Prolog

1 2 0
                                    


• Thank You •
Prolog

-oOo-

Udara hari ini tak begitu panas, juga tak begitu dingin, sedang. Aku menatap gegundukan tanah yang telah bertaburan bunga berwarna merah dan putih. Orang orang berlalu lalang pamit lalu pergi meinggalkan jejak. Aleya, orang yang berada di sebelahku menatap nanar gegundukan itu.

"Ayo, pulang! Udah mau hujan." Aku mendengar ucapan itu. Kudongakkan kepalaku menatap langit-langit kelabu, benar, bahwa akan turun hujan.

"Kalau gue gak mau balik, gimana?" Kujawab santai namun sedikit dengan perasaan sendu.

"Udahlah, lo gak boleh terus-terusan kayak gini. Semua orang akan mendapat kejadian kayak dia, dia yang ada dihadapan lo ini. Gak sewajarnya lo bersikap kayak gini di depan dia.

"Sekarang terserah lo, kalo lo mau dia bahagia, ayo pulang dan jangan terlalu berpikiran yang aneh-aneh, tapi kalo lo mau dia sengsara, lo tinggal disini selamanya dan otomatis hal itu buat dia sedih di atas sana." Ujar Aleya yang berhasil membuat jantungku tertikam batu.

Aku menatap kembali gegundukan tanah itu. Suara gluduk mulai saling sambar menyambar. Aku menghembuskan napas dalam, lalu mengeluarkannya perlahan. Satu tetes air berhasil membuatku kembali rapuh. Di dalam sana, dia sudab tenang, bahagia dengan sahabat atau orang orang baru. Kuangguk kepalaku, dan itu keputusan terakhirku.

Selamat tinggal.

a/n :

A EN JE A YE.

welcome and enjoy my first story. account baluuuuuu🎊

mengkritik? boleh, tinggal comment ato dm ue di @avidakusuma (ig yes) ato di wp leh ugha.

cuap-cuap selese.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thank YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang