TDM : Prolog

468 33 0
                                    



"Gelap dan terang bagai dua poros yang bertolak belakang tapi selalu melengkapi. Seperti aku dan kamu dari dua kehidupan yang berbeda tapi selalu membutuhkan" - TDM.

"Kamu terlambat lagi!" geraman itu terdengar menakutkan bagi orang-orang yang mendengarnya di sepanjang lorong kantor itu.

Para Staff di kantor tersebut  lebih memilih jalan lain atau memutar balik daripada harus berhadapan dengan pemilik suara yang sedang menggeram itu.

"Ma.. Maa.. "
Oh astaga! Bagus sekali kau Veena apakah ada hal yang buruk lagi dengan cara bicaramu sekarang, disaat seperti ini.
Veena berdeham sekali lagi berusaha menemukan suaranya.

Veena memejamkan mata dan menarik napasnya pelan, lalu melanjutkan "..Maafkan saya, Sir. Saya berjanji kejadian ini tidak akan terulang kembali.. "

Mr. Daniel meliriknya sambil menyipitkan mata. "Aku takkan percaya dengan janjimu! Seingatku, kau berjanji seperti itu padaku dua hari yang lalu!"

Veena mendengus. Bossnya ini memang memiliki sikap rata-rata manusia normal.
Alberto Daniel Craig. Sahabat sekaligus pemilik perusahaan tempat Veena bekerja sekarang.

Daniel berpura-pura menghela napas kesal, "Baiklah, aku akan memberimu satu kesempatan.. "
"Ah.. Terima Kasih Niel, aku tau ka-" jawab Veena cepat sambil memberikan senyuman manisnya. Tapi Daniel segera memotong dan melemparkan tatapan tajam miliknya agar Veena diam dan mendengarkannya.
"Aku belum menyelesaikan kalimatku.." lirik Daniel kepada Veena dengan sebal. Sedangkan yang dilirik hanya terkekeh malu.

"..Tapi jika sekali lagi kau terlambat, aku akan memotong gajimu setengahnya!" ancam Daniel sambil tersenyum puas.

"Apa?!"

Teriakan spontan Veena membuat Daniel dengan otomatis mengangkat kedua tangannya untuk melindungi telinganya dari teriakan Veena.
"Terkutuklah kau, Craig!" Sumpah Veena dalam hati sambil menahan amarahnya.

"Kau sudah gila, Mr. Craig! Kalau kamu melakukannya sudah pasti aku akan menghancurkanmu tidak peduli kau adalah boss dan sahabatku!"
Amarah Veena naik dengan cepat mendengar ancaman Veena. Bagaimana tidak jika boss mu akan memotong gajimu hampir setengahnya.

Apa dia tidak berpikir jika dia memotong gajinya, bagaimana nasib karyawannya ini? Bagaimana cara dia membayar biaya sewa apartemennya dan mencukupi kebutuhannya? Gila. Boss nya memang benar-benar sudah gila.

Daniel yang memperhatikan Veena yang sedang marah padanya dalam diam. Pandangan mata Daniel sulit diartikan. Lalu seolah mendapatkan kesadaranya kembali Daniel bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke sisi Veena.

"Sudahlah, Veena.. Berhenti menyumpahi ku dan bergegaslah bekerja. Aku sedang tidak dalam mood melawanmu pagi ini." ucap Daniel lembut sambil mengelus lembut rambut cokelap gelap ikal milik Veena.

Veena hanya meliriknya sebal, lalu bangkit mengambil tasnya dan berjalan keluar dari ruangan Daniel tanpa sepatah kata pun.
Daniel hanya menatapnya sampai punggung indah itu menghilang di balik pintu ruang kerjanya.

Tanpa sadar Daniel menghela napas sedih. Ia tau cepat atau lambat, sekarang atau nanti, Veena akan mengetahuinya. Jadi sampai dimana hari itu tiba, dia hanya bisa menunggu dan menikmati waktunya bersama Veena. Veena-nya. Ucap Daniel berulang-ulang di hatinya seperti mantra yang akan membuat keinginan seseorang terkabul.

Dan itulah keinginan Daniel, bersama Veena sampai pada akhir hidupnya. Mimpi yang sederhana tapi sulit untuk diwujudkan bagi Daniel.

"Maafkan aku. Aku harap kau tidak akan pernah membenciku.." gumam Daniel dengan mata menerawang dan raut kesedihan yang kentara. Karena hanya Daniel yang mengetahui makna tersembunyi dari kalimatnya tadi.











Mencoba menulis untuk pertama kali 😀 semoga suka ya 😚

like dan comment ya.. Thx.

Started : 17 April 2017

Multimedia : Baifern Pimchanok as Veena

The Dark ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang