- ketiga

7.5K 622 88
                                    


"Gre aku anter pulang ya" tawar shani saat mereka sudah keluar dari toko buku

Gracia menggeleng

"Gak perlu, gue naik taksi aja" tolak gre

"Jangan gitu dong gre, kamu udah baik sama aku hari ini" ucap shani menunduk. Gracia menghela nafasnya

"Bisa gak, lo gausah nunduk di depan gue?" tanya gracia, bukannya mendongak, shani justru semakin menundukkan kepala

Gracia menyentuh dagu shani, dan mengarahkannya menatap wajah gracia

"Kalo orang lagi ngomong yang diliat itu muka"
"Bukan nunduk" kata gracia, pelan namun jatuhnya terdengar tajam ditelinga shani.

"Maaf... " kata shani

"Ayo" ajak gre, shani mengangkat sebelah alisnya

"Kemana?" tanya shani

"Lo mau nganterin gue pulang kan?yaudah ayok" tanpa basa basi gracia menarik tangan shani. Sementara tanpa gracia tahu, senyum shani merekah bersamaan dengan jari jari gracia menggenggam tangan shani.

----

Mereka sudah sampai dirumah gracia

"Masuk"

Shani masuk kedalam rumah gracia. Satu kata terbesit dalam pikiran shani.

Besar.

Rumah yang besar, shani dibuat menganga melihat rumah gracia yang sebesar ini.

"Gracia pulaangg" sapa gracia

"Sudah pulang gre?" muncul seorang pria paruh baya.

"Iya pa" jawab gracia, lalu matanya melirik shani

"Kamu tunggu sini, aku ganti baju dulu" shani mengangguk lalu tersenyum.

Tunggu.

Sejak kapan gracia memanggil dengan sebutan "aku-kamu" ?

----

Deva melirik shani, lalu tersenyum

"Temannya gracia ya?" tanya deva, shani mengangguk

"Iya om, teman sebangku" jawab shani tersenyum. Deva menghela nafasnya

"Kamu pasti spesial buat gracia" tutur deva, sementara shani merasa jantungnya berdegup kencang.

"Ma-maksud om gimana?"

Lagi, deva menghela nafasnya berat.

"Kamu satu satunya teman yang gracia bawa kerumah setelah dua tahun yang lalu" jelas deva

"Gracia berubah dua tahun yang lalu, karena ia ditinggal ibu kandungnya" lanjut deva, sementara shani masih setia mendengarkan penjelasan deva

"Saya benar benar yakin, kamu spesial dari teman teman gracia yang lain" kata deva, shani merasa pipinya menghangat.

"Benar begtu?" tanya deva, shani menggeleng

"Tapi saya gak ngerasa spesial om, saya biasa aja. Yang spesial mah martabak om" kata shani, sementara deva sudah tertawa dengan lelucon yang dibuat shani

Lalu muncul gracia dari arah tangga

"Ayo shan, aku anter ke depan" kata gracia, lalu shani menatap deva dan berpamitan

"Om, shani pulang ya" pamit shani, deva mengangguk

"Hati hati ya shan" lalu dengan cepat gracia menarik tangan shani

----

"Kalo papa aku ngomong sesuatu gak usah didenger" kata gracia

"Loh? Kok gtu? Jatohnya gak sopan dong gre"
"Lagipula papa mu gak bilang sesuatu yang aneh kok" lanjut shani. Gracia hanya mengangguk nganggukan kepalanya.

Kemudian shani teringat sesuatu.

"Mmm, ngomong ngomong, kamu udah gak pake kata lo-gue lagi?" tanya shani hati hati. Gracia menggeleng

"Emangnya gak mau panggilannya jadi aku-kamu?" bukannya menjawab gracia malah berbalik bertanya. Shani jadi salah tingkah

"Yaa bukannya apa apa sih, biasanya kan selama kita temenan kamu pake kata lo gue gre"

Gracia mendekat ke arah shani, semakin dekat dan ya. Gracia sekarang benar benar dihadapan shani. Hanya berjarak beberapa centi.

"Jadi? Harus pcaran dulu kalo pake kata aku-kamu?" wajah shani memerah, ia malu! Sementara gracia sudah menahan senyumnya saat wajah shani memerah tadi.

"Ng-nggak gitu gre maksud aku" jawab shani gelagapan. Ayolah wajahnya masih memerah sampai detik ini.

Gracia mendekatkan wajahnya lagi.

"Yaudah ayo pacaran"

Seperti author dapat nilai tertinggi di ujian nasionalnya. Shani benar benar terkejut.

Entah apa yang shani pikirkan tetapi ia merasa senang disini. Wajahnya pun semakin memerah menahan malu. Jadi dia benar benar dikencani oleh gracia?

Gracia tersenyum, lalu mengacak ngacak rambut shani

"Becanda,jangan baper"

"Hah?" slow respon. Shani tidak mengerti

"Aku becanda, masa iya kita pacaran? Udah sana pulang"
"Makasi udah anter, hati hati dijalan pulang" gracia masuk kedalam rumahnya.

Jadi tadi cuma becanda? Pikir shani.

Senyum yang tadinya merekah, menjadi luntur seketika. Shani bodoh, mana mau gracia dengannya. Tetapi tanpa shani tau, gracia dikamarnya sedang memakai oksigen buatan. Dadanya sesak tatkala ia berkata "ayo pacaran" seperti tadi. Gracia tersenyum kecil.







****


Haduee hari ini TO ( ͡° ͜ʖ ͡°)

Vommentnya guys ( ͡° ͜ʖ ͡°)

Dingin | Shania Gracia, Shani IndiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang