Satu

5.3K 282 18
                                    

California, Amerika serikat – 1996

Teknologi dan otak manusia benar- benar semakin maju. Bahkan Arthur, sang Raja harus bersembunyi untuk melindungi diri dan kaumnya dari manusia yang tidak lagi melawan dengan obor dan garpu rumput. Segala aturan- aturan mulai di perketat setiap tahunnya, tidak boleh ada hubungan antara manusia dengan vampir selain makanan dan hal semacamnya. Hal itu menyebabkan berkurangnya populasi Dhampir yang padahal sangat membantu dalam segala hal, seperti penyeludupan sumber makanan dan informasi tentang manusia selama para vampir harus bersembunyi di balik bayangan.

"Aku benar- benar tidak tahan Arthur, kita seperti tikus yang bersembunyi di gang- gang gelap!" geraman marah Albert memecahkan keheningan malam itu.

"Aku baru saja bangun dan kau sudah marah- marah begini" wajah tampan Arthur tetap terlihat tenang, dan sesekali meneguk minuman merahnya. Wajahnya yang sangat tampan benar- benar menipu, ia seperti berumur tiga puluhan tahun. Garis hidungnya yang mancung, tulang pipinya yang tinggi, rambutnya yang pirang bak pasir, dan kulitnya yang pucat benar- benar sempurna, ia bahkan terlihat lebih tampan dari malaikat.

"sial, aku tidak kuat lagi Arthur, aku tidak tahan meminum dari kantong darah, rasanya benar- benar tidak menyegarkan" wajah Albert mengeras. Arthur berdeham, Albert benar- benar melupakan kesopanannya.

"maafkan aku, your majesty" tubuh Albert menegang, Arthur hanya mengangguk singkat.

"mungkin kau ada benarnya, membaur adalah hal yang cukup menguntungkan. Tapi kita tidak bisa egois dengan tidak memikirkan nasib kaum kita di luar lingkaran istana, manusia terkutuk itu benar- benar sudah sangat pintar. Aku tidak akan membiarkan kejadian saat itu terulang lagi" Arthur menghela nafas, masalah ini benar- benar membuatnya pusing.

"peraturan ini memang berjalan lurus selama beberapa dekade belakangan. Tapi aku yakin, pasti akan ada pembelot yang melanggar peraturan dalam kurun waktu yang sangat dekat" Albert berusaha tetap tenang tapi juga memperingatkan.

"kau lupa bahwa akulah Rajanya. Kau memang benar, beberapa orang pasti akan membelot, tapi aku bukan ibu peri yang dengan senang hati memaafkan kesalahan seseorang, jangan berani- berani kau meragukan aku, Albert William Heller" Arthur berdiri, membiarkan angin membuat jubah hitam nya berkibar lalu berjalan dengan tenang meninggalkan ruang makan.

***

Ucapan Albert terbukti benar, beberapa minggu kemudian terdengar kabar angin tentang pembantaian besar- besaran di Usk, Wales, Inggris yang di lakukan oleh kaum vampir.

"kenapa kita tidak membaur saja dengan manusia?" tanya Albert saat makan malam. Albert benar- benar terasa mengganggu belakangan ini. Arthur menghela nafas gusar.

"kita sudah membahas ini, Albert. Dan apakah kau lupa dengan kenyataan bahwa kita terbakar dipagi hari?" pilihan Albert untuk memulai pembicaraan benar- benar membuat Arthur geram. Sudah cukup masalah pembantaian itu memusingkannya, ditambah dengan penasihatnya yang tiba- tiba berubah menjadi nenek- nenek cerewet.

"aku menemukan penyihir yang mau membantu mengakali kutukan siang hari itu, your majesty" sela Auberta, istri Dhampir Albert yang sedang hamil untuk kedua kalinya.

"Penyihir? Apa kau kehilangan akal sehat mu? Atas izin siapa kau bisa bergaul dengan penyihir?" Arthur menatap wanita itu dengan tajam, tubuhnya merinding penuh kebencian saat mendengar kata penyihir.

"maafkan kelancanganku, your majesty" Auberta membungkuk, tubuhnya terlihat menegang. Arthur mengerutkan dahi jijik saat mengingat kisahnya dengan seorang penyihir, mereka tidak jauh berbeda dengan werewolf. Apalagi dengan fakta bahwa vampir tidak bisa merasakan keberadaan sihir, benar- benar membuat mereka hanya terlihat seperti manusia bertaring yang tidak bisa melakukan apa- apa. Ingatannya tentang penyihir yang sering menculik para vampir untuk dijadikan persembahan ritual membuat Alden geram.

The Kings Hearts #1 (Cursed Castle Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang