Part 4

79 11 1
                                    

"Woy Rey! Sendiri aja."

Rey hanya melirik sepupu laki-lakinya besertan teman-temannya yang juga merupakan temannya Raja. Tetapi Raja tidak ada disana.

"Gua denger-denger si Kenneth udah gak suka lagi ya sama lo?" Tanya Griens.

"Dia gapernah suka sama gue."

"Itu cewek yang sama dia siapa? Ceweknya?" Kali ini Brian yang bertanya.

"Soon maybe." Jawab Rey sekenanya.

"Tenang aja Rey. Sean selalu ada disini buat lo. Nih." Ucap sepupunya Arlan sambil mendorong Sean ke arahnya. Sean sendiri berdiri di depannya sambil menepuk nepuk dadanya.

"Najis. Minggir." Ucap Rey mendorong bahu Sean dengan keras.

Lantas teman-temannya menertawakan kemalangan Sean.

Rey memasuki kelasnya dan sudah disambut oleh teman sebangkunya. Delano.

"Hai Rey."

Rey hanya mengangkat alisnya sebagai jawaban. Dan Delano sudah biasa dengan sikap Rey yang begitu. Cuma Keluarganya dan Kenneth saja yang mendapat perhatian darinya.

"HATCHU!" Rey kembali lega sekarang setelah ia susah payah menahan bersinnya di mobil tadi akhirnya ia bisa dengan bebas bersin. Akan canggung dong kalau Rey bersin terus saat orang lain lagi ngobrol.

Lain kali dirinya tidak akan menahan bersin lagi. Persetan dengan rasa malu. Hidungnya jadi benar-benar gatal sekarang karena itu.

-------------

Jam pulang sekolah sudah 5 menit yang lalu. Seharusnya ia sudah berada di mobilnya dan pulang bersama Kenneth. Tetapi karena Kenneth ingin berdua saja dengan si 'Bianca's itu. So Rey berakhir disini menunggu Raja di dekat gerbang. Entah apa yang dilakukan Raja sehingga sangat lama di parkiran.

TINN... TINNN...

Rey terkejut dengan suara klakson mobil yang begitu kencang. Didepannya sudah ada mobil yang sangat ia kenal. Rey mendengus dan segera masuk kedalam.

"Klakson lo nyantai dong. Kayak gua budek aja. "

Raja hanya melirik dan membuang muka dengan alay.

Rey menghela napas dengan sikap kembarannya ini. Ini pasti berhasil.

"Rakezza kembaran gue yang paling ganteng. Kayaknya lo butuh tambahan uang jajan ya kan? Gue tau banget kartu lo lagi disita sama Daddy. Lo mau kartu lo kembali kan? Gua bisa telepon Daddy sekarang dan lo tau kan Daddy pasti balikin kalo gue yang minta. " Rey menekan tombol hijau pada ponselnya dan melakukan apa yang ia katakan sebelumnya.

"Puas?" Tanya Rey.

"WHOOO TERIMA KASIH BANYAK ADEK GUA YANG PALING PENGERTIAN SEPANJANG MASA." Teriak Raja kegirangan.

"Mengambil kesempatan dalam kesempitan lo."

"Hehehe. Btw, lo sama Kenneth napa deh?"

"Ga ada apa-apa. Gebetan dia pas SMP tuh pindah kesini gitu jadi mau digebet lagi kali."

"Ohh terus lu cemburu gitu kan makanya kemaren bolos terus kabur bawa mobil bang Ken terus sekarang sakit bersin-bersin. Hebat juga patah hati lo. "

"Siapa yang cemburu. Orang gue cuma shock aja gitu. Iya shock."

"Yakin?"

"Iyalah. Dia kan sahabat gue, masa gue suka. "

Raja manggut-manggut mendengar pernyataan Rey.

"Ohh iya hari ini kita jadi pergi dinner sama temen Daddy? " Tanya Rey.

"Iya, katanya temen lama gitu."

"Ohhh. "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Coldest BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang