Vara berjalan cepat meninggalkan Azriel di kursi pajang yang terletak di lorong markas itu.
Sebenarnya Vara hanya menebak-nebak saja jika Azriel mempertanyakan tragedi bioskop itu.
Namun untuk pencegahan rasa malu luar biasa jika ia mempertanyakan soal tragedi bioskop itu, ini merupakan antisipasi yang recomended menurutnya. Walau pastinya Azriel akan menyebutnya wanita aneh, yang lari ketika ia bertanya seperti itu.
Setelah berjalan menyusuri markas, sampailah Vara di tempat istirahat.
Ia langsung mandi, karena beberapa waktu yang lalu aku berurusan dengan sampah.Sampah bau dan menjijikan, jika itu bukan termasuk dalam daftar misi, aku tak akan sudi untuk menyentuh dan memegangnya.
Setelah selesai mandi dan berpakaian. Vara menghabiskan waktunya untuk duduk di kasur lantai dan membaca cerita di Wattpad.
Baginya membaca Wattpat adalah pilihan tepat untuk pengisi waktu namun, lama kelamaan ia juga merasa bosan. Namanya juga manusia.
Dilihatnya jam dinding menunjukan pukul 7 malam.
Tak seru rasanya bila harus berdiam diri di tempat istirahat saja. Tiba-tiba saja Vara ingin berkeliling markas, namun dimana 3 clurut ? Mitha, Nieza dan Nuri Apakah misi pertama mereka belum selesai?."Udah deh dari pada diem disini mending keliling markas, sendiri juga gapapa. Lagian gue juga ga bakal diculik" ia mulai berbicara dengan dirinya sendiri. Setelah itu, ia pun bergegas keluar sana
"Mau kmana lo var?. " suara siapa itu? Itu bukan suara Vara, masak iya hantu? Vara pun menoleh le asal suara itu. Oh, di Zahra si ketua kelas.
"Keliling aja,bosen nih diem disini.""Oh,yaudah tiati lu,inget jam 9 harus dah kesini. Soalnya mulai hari ini mulai jam 9 semua pintu dah dikunci."
"Iyee, bentar aja kok. Ga sampelah tuh jam jam 9."
Vara pun melangkah pergi dari tempat istirahat. Ia berjalan menyusuri markas, hanya berjalan tanpa tau tujuan. berjalan dan berjalan, saat ada belokan ia berbelok,saat terdapat tangga ia naik tangga. Sangat mengejutkan, tak disangkanya ia sampai di rooftop markas ia suka berada di tempat tinggi, tempat tinggi yang aman dan dapat untuk melihat keindahan yang telah dibuat oleh sang pencipta.
"Waw, gilak! Keren. "
Keindahan kota Jakarta, itu yang kulihat. Melihat indahnya kota Jakarta saat malam hari dari atas, itu sangat menakjubkan. Ada lampu-lampu yang bewarna-warni, rumah dan perumahan, gedung-gedung, jembatan berbalut lampu kemerlip, langit gelap yang dipenuhi jutaan Bintang. Sungguh, ini seperti sebuah adegan di film Rapunzel. "Oh my god. "
"Keren ?" Tunggu, suara siapakah itu? Sepertinya tak asing.
"Eh kaget kaget!. " Vara melonjak saking kagetnya melihat Azriel yang sudah ada di sampingnya. Namun sejak kapan? Azriel selalu saja muncul tiba-tiba. Apakah dia itu manusia atau jin?
"Lo..lo kok di sini sih! Kok bis..sa? Ngapain? sejak kapan? Lo tuh bikin kaget gue aja deh! NYEBELIN !." masih dengan ekspresi wajah kagetnya dan sedikit terbata-bata.
"Alay. "
Jawab Azriel singkat dengan ekspresi wajah yang tenang dan datar." WHAT? LO TUH DATANG GAK DIUNDANG!." apa? Alay? Dia menyebut Vara alay?!
"Cewek aneh, aku udah disini dari tadi. Dari sebelum kamu dateng. " Vara hanya ber 'oh' ria
Kenapa bisa ia tak melihat Azriel dari tadi dan malah menyalahkan Azriel karena keterkejutannya sendiri?
"Kamu ngapain kemari?." dia memanggil Vara apa? Kamu? Tak salah?
"Ngasal." gue sakit jantung atau apa sih! Deg degan banget! "Eh, ngapain sih manggilnya pake aku kamu? Lo- gue aja deh lebih enak!."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemeran Utama
Fiksi RemajaKamu tau apa arti dari Cinta, tapi kamu tak bisa menjaga cintamu. Kamu tau apa itu "perjuangan" tapi matamu terlalu buta untuk melihatnya. Terimakasih sudah membuatku tau apa konsekuensi dari Cinta. Terimakasih untukmu wahai Cinta yang menyakitkan...