Air mata menetes begitu saja, rasa takut pun kian menjadi. Sungguh, meski banyak orang yang lalu lalang, itu tidak akan sanggup menenangkannya. Ini memang gejala yang tak boleh dianggap biasa saja, karena panic attack pun demikian berbahaya untuk kesehatan.
Beberapa orang terlihat menghampiri Hyeri, mereka khawatir. Sebagian pun dengan sukarela memberikan minum. Napasnya terasa kian menderu berburu, tak dapat ia kendalikan. Ia seperti hampir kehabisan oksigen.
"Taehyung tolong aku, tolong aku."
Hyeri mulai memegangi dada merasakan sakit paling kentara berasal dari sana, tangis pun semakin mengencang. Salah satu pengunjung mulai menghubungi ambulance karena tidak tega melihat Hyeri yang begitu kesakitan. Namun, Taehyung segera menghentikannya. Gadis itu merepotkan. Pikirnya.
"Aku akan mengurusnya, kalian tidak usah khawatir."
Taehyung kemudian menghampiri Hyeri, mengusap air mata dari kedua ujung matanya. Ia tersenyum lembut.
"Kau kenapa? Kau mencariku?" tanyanya lembut.
"Huhh, aku ... huhh, aku takut." Hyeri kemudian memeluk Taehyung.
Taehyung terlihat terkejut, tapi ia tak berniat melepaskan Hyeri dari pelukannya. Memang terbilang aneh jika ia memperlakukan Hyeri begitu istimewa, gadis ini satu-satunya yang selalu mendapat pintu maaf.
"Tenangkan dirimu. Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa kau menangis? Seseorang menyakitimu? Kenapa tasmu berantakan begini? cepat katakan, aku akan mencari tahu siapa orangnya."
"Bodoh."
"Eh??"
"Aku menangis karenamu, aku kira kau meninggalkanku. Bodoh, aishh, ini memalukan." gerutu Hyeri.
Hyeri sudah mulai tenang dan kini dapat berpikir jernih untuk segera meminum obatnya. Beruntung ia tak pernah ketinggalan membawa obat itu di dalam tas, kejadian seperti ini memang tidak pernah bisa diperkirakan.
"Kau sungguh ketakutan jika aku meninggalkanmu?" tanya Taehyung heran.
"Aku tersesat, aku panik karena tidak tahu jalan pulang. Ah, tidak tahu, hari ini aku begitu kacau."
"Eh, tapi kau kan bukan anak kecil! ada begitu banyak cara untukmu pulang dan tidak perlu menangis hingga membuatku malu seperti ini."
"Kau tidak mengerti!"
"Kau tidak menjelaskan, aku mana mengerti."
"Ah, aku tidak mau mengatakannya padamu, yang terpenting semua ini adalah salahmu. Aku tidak akan menangis kalau saja kau mengejarku tadi. Tapi kau malah pergi begitu saja. Aku bahkan memanggil-manggil namamu, tapi kau sama sekali tak menjawabnya."
Taehyung terkekeh. "Aku tidak meninggalkanmu, kau yang justru kabur dariku. Lagi pula aku tadi hanya pergi untuk membeli sandal, itu juga untukmu. Sepatu yang kau lempar tadi jatuh ke kubangan air, jadinya basah dan kotor, kau tak mungkin memakai sepatu yang kotor."
Hyeri memandang Taehyung lamat, tak tahu perasaan apa yang tengah mengganggunya. Namun, kenapa hari ini Taehyung bersikap berbeda padanya atau Taehyung merasa bersalah karena telah membuat Hyeri sakit selama dua hari kemarin. Tapi sampai memikirkan untuk membeli sandal saja itu sudah sangat mengejutkan.
"Aku ... ah, aku hanya memikirkan bagaimana penampilanku, aku tidak mau berjalan dengan seseorang yang memalukan nantinya. Ah, aku juga membeli boneka untukmu agar kau tidak marah lagi, lihat aku adalah laki-laki yang sangat dewasa dan pengertian bukan?" ujar Taehyung bangga, sambil nyengir lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Brother and Boyfriend - KTH [END]
FanfictionLee Hyeri harus merelakan cinta pertamanya yang berakhir menyedihkan. Ia pun pindah ke seoul untuk memulai hidup baru dengan Ayah serta kakak tirinya. Namun, sang kakak sangat sulit ditemukan. Berbagai kejadian berlangsung di sekolah barunya. Ia sec...