11(end)

1.4K 135 7
                                    

Maaf ya bagi teman- teman yang nunggu cerita ini. Soal nya lagi sibuk sibuk nya nyusun skripsi. Maaf juga ya ceritanya seperti terburu-buru.

*******
Mata yuki membulat, ciuman ini ah tidak lebih tepatnya hanya menempel saja tapi mampu membuat hati yuki berdebar lebih kencang, tidak bisa dipungkiri hatinya semua anggota tubuh nya menyukai tidakan yang bisa dibilang memalukan ini, untung saja ini bukan Indonesia, tapi itu sama sekali tidak jadi beban bagi yuki, mau indonesia atau dimanapun yang dia mau saat ini hanya menikmati momen yang dia yakini tidak akan terjadi untuk kedua kali nya, biarlah dia kelihatan seperti wanita  murah hanya untuk saat ini saja.

Ada sedikit kekecewaan dihati yuki dan itu terlihat jelas sekali dari raut muka nya, setelah berakhirnya ciuman mereka, tidak sekalipun yuki melepas pandangan matanya ke bawah.

Al tersenyum melihat kelakukan yuki, dia sangat  yakin yuki saat ini sedang malu.

“Apakah kamu sangat menyukai kaki mu?” tanya Al sedikit tersenyum

Yuki spontan memandang ke arah Al “e..”

“aku bertanya kamu sangat menyukai kaki mu?” ulang Al masih tersenyum

“t t tidak” jawab yuki gugup dan melemparkan padangan nya ke arah yang lain

“kamu tidak melihatku, aku sangat jelek ya” goda Al

Yuki tersenyum gugup hanya memandang sekilas

Al memegang bahu yuki dengan kedua tangannya, dan menundukkan badanya nya agar bisa sejajar dengan yuki “muka mu merah” al terus memandang mata yuki yang tidak memandangnya, yuki semakin tak karuan , jantungnya juga berdetak semakin kencang saja, bola matanya juga tak pernah berhenti di suatu tempat , yuki berusaha melepaskan tangan Al yag ada padanya hanya itu yang bisa dilakukan nya.

Yuki berniat pergi dari tempat itu, semakin lama dia disana itu tidak baik untuk jantung nya. Yuki berlari meninggalkan Al, Al hanya tersenyum menatap Yuki seraya memegang bibirnya.

Tidak jauh dari tempat itu ada sepasang mata yang menatap mereka, “aku terlambat” lalu dia tersenyum dan pergi meninggalkan tempat itu.

Al hanya tersenyum saja dari perjalanannya sampai ke rumah, dia bersiul , dan sesekali bernyanyi kecil. Dia berbaring di kasurnya dan menatap langit-langit kamarnya, dia bingung beberapa hari belakang ini kepalanya seperti menanggung beban yang berat dan hari ini semua beban itu terangkat tanpa ada sisa.

Hal yang sama juga dialami oleh yuki, dia tidak bisa tertidur dia hanya memikirkan kejadian tadi sore, bahkan dia tidak bisa terdiam dikasurnya, dia selalu tersenyum, dia berfikir  apakah itu tandanya Al, sudah bisa membuka hatinya nuntuknya, aku harap seperti itu batin yuki dan ahirnya dia tertidur.

“yuki” panggil seseorang dari belakang

Yuki menoleh dan tersenyum “cio”
Mereka berjalan menyusuri koridor kampus, yuki teringat sesuatu tentang keadaan cio semalam, dia lupa menanyakan semalam karena hatinya bermaslah.

“cio, kamu  tidak apa-apa?” yuki menatap cio

Cio tersenyum

“Tidak apa-apa kenapa, emang apa yang terjadi?”

“semalam...”

“oh” cio tersenyum “aku baik-baik saja”

Yuki merasa bersalah karna meninggalkan cio semalam tanpa menayakan keadaan nya

“cio, maaf”

“bukan kamu yang salah kan, buat apa kamu meminta maaf”

Yuki menyadari nada cio sedikit berbeda dari biasanya “ semalam aku pergi tanpa mengatakan apa-apa padamu dan tidak menanyakan keadaaanmu” ucap yuki hati-hati

Cio hanya tersenyum

aku tau yuki apa yang terjadi semalam dan itu hal yang sangat wajar untuk kamu melupakan kebradaanku. batin cio

“oh iya yuki aku duluan yaa”

Yuki hanya tersenyum
Yuki berjalan menyusuri koridor kampus menuju kelasnya, deg.. matanya tidak sengaja melihat Al yang lagi tidak melihatnya, yuki berbalik dan mencari jalan agar dia tidak berpas-pasan  dengan Al. Dia melihat sebuah kelas yang tidak tertutup sepenuhnya, dia berlari dan masuk kelas itu.

“what are you doing ?”
Yuki kaget dan berbalik ke arah suara, mata yuki membulat  melihat semua mata tertuju kepada nya dan juga dosen yang sedang mengajar, “sit down please!” sambung dosennya

“I i am sory, ..” yuki langsung keluar dan menutup pintunya, dia menghembuskan napasnya seraya memengang dadanya.

“what is wrong with you?” tanya sesorang yang sangat yuki kenali suaranya
“mengagetkan ku saja” ucap yuki spontan memandang sekilas kearah suara dan seketika menunduk lagi
“a-al”

Yuki langsung berlari meninggalkan Al, yuki tidak tau sampai kapan dia akan menghindar terus dari Al, yang jelas untuk saat ini yuki belum siap bertemu dengan Al.

Al hanya menatap Yuki dan tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

Beberapa hari berlalu yuki terus menghindar dari Al sehingga tidak ada percakapan yang serius atara mereka.  Al sudah menyadari perasaan nya kepada yuki, sehingga dia tidak ingin berlama-lama untuk menyatakan perasaannya.

Tidak sengaja mata al melihat yuki sedang duduk sendirian di danau dekat kampus mereka,  al menghampirinya, “ aku rasa  tidak masalah jika aku duduk disini” yuki spontan melihat al dan terrsenyum.

“a-al” yuki hendak pergi tapi ditahan oleh Al “ aku tersinggung, kenapa setelah aku datang kamu pergi?” ucap Al pura –pura serius

“a-al buka begitu maksud ku?” jawab yuki
“jadi apa maksudmu yuki, semua orang akan tersinggung dengan apa yang kamu lakukan barusan” ucap Al sedikit berteriak

“lalu, kenapa kamu harus berteriak" ucap yuki sedikit berteriak.

"Maaf" sambung yuki lagi saat menyadari nada suaranya yang juga berteriak

"Jadi kenapa akhir-akhir ini kamu selalu menghindar dariku?"

"Tidak apa apa" jawab yuki menunduk

"Apakah kamu selalu seperti itu?"  tanya Al sedikit jengkel karena yuki selalu menunduk.

"Eh"

"Apa kamu suka membuat orang tersinggung?, atau itu memang keahlian kamu? , apa kamu tidak melihat orang yang sedang berbicara dengan mu?" tanya al

" tidak, aku hanya melakukan nya padamu?" jawab yuki tanpa memandang Al

"Aku, kenapa?"

"Karna..."

Belum selesai yuki berbicara, tangan al menangkup pipi yuki dengan kedua tangan nya dan mendekatkan wajah nya.

"A-Apa yang kamu lakukan ?" tanya yuki gugup saat wajah nya hanya berjarak beberapa senti saja dengan Al

" menurut mu apa yang akan ku lakukan?" tanya al lagi dengan mata yang tidak pernah lepas dari bibir yuki

Yuki semakin gugup saja, jantung nya juga semakin berdetak kencang. Dia menutup matanya saat menyadari deru napas semakin terasa hingga benda suatu benda kenyal menyentuh bibir nya. Yuki sedikit bergetar dengan sentuhan sentuhan Al di punggungnya. Al mengakhiri ciumannya

"Kita pacaran" kata Al

"Apa"

"Aku bilang kita pacaran" ulang Al

"Kenapa kamu menyimpulkan sendiri, tanpa bertanya dulu padaku?" jawab yuki sedikit jengkel karena Al selalu bertingkah semaunya saja, walaupun sevenarnya dia sangat bahagia

" kamu tidak menolak ciuman ku, jadi aku simpulkan saja kamu tidak keberatan untuk menjadi pacar ku, aku tidak salah kan?" jawab Al percaya diri

"Tapi.."

"Tapi.." potong Al

" iya kita pacaran" jawab yuki mengalah. Dia menyadari Al selalu semau nya saja.

Tamat

Maaf ya teman- teman ceritanya agak terburu-buru


kecentol bule ganteng (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang