Tolong aku

196 19 0
                                    

Aku diantar pulang oleh Gion, dia mengendarai mobil. Harus kuakui dia pandai dalam hal apapun. Hanya saja dia terlalu tertutup.

Dan perlu kalian tau Gion bukan sembarang Gion.

Sepanjang perjalanan kami saling diam, ia serius menyetir dan aku hanya memandangi jalan.

"Maaf buat yang tadi" Gion tiba-tiba memulai percakapan.

"Eh?" Aku terkejut.

"Yang tadi gue omongin"

Aku berpikir.

1 menit.

"Ya udah lupain aja kalo lo ga inget"

"OH GUE TAU!!" Aku menjentikkan jariku. Kurasa dia terkejut karena seruanku.

"Yang cara menyayangi?" Aku bertanya dengan hati-hati.

Praktis dia langsung memandangku.
Aku mulai takut. Apa aku salah bicara?

1 detik

2 detik

"Ekhm ya maksud gue lupain aja, gue salah ngomong"

"Kok gue malah jadi pengen ketawa ya, maksud gue seorang Gion yang kaku, pendiem, pinter, jutek, judes, cuek, galak, so' so' an, anak mamih, dan...

Aku tertawa sendiri dan memandang ke sebelahku, Gion. Ternyata sedari tadi ia memandangiku dan aku tidak sadar dia memandangiku dan jangan lupakan

Mobil sudah berhenti dari tadi tepat di depan rumahku.

"Hehe" aku menyeringai malu.

"Lo gak turun?" Dia bertanya dengan nada datarnya.

"Eh? Lo gak masuk dulu?" Tanyaku balik.

"Gue langsung aja"

"Oh oke"

Aku turun dari mobil dan memandanginya hingga lenyap.

Saat aku membuka pintu rumah, kakakku sudah ada di balik pintu hendak keluar sepertinya, karena pakaiannya rapi sekali.

Dia menghembuskan napas. Aku mengernyitkan dahiku tak mangerti.

"Lo ke mana aja? Tau gak semua orang di rumah tuh khawatir sama lo, mama, papa semua nyariin lo" dia memarahiku dengan nada dingin.

"Oh mereka peduli juga sama gue? Gue kira ga peduli"

"Key!" Dia menatapku dengan wajah murka.

Baru kali ini kulihat kakakku, seorang Keza Ransi Dirgantara. Seseorang yang paling kusayang melebihi sayangku kepada orang tuaku sendiri, membentakku, menampakkan wajah marahnya di dapanku.

Miris.

Aku tersenyum miring dan melenggang pergi meninggalkannya masuk ke kamarku.

----

"Keyyyy yaampun gue belom ngerjain pr mtk"

Niva si troublemaker langsung mengambil buku matematika yang baru saja aku keluarkan. Ah mengapa dia tidak mengerjakan tugas di rumah? Mengapa? Aish.

Aku berjalan hendak ke lokerku dan aku melihat Gion duduk dengan earphone yang menggantung di telinganya seperti biasanya sembari membaca buku.

Aku bertindak jail dengan menyabut earphone dari telinganya, tidak ada reaksi berlebihan darinya, perlahan dia menatap ke arahku.

Aku tersenyum sembari mengangkat tangan kananku.

"Halo Gion"

Dia menatapku datar, datar sedatar mungkin, perasaanku mulai tidak enak. Oh ayolah Gion jangan menatapku seperti itu, mata elangnya, menusuk.

Ah sialan. Aku menelan salivaku dengan susah payah dan jangan lupakan, aku menahan napasku. Dan tunggu,

Kurasa kelas menjadi hening. Aku menatap ke sekelilingku, dan tebak! apa yang terjadi?

Mereka memandangiku,
Mereka memandangiku, apa kurang jelas? Mereka me-man-da-ngi-ku, sekali lagi MEREKA MEMANDANGIKU.

Ini kedua kalinya aku menjadi bahan tontonan.

"Kkk-ke-kenapa lo pada ngeliatin gue? Lanjutin aja mainnya" aku bertanya ke pada mereka semua.

"Gila baru kali ini ada yang berani jail ke Gion, pake acara nyapa segala lagi. Boleh juga ya selera lo setelah Reza"

"Cieeeeee"

"Sa ae lo Key"

"Gion ga jomblo lagi nih"

"Ish. Berisik lo pada" aku memandang Gion sebentar, wajahnya masih datar, dan pergi keluar kelas dengan wajah malu.

Sialan, Gion sialan, sial.

Baru saja aku keluar kelas, seseorang menemuiku.

"Eh lo Keyra kan? Lo dipanggil Bu Nani tuh di ruang guru"

"Eh? Kenapa?" Aku mengernyitkan dahiku kebingungan.

"Gue gak tau"

"Oke makasih ya"

Aku menyusuri lorong menuju ruang guru dan aku sempat berpapasan dengan Nadia dan dia tersenyum kepadaku.

Firasatku buruk.

Sesampainya di ruang guru aku langsung mencari-cari keberadaan Bu Nani, guru fisika.

"Permisi, Bu. Ibu manggil saya?"

"Kamu Keyra?"

"Iya bu, ada apa ya?"

"Ini, liat ini" ia menyodorkan sebuah kertas kosong yang hanya tertuliskan nama dan kelas.

"Kamu main main dengan saya? Meremehkan pelajaran saya?! Bagaimana saya memberi nilai kamu kalau tidak ada apa-apa di sini?! Minggu depan kamu tidak boleh mengikuti pelajaran saya! dan nilai kamu langsung nol tanpa remedial!"

"Tapi bu, maaf saya sudah mengisi ulangan bu"

"Ini buktinya, hanya satu kertas kosong bertuliskan nama kamu, dan tidak ada nama kamu lagi di sini"

"Saya tanya, ini tulisan kamu kan?!"

"Ii-i-iy-iya bu, tapi bu.."

"Halah! Sudah, keluar dari ruang guru"

Kesialan apa lagi ini? Bukankah aku sudah susah payah mengikuti ulangan itu? Mengisi soal demi soal dengan sangat amat teliti hingga membuat otakku terasa membesar.

Ah menjengkelkan. Sial.

Aku kembali ke kelas dan langsung duduk di sebelah Niva. Aku memikirkan hal tadi, tentang kejadian yang sangat membuatku marah, aku tidak tahu apa yang terjadi. Jelas-jelas ini bukan salahku.

Tolong aku, apa yang harus aku lakukan, tolong, tolong.

Aku menelungkupkan kepalaku di atas meja, terlelap sebentar, hanya untuk menenangkan diri.

THIS LOVE [The Pain] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang