Mission 5

239 28 5
                                    

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Pairing : NaruSaku, MenmaIno

Warning! : AU, OOC, typo, miss typo dan kekurangan lainnya. Don't Like? Don't Read. Please Leave This Page.

Enjoy and Hope You Like It!

.

Light in The Darkness

By Yuki'NF Miharu

Chapter 5

Sebuah tangan terulur mengambil handuk ketika Naruto mematikan shower. Ia mengeringkan tubuh dan helaian rambut kuningnya, lalu keluar dari kamar mandi dan kembali mengenakan seragam. Ia menghela napas sembari menatap seragamnya. Telepon dari Kizashi-san pagi tadi benar-benar membuatnya lupa berganti baju walaupun seragam yang dikenakannya adalah seragam yang baru saja ia ambil dari lemari di barak.

Seusai merapikan penampilannya, Naruto keluar dari kamar tamu yang dipinjami oleh Sakura. Yah, wanita itu benar-benar melarangnya pulang sebelum ia membersihkan diri. Begitu ia hendak turun menuju lantai bawah, ia bisa melihat Sakura yang tengah menghentikan langkah di tangga.

"Apa ada sesuatu di wajahku?" tanya Naruto sambil menaikkan sebelah alis saat melihat tatapan Sakura.

Sakura mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu menggeleng cepat. Ia mendekati Naruto dan mengapit lengan lelaki itu dengan genit. "Kalau kau pakai seragam tentara, kau jadi makin tampan dan gagah, ya."

Naruto sama sekali tak tergoda. Ia bukan lelaki yang hasratnya mudah dirayu. Ia mengalihkan atensinya ke arah lain tanpa memedulikan wanita di sampingnya dan kembali melanjutkan langkah. "Jangan mencoba merayuku," ujarnya lalu melirik Sakura dengan tatapan tajam. "Pasti ada udang di balik tembok."

"Yang benar ada udang di balik batu," koreksi Sakura dan hampir saja terbahak saat mendengar peribahasa Naruto yang salah. "Hei, kemarin kau sudah janji satu hal padaku, kan?"

Sembari melepaskan tangan Sakura yang melingkar di lengannya, Naruto berpikir cukup lama, berusaha mengingat apa yang telah ia janjikan pada wanita berambut musim semi itu. Tak lama kening Naruto mulai berkerut dan akhirnya sepasang iris biru itu melirik Sakura. "Aku sudah janji apa padamu?"

Sakura menepuk keningnya dan menghela napas, lalu melirik Naruto dengan pandangan menusuk.

"Maaf," sahut Naruto tanpa sadar. Mau bagaimana lagi? Ia lupa meskipun janji itu ia ucapkan semalam. Efek memiliki kepribadian ganda membuat ingatannya sedikit terganggu.

"Eh? Jadi kau bisa minta maaf juga?" Sakura menyeringai.

Naruto menyipitkan matanya. "Jangan memulainya, Haruno-san!"

Sakura tertawa sesaat. "Kau bilang ingin membicarakan sesuatu denganku. Apa kau ingin memberitahuku tentangmu?" kata Sakura setelah menyudahi tawanya.

Ah, benar juga. Naruto baru ingat sekarang kalau ada hal yang harus ia beritahu pada wanita di depannya ini. Bagaimanapun juga dirinya saat ini adalah bodyguard yang harus menjaga Sakura dan sudah seharusnya Sakura mengetahui sedikit tentang dirinya. "Ya, kau benar."

"Bagaimana kalau bicaranya di luar?" saran Sakura dengan senyuman lebarnya.

Alis Naruto bertaut. "Kenapa kau senang sekali ke luar?"

Sakura memanyunkan bibir. "Habisnya aku bosan di rumah."

Naruto tampak berpikir. Ia tak bisa menyalahkan Sakura karena nyatanya sendirian itu memang membosankan. Entah kenapa ia merasa simpati pada wanita cantik di depannya ini. Detik itu juga Naruto menggelengkan kepalanya. Lagi-lagi ada yang salah dengan otaknya. Kenapa juga ia harus simpati dengan wanita yang hobi membuat urat kesabarannya hampir putus?

Light in the Darkness [FanFiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang