tak terduga

38 5 0
                                    

Kukirimkan secuil rembulan berbentuk hati kepadamu sebagai bukti cintaku padamu. Semalam aku telah terbang kelangit dan mencuri secuil rembulan yang sudah kubungkus dalam kotak berwarna merah. Aku harap kau mau menerimanya. Dan jika nanti malam ada yang kehilangan rembulan, rembulan itulah yang kukirimkan untukmu. Setelah kau melihat rembulan ini, Kuharap kita dapat bertemu karena aku akan mengungkapkan sesuatu kepadamu.

Julia langsung datang menemuiku dengan perasaan bahagia bercampur sedih yang terlihat dari linangan air mata dipipinya. Entah mungkin itu airmata kebahagiaan. Julia sangat tau kalau jam jam begini aku sangat suka duduk didepan teras rumahku melihat anak anak bermain tanpa beban dengan asiknya.

"Fikar!" Teriak Julia dengan suara setengah menangis.
Aku langsung berdiri dengan perasaan sangat bahagia karena Julia mau menemuiku dan membawa rembulan pemberianku itu dengan airmata yang berlinang.

Aku dan Julia terdiam sambil aku mengusap air mata dipipinya.

"Apakah kau menerima rembulan spesial pemberianku yang mungkin terlihat biasa saya dimata mu ini, Julia?" Tanyaku penuh harap

Julia hanya tersenyum sambil tetap mengeluarkan air matanya. Aku kembali bertanya, sampai akhirnya Julia menjawab

"Maaf Fikar, aku sangat sangat menginginkan untuk jadi orang yang selalu berada disisimu. Tetapi, aku tidak bisa. Akupun sangat mencintaimu sejak dulu. Tapi lusa, aku akan berangkat ke francis untuk meneruskan sekolahku" jawabnya sambil jatuh kepelukanku dan airmatanya tetap berlinang.

Aku yakin kalau Julia pasti hanya bercanda

"Kamu bercandakan Julia? Tetapi apakah kamu tidak bisa menerima ini? Agar saat disana kamu selalu ingat denganku. Apakah kita tidak bisa tetap berhubungan? Kita hanya dipisahkan oleh jutaan kilometer." Aku berkata dengan rasa penuh harapan.

Julia semakin banyak meneteskan air matanya. Dia jatuh kedalam pelukanku. Dan tiba tiba dia berlari pulang dan meninggalkan rembulan nya ditempatku.

***

Setelah beberapa hari, aku mendapatkan kabar kalau julia sudah terbang ke francis. Aku masih tidak menyangka akan hal itu. Aku tidak mood untuk melakukan apapun. Tidak ingin diganggu, aku hanya ingin sendiri.

Namun, setelah aku pikir pikir, jikalau aku begini terus terusan, tidak ada gunanya. Aku harus bangkit, aku harus mencari uang tambahan untuk menyusul Julia ke Francis.

Kuhabiskan waktu ku untuk bekerja. Kukerjakan semua yang aku bisa. Sampai akhirnya aku bisa mendapatkan tiket pulang pergi ke Francis. Aku tidak sabar akan hal itu. Aku sangat bahagia.

***

Hari itupun tiba. Aku akan berangkat ke Francis. Setelah aku menyusun barang aku pergi kebandara dan langsung naik kepesawat setelah check-in.

Disana, aku langsung pergi ke kos kosan Julia yang alamatnya sudah kudapat dari mama Julia di Indonesia untuk langsung menemui Julia. Disana ternyata Julia sedang kuliah kata teman temannya. Aku memutuskan untuk tetap menunggu Julia.

Ternyata, setelah 4 jam menunggu. Julia baru pulang dan langsung saja memelukku. Mungkin, dia juga sudah menyimpan sejuta kerinduan kepadaku dan akupun begitu. Setelah dia melepas pelukannya, aku langsung memberi rembulanku kepadanya. Dia langsung menerimanya dengan rasa sangat bahagia. Aku dan dia akan melaksanakan sisa hidup kami bersama. Inilah yang aku inginkan. Tidak ada suatu hal pun yang sia sia.

Keesokan harinya. Aku akan berangkat pulang karena aku harus bekerja untuk mendapatkan uang yang cukup untuk melaksanakan pernikahan dengan Julia. Setelah kurang lebih aku menunggu 4 tahun. Aku mendapatkan kabar jika Julia sudah balik ke Indonesia. Aku langsung mengatakan ini ke orang tuaku untuk langsung melakukan pelamaran. Orang tuaku langsung setuju, karena umurku sudah cukup juga untuk memiliki anak. Hehehe..

**

Hari inipun tiba. Hari dimana prosesi lamaran akan berlangsung. Aku dan orang tuaku langsung kerumah Julia. Namun, semua nya hancur. Bibirku terkunci bagai digembok oleh 1000 gembok. Badanku mendingin. Harapan ku pupus. Penantianku selama ini tidak ada gunanya. Ternyata Julia sudah memiliki pasangan hidup untuk mendampinginya. Aku tidak bisa berkata apa apa, Julia mendatangiku dan meminta maaf padaku.

"Fikar, maafkan aku, aku tidak bermaksud" jawabnya sambil menangis

"Sudah sudah, sudah aku maafkan kok. Tidak apa apa, aku harap kamu bahagia dengan lelaki pilihanmu itu dan anak yang ada dalam kandunganmu. Aku akan tetap bahagia jika kamu bahagia. Tapi, tetaplah simpan rembulan pemberianku itu. Maaf jika tidak seberapa bagimu, dan maaf jika hanya itu yang dapat aku beri padamu. Namun, ingatlah rasa sayangku takkan hilang untukmu. Aku akan mengingat hal ini selama lamanya dalam hidupku" ucapku mencoba untuk menegarkan diri.

"Terima kasih atas doa yang kau beri fikar. Aku minta maaf. Dan semoga kau mendapat wanita yang lebih baik dariku. Dan aku berjanji untuk tetap menyimpan rembulan pemberianmu" jawabnya dengan irama menenangkan

Ya walaupun itu tidak cukup menutupi rasa sedihku. Aku harus berusaha untuk tetap kuat menahan air mata dan harus tegar. Tidak ada gunanya jika aku berlarut larut dalam kesedihan ini. Aku sadar kalau wanita yang selama ini kutunggu telah bahagia dengan lelaki pilihannya. Aku harus bangkit walaupun aku sudah jatuh beribu kali. Dan karena itulah orang merasakan kesuksesan. Dan ingatlah kalau tulang rusukmu takkan tertukar

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kukejar dia dengan rembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang