiku untuk mendapatkannya"
"sialan, bajingan kau"
Aku langsung lari keluar dari ruangan itu dan izin untuk pulang dengan alasan saudara kembarku kecelakaan dan masuk kerumah sakit.
Sesampainya dirumah aku langsung menangis lagi "ya tuhan kenapa hidupku seperti ini. Kenapa ya tuhan? Apa aku pernah berbuat kesalahan yang fatal sehingga kau menghukumku seperti ini" karena terlalu lelah akhirnya aku pun tertidur. Keesokan harinya aku sudah bersiap siap untuk memberikan surat pengunduran diriku sesampainya aku dikantor aku langsung menitipkan surat pengunduran diriku ke personalia lalu aku bersiap untuk pulang ke apartemen aku memutuskan untuk naik taxi. Pada saat perjalanan pulang tepatnya saat lampu lalu lintas sedang merah aku menengo ke sebelah kiriku dan melihat Revan dengan calon istrinya sedang bercanda sambil sesekali revan mencium pipi bahkan keningnya. Tak terasa air mataku pun mulai menetes lagi . aku mengingat semua kenangan saat bersama Revan. Sampailah aku di apartemen dan mulai mempersiapkan diri untuk hibernasi setelah itu aku akan liburan ke tempat kembaranku berada.
Disaat aku tidur aku merasa aroma yang berbeda dengan tempat tidur ku dan aku juga merasa ada seseorang yang memeluk pinggangku. Aku langsung terbangun dan kagetnya lagi ternyata aku berada dikamar asing dan yang memelukku adalah andrew direktur di tempat ku bekerja eh ralat maksudnya mantan direktur ditempat ku bekerja. Aku berusaha melepaskan pelukannya tetapi tidak bisa, semakin aku berusaha, semakin erat juga dia memelukku dan aku putuskan untuk menyerah.
Tak berapa lama dia bangun dan langsung tersenyum ke arahku. Aku marah "kenapa aku bisa disini? Apa yang kau lakukan terhadapku bajingan?"
"calm down sayang, tadi aku hanya ke apartemen mu dan melihatmu sangat mengenaskan lalu aku putuskan untuk membawamu ke apartemenku"
"dasar brengsek, kenapa kau bisa masuk kedalam kamarku?"
"aku sudah mengetahui semua tentangmu sayang"
"aku mau pulang, lepaskan aku"
"kau tidak boleh pulang. Kau akan tetap disini bersamaku karena kau adalah milikku"
